Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Semarang - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa orang yang menyebut Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai Menteri Pencetak Utang adalah orang yang tidak paham ekonomi makro. "Kalau ada kita yang menyampaikan itu ya mungkin belum ngerti masalah ekonomi makro," kata Jokowi di GOR Jatidiri Semarang, Jawa Tengah, Ahad, 3 Februari 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jokowi mengatakan, semua dunia tahu bahwa Sri Mulyani adalah kebanggaan Indonesia. Sebab, kata Jokowi, Sri Mulyani dinobatkan sebagai menteri keuangan terbaik di Asia Pasifik, bahkan terbaik di dunia. "Masuk sebagai penghargaan dan internasional. Semua orang menghargai kok. Semua orang hormat pada Bu Sri Mulyani," ujarnya.
Sri Mulyani telah mendapat gelar menteri keuangan terbaik di dunia. Gelar itu didapat Sri Mulyani oleh majalah keuangan internasional The Banker, Rabu, 2 Januari 2019. Penghargaan diberikan antara lain karena Sri Mulyani masih mampu menjaga perekonomian negara di tengah berbagai bencana dan tragedi di 2018.
The Banker merupakan majalah keuangan internasional yang berkantor pusat di London. Majalah ini juga merupakan sumber utama data dan analisis dalam industri keuangan dan perbankan.
Sebelumnya, calon presiden 02 Prabowo Subianto mengusulkan penggantian nama Menteri Keuangan itu karena data menunjukkan nilai utang Indonesia terus bertambah banyak dari tahun ke tahun. "Utang menumpuk terus, kalau menurut saya jangan disebut lagi lah ada Menteri Keuangan, mungkin Menteri Pencetak Utang," kata Prabowo di acara Deklarasi Nasional Alumni Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia untuk Pemenangan Prabowo-Sandi di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Timur, Sabtu, 26 Januari 2019.
Prabowo menyebut menteri keuangan saat ini, yakni Sri Mulyani, gemar dan bangga mencetak utang. Namun, kata dia, yang disuruh membayar utang orang lain.