Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

RI Surplus Perdagangan 50 Bulan Berturut-turut sejak Mei 2020, Begini Penjelasan BPS

BPS mengumumkan neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus hingga 50 bulan beruntun sejak Mei 2020.

15 Juli 2024 | 14.58 WIB

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti saat konferensi pers mengenai Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Produk Domestik Bruto) triwulan I 2024, Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2024, dan Indeks Ketimpangan Gender 2023 di Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Aisha Shaidra
Perbesar
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti saat konferensi pers mengenai Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Produk Domestik Bruto) triwulan I 2024, Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2024, dan Indeks Ketimpangan Gender 2023 di Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Aisha Shaidra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus hingga 50 bulan beruntun sejak Mei 2020. Adapun surplus perdagangan yang dibukukan di periode Juni 2024 sebesar US$ 2,39 miliar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan surplus dagang per Juni 2024 berasal dari nilai transaksi ekspor sebesar US$ 20,84 miliar, serta impor sebesar US$ 18,45 miliar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika dirinci berdasarkan kontribusi surplus sektoral, ekspor migas di bulan Juni 2024 sebesar US$ 1,23 miliar, dan ekspor nonmigas mencapai US$ 19,06 miliar. Adapun untuk impor migas di periode serupa tahun lalu mencapai US$ 3,27 miliar, serta impor nonmigas sebesar US$ 15,2 miliar.

Amalia menyatakan surplus yang diperoleh dari transaksi perdagangan sektor nonmigas sebenarnya lebih tinggi, yakni US$ 4,43 miliar. Meski begitu, keuntungan itu tereduksi oleh defisit perdagangan sektor migas sebesar US$ 2,04 miliar.

"Selama Januari–Juni 2024 sektor migas mengalami defisit US$ 10,11 miliar, namun masih terjadi surplus pada sektor nonmigas US$ 25,55 miliar, sehingga secara total mengalami surplus US$ 15,44 miliar," ujar Amalia, Senin, 15 Juli 2024, seperti dikutip dari Antara.

Lebih lanjut, ia mengatakan tiga negara penyumbang surplus terbesar bagi neraca perdagangan RI di periode Juni 2024 yakni India sebesar US$ 1,47 miliar, Amerika Serikat US$ 1,21 miliar, serta Filipina US$ 694 juta.
 
Sedangkan negara dengan penyumbang defisit terdalam bagi neraca dagang Indonesia di periode yang sama yaitu Cina US$ 693,4 juta, Australia US$ 331,1 juta, dan Thailand US$ 327,8 juta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus