Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Tantangan bagi papan

Selain berubah status menjadi bank devisa, pt papan sejahtera merencanakan program kpr yang lebih murah. untuk itu, perlu instrumen baru.

1 Mei 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DAMPAK dari pelonggaran uang ketat mulai terasa. Aliran kredit pemilikan rumah (KPR), yang sejak tahun 1991 dituding sebagai kredit konsumtif penyebab inflasi, belakangan menderas lagi. Salah satu lembaga keuangan penyalur KPR adalah PT Papan Sejahtera, yang pekan lalu secara agak drastis menurunkan suku bunga empat jenis KPR-nya. Sejak 20 April 1993, suku bunga KPR sampai dengan Rp 50 juta diturunkan 2% menjadi 20,5%. KPR sampai dengan Rp 200 juta diturunkan 2,5% menjadi 21,5%. Kredit perbaikan dan pengembangan rumah (KPPR) turun 3,5% menjadi 20,5%. Sedangkan kredit reka bangun (fasilitas kredit untuk kontraktor dan developer) juga turun dari 25% menjadi 23%. ''Langkah (penurunan bunga) ini adalah kehendak para pemegang saham,'' kata Direktur Utama PT Papan Sejahtera, Widigdo Sukarman. Sampai kapan suku bunga itu akan bertahan? Tampaknya, masih harus melihat perkembangan. Namun Widigdo berpendapat, suku bunga KPR yang sudah turun itu masih berat untuk masyarakat penerima KPR. Jadi, perlu diturunkan lagi. Salah satu program yang sedang disusun Widigdo adalah mencari dana murah di pasar modal dengan instrumen yang disebut mortgage securities. ''Ini sebenarnya sudah lama ada, antara lain di Amerika Serikat disebut Ginnymae (GNMA) dan Fannymae (FNMA). Juga ada di Malaysia, tapi di Indonesia belum diterapkan,'' kata anggota pengurus IFEA (Indonesian Financial Executive Association) itu. Program baru itu akan melibatkan bank-bank pemberi KPR yang menjual kreditnya ke pasar modal. Di pasar modal, kredit tadi dibeli oleh perusahaan-perusahaan reksadana (seperti Danareksa). Perusahaan reksadana kemudian mengeluarkan surat berharga jangka panjang kepada masyarakat investor dan itu bisa diperdagangkan di bursa. ''Fasilitas ini sebenarnya sudah dicanangkan dalam Lokakarya Nasional REI 1988, dan kini ditugaskan kepada saya untuk segera dimatangkan bersama Bapepam dan instansi terkait lainnya. Kalau ini jalan, KPR bisa lebih murah,'' ujar Widigdo lagi. Direktur Utama (Bank) Papan Sejahtera itu yakin, program tersebut akan dan harus jalan. Sebab, tantangan yang dihadapi Papan Sejahtera dewasa ini adalah sumber pendanaan. Ketika perusahaan ini didirikan 13 tahun lalu, Papan Sejahtera mendapat fasilitas kredit likuiditas 60% dari BI (KLBI). Maklum, Papan Sejahtera didirikan oleh Bank Indonesia, IFC (anak perusahaan Bank Dunia), PDFCI (anak perusahaan BI), FGH Belanda, dan PT REI Sewindu (milik asosiasi real estate Indonesia). Tujuannya adalah untuk melancarkan program Pemerintah di bidang perumahan, khususnya untuk masyarakat menengah. ''Fasilitas ini (maksudnya KLBI) sudah akan habis pada tahun anggaran berjalan (hingga Maret 1994),'' kata Widigdo. Sedangkan sumber dana PT Papan Sejahtera dewasa ini hanyalah obligasi. Benar, Papan Sejahtera akan menjadi bank umum devisa. Izin Bank Papan Sejahtera (BPS) sudah diperoleh 27 Februari. ''Papan Sejahtera sebenarnya berbeda dengan LKBB lain. LKBB punya nasabah perusahaan (corporate banking), sedangkan kami hanya punya nasabah kecil,'' kata Widigdo. Maka, jelaslah, tantangan yang dihadapi BPS sama sekali tidak ringan. Selain harus bersaing dengan lebih dari 200 bank, BPS juga harus menyiapkan tenaga profesional perbankan dan fasilitas perkantoran. Kendati statusnya nanti adalah bank umum devisa, BPS akan tetap berkonsentrasi pada kredit perumahan. Sejak beroperasi 13 tahun lalu, PT Papan Sejahtera telah menyalurkan 27.000 KPR bernilai Rp 460 miliar. Kredit yang masih aktif sekarang ini berjumlah Rp 250 miliar, dengan tingkat penunggakan sekitar 1,7%. Max Wangkar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus