Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen. Sejauhmana dampak kenaikan suku bunga cicilan dan permintaan KPR atau kredit pemilikan rumah?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Peningkatan suku bunga acuan ini akan berdampak kepada suku bunga KPR," kata konsultan properti Syarifah Syaukat pada Tempo, Selasa, 24 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Syarifah menuturkan, Indonesia masih memiliki indeks pertumbuhan harga residential yang positif hingga saat ini. Tapi, kata dia, diperkirakan peningkatan suku bunga akan memberikan pengaruh terhadap pelemahan permintaan KPR.
Ihwal rentang waktu perbankan menaikkan cicilan KPR, Syarifah menjawab, "Simulasi KPR berlaku pada masing-masing bank penyedia KPR."
Menurut Syarifah, kenaikan suku bunga juga akan berpengaruh terhadap stagnansi permintaan hunian. Ihwalnya, daya beli masyarakat belum pulih kembali setelah pandemi Covid-19.
"Kondisi ini juga diperkirakan akan berdampak terhadap kemungkinan penyesuaian KPR yang sedang berjalan," tutur Senior Research Advisor Knight Frank Research ini.
Rata-rata suku bunga KPR pada Agustus adalah 8,25 persen
Sebelumnya diberitakan, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M Rizal Taufikurrahman memprediksi sektor properti mengalami tren turun naik pada 2024, meski ekonomi Indonesia tumbuh positif 5,17 persen pada triwulan II 2023.
Menurut Rizal, faktor yang paling kuat pengaruhnya disebabkan oleh resesi ekonomi global dan kenaikan suku bunga acuan.
“Sehingga membuat perbankan lebih selektif dalam memberikan pinjaman pembiayaan, termasuk KPR dan KPA,” kata Rizal di Jakarta, Rabu, 18 Oktober 2023.
Berdasarkan data Bank Indonesia, rata-rata suku bunga KPR pada Agustus adalah 8,25 persen. Angka ini meningkat dari rata-rata suku bunga KPR pada Juli 2023 yang sebesar 7,50 persen.
“Tumbuh positif sebesar 5,17 persen itu didorong oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga tapi di sisi lain (suku bunga) juga naik, ya, jadinya lebih selektif utama di perkotaan (Pulau Jawa),” ujar dia.
AMELIA RAHIMA SARI | ANTARA