Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Shell Hengkang, Pertamina dan Petronas Siap Jalankan Proyek Blok Masela

Luhut mengatakan PT Pertamina (Persero) telah bersepakat akan mengakuisisi Blok Masela dengan menggandeng perusahaan migas Malaysia yakni Petronas.

9 Mei 2023 | 18.35 WIB

Blok Masela. antaranews.com
Perbesar
Blok Masela. antaranews.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pemerintah untuk mengakuisisi Lapangan Abadi Blok Masela tinggal beberapa tahap lagi. Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, PT Pertamina (Persero) saat ini sudah sepakat membentuk konsorsium untuk menjalankan proyek minyak dan gas tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Luhut mengatakan PT Pertamina (Persero) telah bersepakat akan mengakuisisi Blok Masela dengan menggandeng perusahaan migas asal Malaysia yakni Petronas dan membentuk konsorsium. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Masela kami finalisasi dengan Petrnonas. Jadi Petronas oleh SKK Migas sudah saya bicarakan itu, jika harganya sudah cocok segara berikan, tahun ini bisa kerja," kata Luhut ditemui di acara Hilirisasi dan Transisi Energi Menuju Indonesia Emas di The Westin Jakarta, Selasa 9 Mei 2023. 

Luhut menjelaskan, tidak ada kendala soal proses pembelian participating interest (PI) ini, hanya saja proses tawar menawar harga di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memakan waktu yang lama. 

"(Kendala) Nggak ada, soal harga aja di SKK Migas, Pertamina sudah happy. Jadi pada dasarnya berada di jalur yang baik," kata Luhut. 

Blok Masela merupakan tambang minyak dan gas yang berada di sekitar Laut Aru dan telah dieksplorasi sejak 1998. Kepemilikan saham terbesar proyek itu dimiliki oleh perusahaan asal Jepang bernama Inpex Corporation sebagai operator dengan kepemilikan saham 65 persen dan Shell Upstream Overseas Services sebesar 35 persen. 

Namun belakangan, Shell tiba-tiba memutuskan untuk melepas sahamnya di proyek tersebut, sehingga pemerintah berupaya untuk membeli participating interest (PI) milik Shell tersebut.  

Namun, pengembangan Blok Masela membutuhkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sangat besar, diestimasikan mencapai US$ 20 miliar. Maka akan sulit jika single investor mengembangkan blok ini tanpa mitra shareholder.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Ade Ridwan Yandwiputra

Lulusan sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957. Memulai karier jurnalistik di Tempo sejak 2018 sebagai kontributor. Kini menulis untuk desk hukum dan kriminal

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus