Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Rupiah Melemah Jadi Rp 15.423,5 per Dolar AS Sore Ini

Nilai tukar rupiah sore ini ditutup melemah tipis 1,5 poin di level Rp 15.423,5 per US$.

29 Agustus 2024 | 17.47 WIB

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mata uang rupiah melemah 1,5 poin dalam penutupan perdagangan hari ini Kamis, 29 Agustus 2024. Nilai tukar rupiah sore ini ditutup di level Rp 15.423,5 per US$. Pada penutupan perdagangan Rabu kemarin, kurs rupiah ditutup menguat di level Rp 15.422 per dolar AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS lebih kuat terhadap mata uang lainnya karena investor fokus pada data inflasi utama dari ekonomi terbesar di dunia. "Untuk mendapatkan petunjuk tentang besarnya potensi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada September," kata dia dalam analisis rutin pada Kamis. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, kata Ibrahim, para pedagang juga menunggu pendapatan dari raksasa chip kecerdasan buatan Nvidia, yang telah memicu kegilaan di Wall Street dan sekitarnya dalam beberapa tahun terakhir. Dolar juga sensitif terhadap pergerakan di pasar ekuitas tahun ini. "Komentar dovish terbaru dari Federal Reserve memperkuat ekspektasi untuk penurunan suku bunga pada September, yang menjadi pertanda baik bagi pasar saham."

Menurut dia, fokus pasar pekan ini adalah pada data Produk Domestik Bruto AS dan data indeks harga personal consumption expenditures (PCE) untuk isyarat ekonomi lainnya.

"Pasar memperkirakan peluang sekitar 63,5 persen untuk pemangkasan suku bunga AS sebesar 25 basis poin pada September dan peluang 36,5 persen untuk pemangkasan sebesar 50 basis poin, menurut alat CME FedWatch," ujar Ibrahim.

Selanjutnya: Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) meyakini kurs rupiah....

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) meyakini kurs rupiah tahun 2025 bakal menguat di rentang Rp 15.300 hingga Rp 15.700 per dolar AS. Kisaran ini jauh lebih optimistis dibanding proyeksi Menteri Keuangan yang berada di level Rp 16.100 per dolar AS. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, proyeksi rupiah tersebut sesuai dengan kondisi fundamental RI saat ini. “Tentu saja dengan asumsi tidak ada kondisi geopolitik atau kondisi lain yang bisa memberikan tekanan-tekanan pada nilai tukar pada 2025,” kata Perry dalam rapat dengan Komisi XI DPR di Senayan, Rabu, 28 Agustus 2024.

Hingga akhir tahun ini, BI memprediksi nilai tukar bakal berada pada rentang Rp 15.700-16.100 per dolar AS. BI optimistis, kurs akan terus menguat, salah satunya karena cadangan devisa yang meningkat. Per akhir Juli, posisi cadangan devisi tercatat US$ 145,4 miliar dan disebut lebih dari cukup untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan volatilitas global masih membayangi perekonomian RI, sehingga prediksi nilai tukar dikoreksi. “Meskipun month-to-date terjadi apresiasi rupiah sebesar 5 persen, sehingga sekarang pada level di bawah 16.000,” kata Sri Mulyani di DPR.

Target tersebut, menurut Sri Mulyani, menunjukkan kehati-hatian pemerintah. Proyeksi nilai tukar juga akan berdampak pada postur baik penerimaan, belanja dan pembiayaan. “Maka, kami mencari titik yang bisa menjaga fiskal dan memberi ruang fiskal dan moneter terjaga,” ujar Sri Mulyani.

ILONA ESTHERINA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus