Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Kecelakaan beruntun pesawat B737-Max8 dalam lima bulan terakhir berdampak negatif pada Boeing Co. Para pelanggan produsen pesawat Amerika Serikat tersebut meminta adanya negosiasi ulang terhadap kesepakatan pembelian pesawat yang sudah terjalin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PT Lion Mentari Airlines, misalnya, telah meminta adanya penundaan kedatangan lima unit tambahan yang dijadwalkan datang dalam waktu dekat. "Sementara kami sampaikan menunda kedatangan dulu," ujar Direktur Manajer Lion Group, Daniel Putut, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mengatakan entitasnya memang sejak awal menginisiasi adanya renegosiasi setelah pesawat Lion Air JT 610 jatuh pada akhir Oktober 2018. Daniel memastikan kontrak kesepakatan transaksi 222 unit pesawat 737-Max Series-terdiri atas Max8, Max9, dan Max10-dengan mahar US$ 22 miliar kini dalam status dibekukan sementara.
Selain Lion Air, maskapai pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, sedang mengupayakan pengurangan pemesanan tipe Boeing 737-Max8. Garuda telah menjalin kesepakatan pembelian hingga 50 unit pesawat sejenis secara bertahap. Kendati begitu, Direktur Utama Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, mengatakan rencana pengurangan telah lama disiapkan. "Alasannya komersial," ucapnya.
Dari luar negeri, Menteri Urusan Ekonomi Malaysia, Azmin Ali, menuturkan pemerintahnya sudah meminta Badan Dana Kesejahteraan Malaysia-semacam badan usaha milik negara di Indonesia-meninjau kembali kesepakatan pembelian 25 unit pesawat tersebut. "Ini untuk keselamatan dan keamanan maskapai," tuturnya.
Begitu pula Ethiopian Airlines yang menyatakan takkan ragu-ragu menghentikan pembelian unit baru pesawat tersebut jika sudah menemukan penyebab pasti kecelakaan, yang menewaskan 157 penumpang dan awak ET 302, Ahad lalu.
Di luar persoalan kesepakatan pembelian, kecelakaan ini cukup berimbas pada perdagangan saham Boeing. Saham Boeing sepanjang perdagangan Senin lalu, waktu Amerika Serikat, sempat jeblok 50 poin dari US$ 422,42 menjadi US$ 371,4. Hingga akhirnya, menjelang penutupan, saham sedikit pulih di angka US$ 399,78.
Sejak dipasarkan pada 2017, Boeing telah menjual lebih dari 370 unit pesawat jenis 737-Max8. Pelanggannya antara lain 47 maskapai dari seluruh dunia. Kepala Eksekutif Boeing, Dennis Muilenburg, pun berkomitmen akan membantu penyelidikan investigasi kecelakaan hingga tuntas. "Pesawat ini sudah menyelesaikan ratusan ribu penerbangan dengan aman," kata dia, yang dikutip dari surat elektronik internal Boeing, seperti yang dilansir laman Reuters.
Karena kejadian ini pula, Boeing menunda uji coba pesawat terbaru jenis 777X di hadapan publik. Muilenberg juga berkomitmen akan melayani semua pertanyaan dari para pelanggan Boeing.
Sejumlah otoritas penerbangan, seperti Cina, Indonesia, Etiopia, Inggris, Argentina, hingga Korea Selatan, memerintahkan maskapai di negara tersebut tak menerbangkan pesawat ini hingga ada hasil investigasi dari Etiopia. Bahkan Singapura dan Australia melarang total kedatangan dan keberangkatan Boeing 737-Max8 di wilayah udaranya. "Kami juga akan melakukan hal serupa jika perkembangannya terjadi temuan yang memang membahayakan," kata Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | REUTERS | BBC | NIKKEI | ANDI IBNU
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo