Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut berkomentar terkait polemik anggaran pertemuan tahunan IMF-World Bank di Pulau Bali yang mencapai Rp 855 miliar. Menurut SBY, Badan Pemerika Keuangana atau BPK juga bisa mengaudit apakah terjadi pemborosan dalam penentuan anggaran tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Biar tidak jadi fitnah dan hoax," tulis SBY dalam akun twitternya @SBYudhoyono, pukul 12.00 WIB, Senin, 8 Oktober 2018. Hingga pukul 15.00 WIB, cuitan SBY ini telah di-retweet sebanyak 233 kali dan dikomentari 74 kali.
SBY juga mengatakan bahwa DPR bisa meminta penjelasan kepada pemerintah terkait adanya kritikan bahwa biaya perhelatan IMF-World Bank ini terlalu besar. Di sisi lain, menurut SBY pemerintah bisa berikan penjelasan dan klarifikasi yang gamblang dan transparan. "Negara kita memiliki sistem dan tatanan yang baik jika ada perselisihan," ujarnya.
Sebelumnya, polemik mencuat terkait dana Rp 855 miliar untuk pertemuan IMF-World Bank 2018. Pemerintahan Joko Widodo dinilai melakukan pemborosan dan tak memperhatikan kondisi Indonesia yang tengah mengalami bencana.
Mantan Menteri Keuangan era SBY, Chatib Basri pun mengklarifikasi bahwa benar pemerintah SBY yang mengajukan diri sebagai tuan rumah. Akan tetapi, keputusan soal anggaran ditentukan setelah Oktober 2015, di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Jika tak setuju, kata Chatib, Jokowi juga punyak hak menolak bahkan membatalkan pertemuan ini sebelum Oktober 2015 tersebut.
SBY menambahkan, acara yang dinilai tak sensitif terhadap suasana duka seperti bencana, bisa saja dibatalkan atau dikurangi. "Hal begitu biasa dalam perhelatan internasional," kata presiden yang pernah mendirikan Bali Democracy Forum ini, acara berskala internasional yang juga diadakan di Pulau Bali, sejak 10 tahun lalu.
Akan tetapi SBY tetap menyampaikan bahwa mungkin persiapan dan perencanaan pertemuan ini sudah matang sehinga tidak bisa ditunda lagi. Jika itu alasannya, maka SBY meminta pertemuan ini dijadikan sebagai forum solidaritas. "Termasuk fundraising untuk bantu rakyat yang terkena bencana," tuturnya.