Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah melemah ke level 15.619 per dolar AS pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis, 15 Desember 2022. Pelemahan rupiah seiring dengan menguatnya indeks dolar AS yang menguat 0,22 persen ke 103.640 menyusul pengumuman bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang kembali mengerek suku bunga sebesar 50 basis poin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Data Bloomberg menunjukkan rupiah melemah 0,17 persen atau 26 poin ke level 15.592 per dolar AS meski sebelumnya sempat melemah 45 poin. Tak hanya rupiah, Yuan Cina dan dolar Hong Kong masing-masing melemah 0,24 persen dan 0,01 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, Rupee India dan Ringgit Malaysia melemah 0,15 persen dan 0,43 persen. Won Korea juga melemah sebesar 0,61 persen. Sedangkan Yen Jepang menguat 0,40 persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, indeks dolar AS langsung menguat usai The Fed menaikkan suku bunga 50 basis poin. Keputusan bank sentral tersebut direspons oleh pasar dengan memprediksi era kebijakan suku bunga tinggi bakal dipertahankan lebih lama.
“Pasar mengharapkan suku bunga AS mencapai puncaknya di bawah 5 persen pada Mei tahun depan, lebih rendah dari yang telah dipandu oleh The Fed,” kata Ibrahim dalam riset harian, Kamis, 15 Desember 2022.
Adapun faktor internal yang turut mempengaruhi rupiah adalah lembaga pemeringkat internasional Fitch Rating juga kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia (RI) pada BBB (investment grade) dengan outlook stabil, pada 14 Desember 2022.
Meski begitu, kata Ibrahim, Fitch memberikan beberapa catatan yaitu penerimaan pemerintah yang masih rendah. Selain itu ada sejumlah indikator struktural seperti indikator tata kelola, yang relatif lebih rendah dibandingkan negara-negara lain pada peringkat yang sama.
Selain itu, menurut Ibrahim, neraca perdagangan barang yang masih mengalami surplus di November turut mempengaruhi nilai tukar rupiah. Hal tersebut mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah yang baik serta rasio utang Pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang rendah.
"Dan ini menunjukkan keyakinan kuat pemangku kepentingan internasional terhadap stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia yang tetap terjaga,” tutur Ibrahim.
Dengan sejumlah sentimen itu, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah masih akan berfluktuasi besok. "Kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang 15.600 - 15.650 per dolar AS," ucapnya.
BISNIS
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.