Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Gojek berencana merilis GoCorp sebagai layanan perjalanan bisnis.
Perusahaan cenderung ingin memastikan pegawainya tetap aman selama dalam perjalanan.
Grab berfokus pada layanan utama dengan dukungan diversifikasi bisnis.
JAKARTA – Menghadapi situasi yang tidak menguntungkan bagi industri transportasi, perusahaan transportasi daring alias ride hailing mengembangkan berbagai inovasi supaya bisa bertahan di tengah pandemi. Chief Transport Officer Gojek Group Raditya Wibowo mengatakan perusahaan harus beradaptasi agar tetap diterima masyarakat. Dalam waktu dekat, kata dia, Gojek bakal merilis GoCorp sebagai layanan perjalanan bisnis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Raditya menjelaskan, perusahaan yang tidak lagi menerapkan kerja dari rumah memiliki kecenderungan untuk memastikan pegawainya tetap aman selama dalam perjalanan. Dengan GoCorp, ujar dia, perusahaan dapat memberikan tunjangan perjalanan bisnis karyawan. Jika perusahaan sudah mendaftar di GoCorp dan akun karyawan masuk ke daftar, pembayarannya bisa langsung ditagih ke rekening perusahaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Awalnya memang berfokus pada transportasi. Tapi ke depannya akan masuk ke seluruh layanan Gojek, baik untuk GoFood, Gosend untuk kirim dokumen kantor, dan lainnya,” tutur Raditya dalam konferensi virtual, kemarin.
Berdasarkan data internal Gojek, perjalanan menuju hub transportasi publik menjadi salah satu destinasi utama sepanjang 2020. Untuk itu, kata dia, Gojek juga mengembangkan fitur GoTransit agar perjalanan konsumen menjadi lebih efisien. Nantinya fitur tersebut dilengkapi dengan rute terintegrasi, perbandingan harga moda, estimasi waktu total perjalanan, hingga jadwal operasional transportasi publik.
Raditya menambahkan, Gojek juga mengembangkan sistem pembayaran parkir atau tol nontunai. Konsumen yang membayar memakai GoPay bisa sekaligus membayar tarif parkir atau akses jalan tol. Selain itu, Gojek menawarkan fitur untuk menjadwalkan pesanan Goride dan Gocar. Dengan begini, konsumen tidak perlu memesan secara manual jika selalu bepergian pada jadwal yang telah ditentukan.
“Lalu ada fitur simpan alamat. Ini arahnya untuk personalisasi karena kebanyakan orang titiknya itu-itu saja, dari rumah ke kantor, dan lain-lain,” tutur Raditya.
Adapun Grab Indonesia berfokus pada layanan utama dengan dukungan diversifikasi bisnis, misalnya memperkuat layanan GrabFood dan GrabExpress. Selain itu, Grab telah meluncurkan dua layanan baru, yaitu GrabMart dan GrabAssistant untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan sehari-hari di rumah. “Hal ini untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan serta memberikan mitra pengemudi peluang menghasilkan pendapatan,” ujar juru bicara Grab Indonesia.
Grab Indonesia juga mengembangkan layanan telemedicine GrabHealth, bekerja sama dengan Good Doctor; serta layanan asuransi Hospital Cash Cover, bekerja sama dengan asuransi Simas Jiwa. Sebagai perusahaan teknologi yang bisnisnya terdiversifikasi, Grab memfokuskan strategi bisnisnya ke berbagai layanan, misalnya layanan pengantaran barang dan makanan. “Sebagai super-app, kami akan terus berinovasi untuk terus mendukung serta memenuhi kebutuhan para mitra,” tuturnya.
Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia, Harya S. Dillon, berujar bahwa sebanyak 45 persen pengguna transportasi publik juga menggunakan transportasi daring sebagai solusi first dan last mile ekosistem transportasi perkotaan. Sebanyak 66 persen pengguna aktif transportasi publik berharap tetap akan menggunakan transportasi publik ketika pandemi berakhir. “Prioritas pemulihan transportasi publik itu akan high-tech, low-touch. Semakin banyak menggunakan aplikasi dan semakin berkurang kontak fisik,” kata Harya.
Karyawan swasta menggunakan aplikasi pemesanan ojek online melalui telepon selulernya di Jakarta, 14 Januari 2021. TEMPO/Imam Sukamto
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance, Bhima Yudhistira Adhinegara, menuturkan pemulihan ekonomi sektor ride hailing masih butuh waktu. Menurut dia, bisnis ini tak serta-merta langsung pulih meski pandemi Covid-19 mereda. “Khususnya untuk antar-jemput penumpang, ini bisnis yang pulih paling lambat,” tutur Bhima.
Meski diterpa isu serius perihal kondisi pendanaan untuk bertahan, Bhima mengimbuhkan, diversifikasi layanan seperti pesan-antar makanan masih menjadi penopang perusahaan transportasi daring. Dia menilai tren penggunaan segmen layanan ini akan terus naik selama masih ada penerapan pembatasan mobilitas masyarakat dan tingginya jumlah kasus Covid-19 harian.
“Pesan-antar makanan yang akan bisa menopang, ditambah dengan diversifikasi usaha di sektor keuangan,” kata dia. Selain itu, ia melanjutkan, menjajal bisnis bukan inti akan menjadi salah satu strategi untuk bertahan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo