Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Sokong Makan Bergizi Gratis, Kementan Siapkan Pekarangan Pangan hingga Impor Susu 1,8 Juta Ton

Kementerian Pertanian (Kementan) mempersiapkan dua program untuk mendukung makan bergizi gratis yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Apa saja?

25 Oktober 2024 | 14.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) mempersiapkan dua program untuk mendukung makan bergizi gratis yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Dua program itu yakni program pekarangan pangan bergizi serta peningkatan produksi susu dan daging.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Makan bergizi gratis bagus banget programnya dan Kementan harus mengambil peran,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman lewat keterangan tertulis, Kamis, 24 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Amran menjelaskan, makan bergizi gratis dapat disokong mulai dari tingkat rumah tangga melalui program pekarangan pangan bergizi. Pemerintah mendorong masyarakat membudidayakan tanaman pangan di pekarangan mereka, seperti sayur-sayuran atau umbi-umbian. Mereka juga dapat ternak ayam, bebek, hingga lele di pekarangan.

Lewat program ini, setiap rumah dapat menyuplai kebutuhan gizi, seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan lainnya dari tanaman yang mereka budidayakan. Untuk mendukung skema ini, Amran mengatakan instansinya akan membagikan benih dan bibit unggul kepada setiap rumah tangga.

Amran mengungkapkan, rumah tangga di Indonesia berjumlah 70 juta. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan rata-rata belanja rumah tangga setiap bulannya sebesar Rp 2 juta atau total belanja rumah tangga seluruh Indonesia adalah Rp 1.400 triliun per tahun. Menurut Amran, pekarangan pangan bergizi dapat berpotensi mengurangi belanja rumah tangga tersebut.

Lewat program pekarangan pangan bergizi, Amran optimistis makan bergizi gratis dapat mendorong pergerakan ekonomi di perdesaan. Ia mengatakan, pangan yang diproduksi di pekarangan dapat disuplai ke sekolah hingga rumah makan. Karena itu, politikus cum pengusaha ini meminta program ini tak hanya dilihat sebagai makan bergizi, tapi sekaligus merupakan penggerak ekonomi di pedesaan.

Amran mengingatkan, pemenuhan kebutuhan protein tidak hanya bergantung pada susu. Menurut dia, tubuh tidak bisa membedakan mana susu, ayam, atau telur. Tubuh hanya mengetahui ketiganya merupakan sumber protein. Meski begitu, salah satu menteri terkaya di Kabinet Merah Putih ini mengatakan Kementan berupaya menjalankan program peningkatan produksi susu dan daging sapi.

Untuk meningkatkan upaya produksi, Kementan menggaet investor serta mengatur regulasi impor sapi perah. Amran mengaku telah mengundang investor dari Vietnam. Investor itu berani memproduksi susu 1,8 juta ton. Jumlah hampir separuh dari kuota impor sebesar 3,7 juta ton. "Kami mau kawal,” ujar bapak dari Andi Amar Ma'ruf Sulaiman, politikus Partai Gerindra itu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus