Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Damri menjajaki rute bus kota feeder dengan berbagai operator angkutan.
Layanan bus kota feeder masih dibutuhkan masyarakat urban.
Damri memiliki peluang besar seiring dengan beroperasinya jalan tol baru.
JAKARTA — Perusahaan Umum (Perum) Damri berupaya menggali peluang pasar pengguna jasa dari berbagai simpul transportasi, seperti bandara dan stasiun kereta perkotaan. Caranya, kata Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis Perum Damri, Sandry Pasambuna, dengan menjajaki kerja sama pembukaan rute bus feeder atau pengumpan. “Kami selalu berkomunikasi dengan perusahaan lain untuk membuka trayek baru,” kata dia, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Sandry, digitalisasi tiket bus Damri memperbesar daya tawar saat hendak menjalin kemitraan dengan perusahaan lain. Dengan tiket elektronik dan transaksi online, armada bus kota feeder Damri lebih mudah menyatu dengan moda angkutan lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Damri mengejar peluang trayek feeder bandara dengan PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero), feeder kapal feri dengan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), serta feeder stasiun dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Sandy mengatakan ada peluang kerja sama dengan pengelola kereta cepat Jakarta-Bandung. “Atau nanti saat ada stasiun kereta rel layang (LRT),” ujar dia.
Damri juga memperluas jaringan penjualan tiket lewat gerai Indomaret. Target penjualannya 10 ribu tiket tahun ini. “Perusahaan menargetkan sedikitnya bisa meraup 30 persen transaksi dari 18.271 gerai Indomaret,” demikian pernyataan Damri, Rabu, 12 Januari lalu. Tiket yang dijual di Indomaret seharga Rp 80-150 ribu. Pemasaran tiket melalui aplikasi DAMRI Apps pun diperkuat.
Kode pembayaran digital diletakkan di dekat bus Damri di Gorontalo, 4 Desember 2021. ANTARA/Adiwinata Solihin
Pengamat angkutan dari Universitas Katolik Soegijapranata sekaligus Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, mengatakan Damri bisa menyeimbangkan frekuensi layanan bus kota feeder dan bus jarak jauh. “Peluang pasarnya bertambah karena banyak jalan tol baru,” kata dia.
Djoko menyarankan Damri mengejar penumpang pada jam sibuk yang tak terlayani moda angkutan lain. Sebelum pandemi Covid-19, kata dia, masih ada 4-5 penerbangan pukul enam pagi dari Bandara Ahmad Yani di Semarang, Jawa Tengah. Saat ini, pesawat terbang paling awal terbang pukul sembilan pagi. “Penumpang penerbangan pagi akan mencari moda angkutan darat, biasanya kereta kalau individual atau grup kalau pergi rombongan,” kata dia. “Di situ Damri punya peluang.”
Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), Rizal Edy Halim, mendesak penambahan jaringan feeder Damri di lokasi padat penumpang. “Idealnya, moda transportasi publik harus saling terhubung, bukan saling bersaing,” kata dia.
Direktur Operasi II PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Pundjung Setya Brata, mengatakan rencana pengembangan angkutan antarmoda di lantai dasar Stasiun LRT Harjamukti di Cibubur. Jika kereta ringan senilai Rp 23,3 triliun itu bisa beroperasi pada kuartal ketiga tahun ini, perlu moda pendukung untuk membawa penumpang. “Bisa terhubung dengan bus Damri, tapi harus dibahas dengan pemerintah daerah dulu,” ujar dia.
YOHANES PASKALIS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo