Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Tekanan Berlanjut hingga Ramadan

Lonjakan harga pangan memicu kenaikan inflasi pada Februari 2024. Peningkatan inflasi diperkirakan berlanjut selama Ramadan. 

5 Maret 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Peningkatan inflasi diperkirakan berlanjut hingga Ramadan dan Idul Fitri mendatang.

  • Inflasi pada April diperkirakan menembus 3-3,5 persen.

  • Pemerintah menambah kuota impor beras menjadi total 3,6 juta ton.

JAKARTA - Lonjakan harga komoditas pangan strategis menyebabkan kenaikan inflasi pada Februari 2024. Peningkatan inflasi ini diperkirakan berlanjut hingga Ramadan dan Idul Fitri mendatang. Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan tekanan inflasi masih akan dipicu oleh harga komoditas pangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Inflasi pada Ramadan biasanya lebih tinggi dibanding pada bulan sebelumnya. Jika pada Februari inflasi bulanan sebesar 0,37 persen, pada Maret diperkirakan sekitar 0,5 persen,” ujarnya kepada Tempo, kemarin.

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat, 1 Maret 2024, inflasi bulanan Februari 2024 mencapai 0,37 persen dan inflasi tahunan sebesar 2,75 persen. Komoditas pangan, terutama beras, merupakan komoditas yang paling dominan memberikan sumbangan inflasi. BPS mencatat inflasi tahunan pangan bergejolak (volatile food) mencapai 8,47 persen.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Data pada Panel Harga Badan Pangan Nasional kemarin menunjukkan harga beras premium terus meningkat selama sepekan terakhir. Begitu pula dengan harga kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai rawit merah, serta daging ayam ras. Sedangkan harga beras medium bergerak naik-turun dengan tren meningkat. 

Baca Juga Infografiknya:

Faisal menyebutkan inflasi pangan yang bergejolak dipicu oleh beberapa faktor. “Di antaranya mobilisasi pembelian beras besar-besaran oleh berbagai pihak, termasuk untuk keperluan kampanye Pemilu 2024 dan musim panen yang mundur,” ujarnya. 

Musim panen 2024 diproyeksikan baru dimulai pada Maret ini, dengan waktu pengolahan dari gabah menjadi beras selama dua hingga tiga bulan ke depan. Kementerian Pertanian menargetkan produksi beras dari panen Maret sebanyak 3,54 juta ton dan April 4,9 juta ton.      

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menuturkan tingginya harga beras masih akan berlangsung selama dua bulan mendatang. “Risiko inflasi dalam jangka pendek masih akan berlanjut akibat El Nino yang diperparah oleh peningkatan angka permintaan selama Ramadan dan Lebaran,” ujarnya. 

Ia menjelaskan, El Nino menyebabkan produksi beras pada 2023 turun 1,4 persen dibanding pada 2022. Akibatnya, pasokan di pasar langka yang akan diperparah oleh peningkatan angka permintaan selama Ramadan dan Idul Fitri. Ia pun memprediksi inflasi tahunan Maret masih berada di bawah 3 persen. Namun inflasi tahunan April diperkirakan menembus 3-3,5 persen. Selanjutnya inflasi akan menurun pada paruh kedua 2024. 

"Terlepas dari risiko inflasi jangka pendek, kami memperkirakan inflasi 2024 secara keseluruhan berada di kisaran 3 persen, sejalan dengan target BI  yang sebesar 1,5-3,5 persen." 

Petani memanen padi di Desa Penganjang, Kecamatan Sindang, Indramayu, Jawa Barat, 4 Maret 2024. ANTARA/Dedhez Anggara

Kenaikan Harga Beras Belum Terbendung 

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim mengakui, berdasarkan pantauan pada Ahad, 3 Maret lalu, kenaikan harga beras masih terjadi di pasar-pasar tradisional. Meski demikian, ia memastikan kenaikannya tidak setinggi sebelumnya.

Menurut dia, pemerintah sudah memasok beras ke pasar-pasar induk,  seperti Cipinang;,Jakarta, dan Johar, Karawang, dengan cadangan pangan pemerintah (CPP). “Sejak CPP digelontorkan, harga di pasar induk sudah turun, tapi dari pasar induk ke tradisional butuh waktu,” katanya dalam sebuah forum diskusi di Jakarta, kemarin.

El Nino, Isy mengimbuhkan, telah membuat masa tanam pada akhir 2023 mundur dan menghambat produksi beras dalam negeri, khususnya beras premium. Strategi jangka pendek yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi komoditas pangan, ucap dia, adalah menambah subsidi pupuk dan menjalankan program pompanisasi. 

Kementerian Perdagangan juga menambah kuota impor beras sebanyak 1,6 juta ton di luar kuota impor yang sudah ditetapkan sebelumnya sebanyak 2 juta ton. Karena itu, Isy optimistis harga beras tidak akan melambung lagi karena pemerintah memiliki cadangan yang siap dikucurkan.

Mengenai komoditas pangan lain, dia mengungkapkan, masih banyak yang bergantung pada impor. Contohnya adalah kedelai yang mengandalkan impor sebesar 90 persen. “Bawang putih juga masih mengandalkan impor hampir 100 persen, tapi pemerintah punya program wajib tanam (bagi importir bawang putih).”

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Rachmat mengklaim, pada masa panen Maret 2024, terdapat potensi produksi beras sebanyak 3,54 juta ton. "Hasil panen masih berpeluang bertambah melalui peningkatan indeks pertanaman, peningkatan produktivitas, dan perluasan area tanam,” katanya kepada Tempo, kemarin. Kementerian Pertanian juga akan terus menggenjot penyaluran bantuan benih, subsidi pupuk, dan asuransi bagi petani.  

Mustari memeriksa tanaman padi di lahan miliknya setelah terendam banjir lebih dari sepuluh hari di Desa Cangkring B, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, 23 Februari 2024. ANTARA/Aji Styawan

Laju Inflasi di Tengah Penurunan Daya Beli

Mohammad Faisal mengatakan kenaikan inflasi yang disebabkan oleh lonjakan harga komoditas pangan ini terjadi di tengah penurunan daya beli masyarakat selama beberapa bulan terakhir. Penurunan daya beli ini terlihat dari beberapa indikator, seperti pelemahan inflasi inti, penurunan impor barang konsumsi, pertumbuhan indeks penjualan riil retail yang tipis, maupun penurunan penjualan kendaraan bermotor. 

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat penjualan sepeda motor domestik pada Januari 2024 sebanyak 592.658 unit, turun 3,7 persen sejak Januari 2023 yang mencapai 615.416 unit. Penjualan mobil bahkan tenggelam lebih dalam. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil pada Januari 2024 hanya sebanyak 69.619 unit atau turun 26,1 persen dari Januari 2023 yang sebanyak  94.270  unit.

Faisal menambahkan, indikator lainnya adalah upah riil yang secara rata-rata menurun. Upah riil pekerja menggambarkan daya beli dari pendapatan atau upah yang diterima. Berdasarkan data BPS, upah nominal harian buruh tani nasional pada 2022 meningkat 0,22 persen, sedangkan upah riil menurun 0,73 persen.

Namun Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional Rachmi Widiriani menyatakan program bantuan sosial yang diberikan pemerintah sudah mampu menahan laju inflasi dan meningkatkan daya beli konsumen. “Penyaluran bantuan pangan ternyata berdampak menahan laju inflasi,” katanya, kemarin. Ia menegaskan, pemerintah akan melanjutkan pemberian bantuan pangan hingga Juni 2024.

Rachmi juga menjamin stok beras untuk periode Ramadan dan Lebaran 2024 aman. Saat ini, tutur dia, pemerintah mengantongi cadangan beras sebanyak 1,2 juta ton. Di samping itu, pemerintah sudah menyiapkan cadangan komoditas pangan lain yang akan dilepas kepada masyarakat mendekati momen Lebaran. “Kami akan menggiatkan gelar pangan murah di tiap kabupaten dan kota untuk menstabilkan harga,” ujarnya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus