Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Good Doctor mengalami peningkatan permintaan obat-obatan hingga lima kali lipat.
Halodoc menambah jumlah dokter pada layanan telekonsultasi untuk pasien Covid-19.
Bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk menyediakan obat-obatan gratis.
JAKARTA – Masyarakat ramai memanfaatkan aplikasi telemedicine untuk memenuhi kebutuhan obat karena lonjakan jumlah kasus Covid-19 varian Omicron. PT Good Doctor Technology Indonesia atau platform Good Doctor, misalnya, mengalami peningkatan permintaan obat-obatan, seperti antivirus, vitamin, dan obat penghilang gejala, sekitar lima kali lipat dibanding biasanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Managing Director Good Doctor, Danu Wicaksana, mengatakan, sebagai langkah antisipasi, Good Doctor selalu memastikan ketersediaan stok obat-obatan utama melalui kerja sama dengan apotek mitra. "Kami melakukan perencanaan permintaan lebih awal dengan apotek mitra. Kami juga aktif mencari mitra potensial baru lainnya," ujar Danu kepada Tempo, kemarin. Seiring dengan lonjakan jumlah kasus yang cepat, Good Doctor pun memilih memprioritaskan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) serta sejumlah kota lain dengan angka penularan Covid-19 yang besar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di tengah membeludaknya pesanan obat, kata Danu, pelayanan terus dioptimalkan, termasuk dengan menyiagakan tim layanan pelanggan untuk menerima keluhan dan masukan dari pelanggan selama 24 jam. "Kami memberikan kewenangan kepada tim customer service membuat prosedur pemesanan ulang bagi pelanggan yang pesanannya dibatalkan oleh apotek, misalnya, karena stok obat tiba-tiba habis."
Tak hanya mengalami peningkatan pesanan obat, Good Doctor juga mencatat kenaikan signifikan pada layanan konsultasi kesehatan secara daring. Dibanding pada Desember 2021, terjadi peningkatan 30 kali lipat pada layanan konsultasi ihwal kasus infeksi saluran pernapasan atas dan Covid-19. "Konsultasi kasus yang terkait dengan Covid-19 memberikan kontribusi hampir 40 persen dari seluruh kasus, yang mayoritasnya menunjukkan gejala ringan atau tanpa gejala," ucap Danu.
Dia merinci, sebanyak 6 persen konsultasi merupakan orang tanpa gejala, 80 persen orang dengan gejala ringan, dan 14 persen harus dirujuk ke fasilitas kesehatan karena memiliki komorbiditas, kategori orang lanjut usia, atau memiliki faktor risiko lain yang memerlukan pemeriksaan lanjutan. "Kami juga telah melengkapi tim kami dengan tenaga kesehatan yang cakap dan menambah kapasitas saat terjadi peningkatan jumlah kasus Omicron," kata Danu.
Pasien Covid-19 mengakses pilihan layanan telemedicine saat melakukan isolasi mandiri di rumahnya, Jakarta, 11 Februari 2022. TEMPO/Nita Dian
Lonjakan jumlah pesanan obat terkait dengan Covid-19 juga dialami aplikasi Halodoc. Vice President Government Relations & Corporate Affairs Halodoc, Adeline Hindarto, menuturkan peningkatan yang terjadi cukup signifikan sehingga Halodoc terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk apotek dan penyedia layanan obat lainnya. "Kami juga menambah jumlah mitra dokter pada layanan chat telekonsultasi pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri," ujarnya.
Adeline menjelaskan, khusus penanganan Covid-19, terdapat dua mekanisme yang dapat dipilih masyarakat. Pertama, konsultasi mandiri yang dapat dilakukan semua pengguna platform kapan pun dari seluruh Indonesia, dengan pembiayaan konsultasi dan obat dilakukan secara mandiri oleh pengguna. Kedua, program "Isoman" Kementerian Kesehatan. Dalam program ini, Halodoc bertindak sebagai salah satu platform penyedia layanan telemedicine yang memberikan dukungan obat gratis kepada masyarakat yang membutuhkan.
"Untuk program ini, paket obat dan vitamin diberikan secara gratis oleh Kementerian Kesehatan melalui jaringan Kimia Farma. Paket obat tersebut diantar oleh SiCepat ke rumah."
Berbeda dengan konsultasi mandiri, dalam program Isoman, pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19, yang telah melakukan tes PCR di fasilitas kesehatan atau laboratorium yang terafiliasi dengan sistem New All Record (NAR), akan mendapat pesan pendek WhatsApp dari Kementerian Kesehatan.
Adapun jenis paket obat yang disediakan pemerintah terdiri atas dua paket. Paket pertama untuk orang tanpa gejala, yang berisi multivitamin C, B, E, dan zink sebanyak 10 tablet. Paket kedua untuk orang bergejala ringan, yang berisi multivitamin C, B, E, dan zink sebanyak 10 tablet; favipiravir 200 mg 40 kaplet; molnupiravir 200 mg 40 kaplet; dan parasetamol tablet 500 mg jika dibutuhkan.
"Apabila pasien membutuhkan obat atau multivitamin lain sesuai dengan gejala yang dibutuhkan di luar paket obat gratis, pasien dapat membelinya secara mandiri di Halodoc," ucap Adeline.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Azhar Jaya, menuturkan pemerintah mengoptimalkan pemberian obat gratis untuk mendukung masyarakat yang terinfeksi tanpa gejala dan bergejala ringan melakukan isolasi mandiri. Salah satu alasannya adalah mencegah penuhnya fasilitas kesehatan.
Pemerintah, kata Azhar, ingin agar hanya pasien dengan gejala sedang, berat, dan kritis yang dirawat inap. "Program Isoman Kementerian Kesehatan merupakan CSR platform-platform telemedicine untuk membantu pemerintah. Pemanfaatan serta pengiriman obat melalui aplikasi tersebut juga terus meningkat," ujarnya.
GHOIDA RAHMAH
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo