Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Sri Mulyani Bicara Perekonomian Dunia Sedang Tidak Baik-baik Saja, dari Inflasi Stubborn hingga Aging Society

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa saat ini dunia sedang tidak baik-baik saja, terutama dari segi ekonomi.

30 Mei 2024 | 20.17 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama jajarannya menyampaikan konferensi pers APBN KiTa edisi Mei 2024 di Jakarta, Senin 27 Mei 2024. Berdasarkan data Kementerian Keuangan APBN mengalami surplus Rp75,7 triliun atau 0,33 persen dari produk domestik bruto (PDB). TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama jajarannya menyampaikan konferensi pers APBN KiTa edisi Mei 2024 di Jakarta, Senin 27 Mei 2024. Berdasarkan data Kementerian Keuangan APBN mengalami surplus Rp75,7 triliun atau 0,33 persen dari produk domestik bruto (PDB). TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali menjelaskan saat ini dunia sedang tidak baik-baik saja, utamanya dalam segi ekonomi. Dia menuturkan penyebab kondisi ini antara lain tingkat inflasi, suku bunga acuan yang naik, ketegangan geopolitik hingga aging society.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurut dia, persoalan inflasi membuat bank sentral AS mau tidak mau harus menaikkan suku bunga. The Fed menaikkan suku bunga 500 basis poin. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sama seperti tubuh yang sehat, kalau tiba-tiba kita dihadapkan pada suatu shock, entah itu angin yang sangat keras, suhu AC yang terlalu dingin atau kita di padang pasir kena matahari terlalu besar, pasti badan sakit. Ekonomi juga sama, dengan shock kenaikan 500 basis poin, ekonomi pasti melemah," katanya dalam seminar Nasional Jesuit Indonesia di Jakarta pada Kamis, 30 Mei 2024.

Kondisi inilah yang disebut Sri Mulyani menyebabkan banyaknya ekonomi dari tahun 2022 hingga 2024, bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja. Pasalnya, efek dari syok tersebut akan mulai terasa, menyebabkan pelemahan ekonomi. 

"Ini baru satu sisi dari sisi yang disebut kenaikan inflasi yang menyebabkan kenaikan suku bunga, dan ternyata inflasinya itu stubborn atau keras kepala. Tetap aja gak mau turun-turun. Perangnya tetap jalan, namun inflasi tidak segera turun." 

Di sisi lain, tensi geopolitik juga makin meningkat. Ketegangan yang terjadi, kata Sri Mulyani berimbas pada hubungan kerja sama yang retak. "So, the world is tidak baik-baik saja, karena masalah geopolitik. Seolah-olah masalah tidak cukup kompleks dengan dua hal ini," tuturnya.

Hal lain yang menjadi sorotan bagi Sri Mulyani adalah aging society atau penuaan penduduk. Dia menjelaskan bila proporsi jumlah penduduk suatu negara yang usianya di atas 65 tahun sudah melebihi 10 atau 15 persen, itu artinya masyarakat di negara tersebut mulai aging. Aging society ini, kata Sri Mulyani akan memberatkan perekonomian dunia.

"Banyak negara tetangga kita sudah aging secara sangat cepat. Singapura sudah lebih dari satu dekade meminta supaya perempuan mau menikah dan punya anak. Bahkan, ada paket kebijakan negara untuk pacaran, untuk honeymoon gitu."

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus