Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - MarkPlus Institute, bagian dari konsultan marketing MarkPlus Inc. melakukan survei mengenai perubahan perilaku masyarakat terhadap industri asuransi di era new normal. Hasilnya, persepsi masyarakat terhadap pentingnya produk asuransi mengalami penurunan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pada survei pertama Mei 2020, sebanyak 52 persen dari 105 responden menyatakan produk asuransi sangat penting. Pada survei kedua pada September 2020, angkanya turun menjadi 36 persen dari total 115 responden.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Tapi secara menyeluruh, masyarakat masih mengganggu penting," kata Analis Bisnis dari MarkPlus Institute Andre Steawan dalam acara Webinar MarkPlus Industry Roundtable, Selasa, 8 September 2020.
Dari 115 responden survei kedua, sebanyak 76 persen memiliki asuransi kesehatan, asuransi jiwa 62 persen, hingga asuransi kendaraan 32 persen. Mereka mayoritas atau 41 persen secara ekonomi adalah upper-middle class dengan pengeluaran Rp 3 sampai Rp 4 juta per bulan.
Andre menilai penurunan persepsi terhadap asuransi ini kemungkinan terjadi karena sejumlah sebab. Salah satunya dari produk asuransi kesehatan karena masyarakat sudah terbiasa dengan Covid-19.
Selain itu, ada juga kemungkinan dari isu vaksin yang sudah hampir ditemukan. Sehingga, masyarakat menilai proteksi terhadap kesehatan bukan menjadi hal yang sangat penting.
Dari survei ini juga, MarkPlus melihat kelompok yang paling mengalami penurunan persepsi "sangat penting" terbesar terhadap produk asuransi adalah usia 25 sampai 34 tahun. Dari 47 persen menjadi 37 persen.
Sebaliknya, persepsi di kelompok usia 44 tahun ke atas justru naik. Dari 15 persen menjadi 37 persen. "Ini bisa jadi karena usia di atas 44 tahun paling rentan terkena Covid-19," kata Andre.
Selanjutnya, survei ini juga menemukan ada 34 persen responden yang belum memiliki produk asuransi. Alasan terbesar adalah kondisi keuangan yang belum mencukupi yaitu 54 persen.
Tapi, Andre menilai yang terjadi adalah minimnya edukasi terhadap produk asuransi. Sebab, produk asuransi saat ini bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing.
Terakhir yaitu soal saluran promosi produk asuransi. Pada survei pertama, mayoritas media yang digunakan oleh perusahaan asuransi untuk menjual produk mereka adalah email 77 persen. Pada survei kedua, MarkPlus menemukan bahwa 52 persen responden lebih memilih pembelian tatap muka.
Maka dari hasil survei ini, MarkPlus menyimpulkan penurunan persepsi terhadap produk asuransi memang terjadi. Akan tetapi, peluang penjualannya masih cukup tinggi.