Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir mengatakan Gedung Sarinah yang semula identik dengan department store akan segera bertransformasi menjadi pusat usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM. Perombakan konsep bisnis tersebut direncanakan berjalan dalam rentang waktu satu tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sudah siap menyambut wajah baru Sarinah? Transformasi Sarinah harus terealisasi dalam mendukung kemandirian dan pengembangan produk lokal,” tutur Erick melalui akun Instagram pribadinya, Rabu, 19 Agustus 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Erick mengatakan potensi UMKM di Indonesia yang menjadi salah satu sektor penopang perekonomian terbesar bisa digenjot dengan empat langkah. Pertama, UMKM harus meningkatkan kualitas produk secara desain, proses, dan penyaluran bahan bakunya.
Saat ini, Kementerian BUMN telah bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM untuk memberikan pelbagai pelatihan bagi pelaku usaha di sektor tersebut. Langkah kedua, akses pasar bagi UMKM harus dibuka, baik pasar tujuan dalam maupun luar negeri.
Ketiga, UMKM mesti mendapatkan akses pembiayaan. Salah satunya melalui bantuan pemerintah yang disalurkan lewat kredit di Himbara.
Keempat, pemerintah dan perusahaan BUMN akan mendukung terserapnya produk-produk lokal melalui peningkatan TKDN atau tingkat komponen dalam negeri. “ Apalagi kalau masyarakat Indonesia juga punya dukungan produk lokal dalam kehidupan sehari-hari, tentu itu lebih impact full,” tutur Erick Thohir.
Erick berharap, pengembangan Sarinah yang akan mengedepankan sektor UMKM ini dijalankan dengan konsep kolaborasi. “UMKM harus disukseskan sedemikian rupa sehingga tujuan Sarinah melakukan transformasi dan kolaboratif ini akan terasa dampaknya,” ucapnya.
Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika Agung Budi Waskito menargetkan pemugaran Gedung Sarinah akan kelar pada 17 Agustus 2021. Renovasi ini membutuhkan anggaran Rp 500 miliar dan working capital senilai Rp 200 miliar.
"Mudah-mudahan bisa diresmikan tepat tahun depan. Kami siap merenovasi Gedung Sarinah dengan disiplin dan konsisten," tutur Agung.
Pengerjaan gedung akan melibatkan 400 pekerja yang seluruhnya berusia di bawah 45 tahun. Di tengah pandemi, Agung berharap proyek renovasi berjalan sesuai lini-waktu yang telah ditetapkan.
Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati menjelaskan, pemugaran pusat perbelanjaan tertua di Indonesia ini telah dikonsultasikan dengan tim ahli cagar budaya agar tidak menghilangkan nilai sejarah gedung. Nantinya, Sarinah juga akan memiliki spot-spot budaya yang justru akan menampilkan sisi historis gedung, seperti museum hingga amfiteater.
"Sejarah jadi satu edukasi yang bisa dikaitkan dengan gerakan lokalitas sehingga mereka (pengunjung) makin kenal budaya dan mencintai produk lokal," tutur Fetty.
Sarinah akan bertransformasi menjadi pusat ekosistem bisnis berbasis komunitas yang mengunggulkan produk-produk lokal. Dalam rancangan pemugarannya, Sarinah akan memiliki empat fokus bisnis. Keempatnya adalah pusat retail bagi toko-toko UMKM, kuliner, serta toko bebas bea masuk; pusat perdagangan produk UMKM yang menciptakan jalur distribusi ekspor dan impor; pusat digital; dan properti.