Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 1.000 Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan atau KPM PKH Graduasi bakal mendapat tambahan modal usaha sebesar Rp 3,5 juta. Tambahan modal diberikan agar usaha kecil yang mereka rintis bisa terus berkembang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tambahan ini baru dalam tahap uji coba," kata Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial, Kementerian Sosial, Edi Suharto saat dihubungi di Jakarta, Minggu, 27 Juli 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Program tambahan modal Rp 3,5 juta ini sudah berjalan, mayoritas bahkan sudah disalurkan. Meski baru uji coba, Edi berharap program ini berlanjut dan terintegrasi dengan paket bantuan PKH yang sudah berjalan.
Ini adalah paket tambahan. Tahap awal, ada 10 ribu KPM PKH Graduasi yang dapat bantuan modal usaha Rp 500 ribu per keluarga. Bantuan ini bagian dari Program Kewirausahaan Sosial Kemensos, yang bersumber dari dana hibah.
Total, saat ini ada sekitar 10 juta KPM PKH. Selain itu, ada juga sekitar 2,8 juta KPM PKH Graduasi. Dalam Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2018, graduasi terjadi karena empat kondisi.
Pertama, masih miskin tetap memenuhi syarat PKH. Kedua, tidak miskin tetap masih memenuhi syarat PKH. Ketiga, tidak miskin dan tidak memenuhi syarat PKH. Keempat, keluar atas inisiatif sendiri.
Dari 2,8 juta KPM PKH Graduasi, tidak semua punya usaha kecil atau bergerak di bidang wirausaha. Nah, mereka yang baru merintis atau sudah memiliki usaha kecil inilah yang menjadi kandidat potensial penerima bantuan modal Rp 500 ribu, maupun tambahan modal lagi sebesar Rp 3,5 juta tersebut.
Tambahan modal Rp 3,5 juta ini disalurkan lewat tiga model. "Kami menyebutnya Tridaya," kata Edi.
Pertama model pembibiran untuk yang baru memulai usahanya. Mereka dapat Rp 3,5 juta, bimbingan teknis, dan pendampingan.
Kedua model mentoring untuk yang usaha sudah mulai berkembang. Mereka dapat dapat Rp 3,5 juta dan mentoring khusus yang berasal dari pengusaha kecil. Mentoring ini yang akan membentu sekitar 10 hingga 20 keluarga yang punya usaha.
Ketiga modal inkubasi untuk usaha yang sudah berkembang lebih jauh. Mereka dapat mentoring dari pengusaha yang lebih besar.
Contohnya 20 orang penjahit. Mereka akan terus didampingi oleh pengusaha besar. Upaya off taker agar dilakukan agar produk mereka bisa diserap pabrik, dalam hal ini misalnya pabrik tekstil.
Begitu juga misalnya usaha kecil yang memproduksi cotton bud atau pembersih telinga. Produk mereka akan diupayakan agar bisa diserap pengusaha hotel untuk keperluan harian untuk para tamu.
FAJAR PEBRIANTO