Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Rupiah Loyo dalam Penutupan Perdagangan Akhir Pekan, Rp 16.260 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 81 poin ke level Rp 16.260 per dolar AS dalam penutupan perdagangan hari ini.

19 April 2024 | 17.28 WIB

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dolar Amerika Serikat menguat dalam perdagangan akhir pekan, Jumat, 19 April 2024. Nilai tukar rupiah ditutup melemah 81 poin ke level Rp 16.260 per dolar AS. Pada perdagangan hari sebelumnya, rupiah ditutup pada level Rp 16.179 per dolar AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi kurs rupiah baru akan menguat pada penutupan perdagangan Senin pekan depan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Mata uang rupiah fluktuatif, namun akan ditutup menguat di rentang Rp 16.210 sampai Rp 16.300," katanya pada Jumat sore, 19 April 2024.

Menurut Ibrahim, penguatan dolar salah satunya didorong oleh data AS yang menunjukkan bahwa perekonomian negara tersebut masih kuat. Federal Reserve kemungkinan akan menunda penurunan suku bunga pertamanya sejak tahun 2020 hingga akhir tahun ini, ditambah pula dengan memanasnya konflik Iran-Israel.

Gejolak antara Iran dan Israel pun saat ini menjadi fokus perhatian, setelah dilaporkan adanya ledakan di Iran. Salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah ledakan di kota Isfahan, di dekat beberapa fasilitas nuklir Iran.

Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia atau BI memastikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tetap terjaga. BI menegaskan, ekonomi Indonesia termasuk salah satu negara emerging market yang kuat dalam menghadapi dampak global akibat ketidakpastian penurunan Fed Fund Rate (FFR) dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Hal tersebut, kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, ditopang oleh kebijakan moneter dan fiskal yang pruden serta terkoordinasi erat.

"Untuk memperkuat ketahahan eksternal dimaksud, komitmen kuat Bank Indonesia untuk stabilisasi nilai tukar menjadi bagian penting. Demikian pula pengelolaan aliran portofolio asing yang ramah pasar," katanya.

Sebagai trik mengantisipasi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, BI akan melakukan sejumlah langkah. Seperti di antaranya menjaga kestabilan rupiah melalui menjaga keseimbangan supply-demand valuta asing di pasar melalui triple intervention, khususnya di pasar spot dan Domestic Non-deliverable Forward.

Selain itu, BI akan meningkatkan daya tarik aset rupiah untuk mendorong capital inflow. Misalnya melalui daya tarik Sekuritas Rupiah Bank Indonesia dan hedging cost, serta berkoordinasi dan berkomunikasi dengan stakeholder terkait.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus