Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bali - Pelaksana Tugas Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Mohammad Kemal, mengatakan pihaknya belum banyak berbicara soal potensi industri minyak dan gas bumi (migas) di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kantor kita sendiri juga bukan salah satu yang terbawa ke IKN. Karena kan pasti sulit sekali untuk memindahkan industri sebesar ini ya,” ujar Kemal di sela-sela acara 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, pada Jumat, 25 November 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pemerintah berencana memindahkan ibu kota ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. IKN Nusantara dibangun bertahap hingga 2045.
Kemal menjelaskan, saat ini pihaknya masih berfokus mencapai target memproduksi minyak 1 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD) dan produksi gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030. Menurut dia, industri migas memerlukan partisipasi aktif dari pelaku domestik dan internasional untuk membuka potensinya di Indonesia.
SKK Migas Masih Kejar Target Investasi
Selain mengejar target produksi minyak, sampai akhir 2022, SKK Migas mengejar capaian investasi hulu senilai US$ 13,2 miliar atau setara dengan Rp 206,7 triliun (kurs Rp 15.644 per dolar). Kemal mengaku optimistis target tersebut bisa tercapai.
“Target investasi tahun ini kan kita sekitar US$ 13,2 miliar kita cukup optimis sih, itu artinya meningkat lebih dari 20 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ucap dia.
Kemal mengatakan target tahun ini lebih besar. Biasanya, SKK Migas menargetkan investasi antara US$ 10-11 miliar. Sementara itu pada tahun depan, target investasi itu kembali naik menjadi US$ 14 miliar. Dia berharap ke depan, investasi di hulu migas bisa terus terkerek.
“Untuk meningkatkan investasi ini memang yang paling penting adalah kita memerlukan dukungan dari para stakeholders,” Kata Kemal.
Adapun dari acara The 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022, SKK Migas mengungkapkan ada 28 kesepakatan komersial yang ditandatangani--yang di antaranya juga berkaitan dengan investasi. Perjanjian itu akan menghasilkan lifting minyak dan kondensat sebesar 265 ribu barel per hari serta perkiraan total lifting gas bumi sebesar 390 miliar british thermal unit (TBTU).
Kesepakatan tersebut mencakup sepuluh dokumen yang berisi Prosedur Election Not To Take in Kind (ENTIK). Ini merupakan perjanjian yang mengatur tugas dan tanggung jawab antara SKK Migas dan Kontraktor KKS sebagai Penjual Minyak Mentah dan Kondensat bagian Negara.
Serta, 18 dokumen perjanjian jual-beli gas bumi (PJBG), amandemen PJBG, heads of agreement (HoA), serta memorandum of understanding (MoU) untuk gas pipa, LNG, dan LPG antara penjual dan pembeli.
"Potensi penerimaan mencapai US$ 2,3 miliar,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto usai penandatanganan di Bali, Jumat, 25 November 2022.
Penandatanganan kontrak itu, kata Dwi, tidak hanya menghasilkan kesepakatan. Namun yang terpenting, kata dia, adalah mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Minyak mentah dan kondensat yang terjual seluruhnya akan disuplai untuk kebutuhan domestik.
Sementara itu, gas yang terjual sebagian akan dipasok ke pabrik pupuk dan petrokimia di Sumatera Selatan dan Sulawesi Tengah untuk pengembangan industri di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Tengah, serta mendukung kelistrikan di PLN.
Sedangkan LPG dari Sumatera Selatan rencananya akan dipasok untuk kebutuhan dalam negeri. “Ini menunjukkan komitmen hulu migas dalam menjaga ketahanan energi nasional,” kata Dwi.
Baca: Rancangan Masa Depan Jakarta Setelah IKN: Provinsi dengan Gubernur Tanpa Wali Kota dan Bupati
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini