Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Setelah B20 Diluncurkan, Defisit Migas Berkurang Separuh

Jokowi berjanji akan menggenjot bauran minyak kelapa sawit dalam program Biodiesel 20 persen alias B20 menjadi B100

19 Februari 2019 | 18.11 WIB

Presiden Jokowi (kedua kanan) didampingi Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah (ketiga kanan) dan Walikota Bengkulu Helmi Hasan (kanan) meninjau kawasan permukiman nelayan tepi air di kampung nelayan Sumber Jaya, Bengkulu, Jumat, 15 Februari 2019. Peninjauan juga untuk memastikan prioritas terhadap penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur yang flexibel terhadap kebutuhan masyarakat sekitar. ANTARA/David Muharmansyah
Perbesar
Presiden Jokowi (kedua kanan) didampingi Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah (ketiga kanan) dan Walikota Bengkulu Helmi Hasan (kanan) meninjau kawasan permukiman nelayan tepi air di kampung nelayan Sumber Jaya, Bengkulu, Jumat, 15 Februari 2019. Peninjauan juga untuk memastikan prioritas terhadap penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur yang flexibel terhadap kebutuhan masyarakat sekitar. ANTARA/David Muharmansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden inkumben Joko Widodo alias Jokowi berjanji akan menggenjot bauran minyak kelapa sawit dalam program Biodiesel 20 persen alias B20 menjadi B100. Janji itu disampaikan dalam Debat Capres kedua di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Minggu, 17 Februari 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami ingin sedang menuju B100, agar 30 persen dari total produksi kelapa sawit Indonesia masuk ke biofuel, ini sudah rigid dan jelas agar kita tidak ketergantungan akan impor BBM,” kata dia.

Program B20 telah diluncurkan Jokowi sejak 1 September 2019, lalu seperti apa dampaknya pada neraca perdagangan migas Indonesia?

Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat, 15 Februari 2019, baru saja merilis data ekspor impor Indonesia sepanjang Januari 2019. Dari data itu, impor migas (Minyak Mentah, Hasil Minyak, dan Gas) ternyata terus menurun. Dari US$ 2,29 miliar pada September 2018 menjadi US$ 1,69 miliar pada Januari 2019.

Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas Indonesia ternyata terus berkurang sejak semenjak program Biodiesel 20 persen alias B20 diluncurkan pada 1 September 2019. Jika pada September 2018 defisit mencapai US$ 1 miliar, maka pada Januari 2019 hanya tercatat US$ 45 juta saja atau berkurang hampir separuhnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pun pada hari yang sama mengklaim bahwa penurunan ini terjadi karena dampak program B20. “Artinya kebijakan B-20 ada pengaruhnya terhadap neraca perdagangan migas,” kata Darmin di Gedung Kemenko Perekonomian.

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus