Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Kontraktor kereta cepat sudah menyambung 5.850 batang rel.
Pembangunan jalur kereta cepat menghadapi tantangan geografis.
Pembengkakan biaya kereta cepat mencapai US$ 1,9 miliar.
JAKARTA – Pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung mulai memasuki babak akhir. Sekretaris Perusahaan PT Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC), Mirza Soraya, mengatakan para kontraktor sedang merampungkan pembangunan rel hingga akhir tahun ini, sembari menyiapkan operasi perdana kereta berkecepatan 350 kilometer per jam tersebut. “Rel yang dibutuhkan untuk trase Jakarta-Bandung sudah tiba seluruhnya dari Cina,” kata dia, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jalur kereta cepat sepanjang 142,3 kilometer akan melintasi stasiun Halim Perdanakusuma, Karawang, Walini, Padalarang, dan Tegalluar. Rute ini membutuhkan 11.805 batang rel. Sebagian besar rel, kata Mirza, sudah berada di Depo Tegalluar, Kabupaten Bandung. Hingga 20 September lalu, kontraktor sudah menyambung 5.850 batang rel menjadi 585 batang, masing-masing sepanjang 500 meter. Pemasangan batang rel yang sudah tersambung akan disesuaikan dengan pembuatan track slab atau landasan rel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jaringan rel itu akan segera terhubung dengan tiga stasiun transit, yaitu Padalarang di Bandung Barat, Karawang, serta Halim Perdanakusuma. “Untuk mempercepat pembangunan, kami menambah alat, titik kerja, dan shift karyawan,” tutur Mirza.
Pembuatan bantalan kereta cepat Indonesia China di unit mobile concrete slab track wika beton, Cikampek, Jawa Barat, 23 September 2021. Tempo/Tony Hartawan
Dia mengakui pembangunan konstruksi menghadapi tantangan geografis di beberapa titik. Pembangunan konstruksi yang menyangkut sub-grade, jembatan, maupun terowongan selalu dievaluasi secara berkala dengan konsorsium kontraktor. “Persinyalan dan listrik juga sudah disiapkan.”
Kepala Seksi Pengembangan Jaringan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Awang Meindra, menyebut terowongan kereta sebagai konstruksi rumit yang belum dipahami banyak tenaga ahli lokal, sehingga tak bisa diselesaikan secara singkat.
Desain terowongan baru itu juga dipakai untuk beberapa proyek strategis, seperti mass rapid transit (MRT) Jakarta; jalur kereta Kebasen dan Notog di Banyumas, Jawa Tengah; serta jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu). “Dari hitungan kasar, biaya pekerjaannya bisa 6-10 kali lipat dibanding jalur at grade (jalur di permukaan tanah),” kata dia, kemarin.
Karena besarnya kebutuhan investasi dan kompetensi personel, tak banyak kontraktor Indonesia yang menyanggupi pengerjaan rel terowongan. “Masih perlu pedoman teknis yang lebih lengkap untuk penggunaan ruang bawah tanah,” kata Awang. “Misalnya membangun terowongan 10 meter di bawah pegunungan atau bahkan di dasar lintasan sungai.”
Rampungnya konstruksi di 237 titik menandakan bahwa proyek kereta cepat yang dibangun sejak Juni 2018 itu sudah mencapai 78,86 persen. Saat menunjukkan sejumlah titik pengerjaan prasarana kereta cepat kepada Tempo, Kamis lalu, Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi memastikan target pengoperasian perdana pada akhir 2022 belum berubah. Jadwal itu pun sebenarnya tertunda setahun dari rencana awal akibat lambatnya pembebasan lahan, diperparah oleh hambatan mobilitas karyawan karena pandemi Covid-19.
Pambangunan jalur kereta cepat Indonesia China di Casting Yard 1 dk 28, Cikarang, Jawa Barat, 23 September 2021. Tempo/Tony Hartawan
Pada awal bulan ini, dia mengungkapkan sejumlah rencana untuk menangkal tambahan beban keuangan proyek strategis nasional ini. “Kami menekan biaya pada tahapan yang belum berjalan, seperti operational and maintenance (OM) readiness,” tutur Dwiyana.
Hambatan pembebasan lahan juga menimbulkan pembengkakan nilai atau cost overrun US$ 1,9 miliar. KCIC dan konsorsium pemilik saham kereta cepat juga menghadapi potensi kekurangan biaya saat pengoperasian perdana atau cash deficiency, sebagai buntut kebutuhan investasi yang membengkak.
Anggota Komisi Badan Usaha Milik Negara Dewan Perwakilan Rakyat, Andre Rosiade, sempat meminta penyelidikan mendalam sebagai syarat masuknya penyertaan modal negara (PMN) 2022, sebesar Rp 4,1 triliun, ke dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Dalam rencana awal, kereta cepat seharusnya tak menyerap sepeser pun kas negara. Namun belakangan pemerintah akhirnya turut mengasup modal. “Ini bisa jadi persoalan panjang meski rezim sudah berganti nanti, saya minta ada audit investigasi,” katanya.
VINDRY FLORENTIN | YOHANES PASKALIS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo