Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Target Produksi Nikel 2024 70,8 Ribu Ton, Vale Singgung Pemeliharan Alat dan Harga Jual Turun

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menargetkan produksi nikel sebesar 70,8 ribu ton pada 2024 atau naik sedikit dari rencana produksi 2023.

30 November 2023 | 04.20 WIB

Foto udara smelter milik PT Vale Indonesia Tbk di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat 28 Juli 2023. Smelter PT VALE Indonesia Tbk di Kabupaten Luwu Timur mampu memproduksi kurang lebih 240 ton nikel per hari dan saat ini sedang menggarap tiga proyek besar smelter di tiga lokasi yaitu Sorowako, Bahodopi dan Pomalaa dengan total investasi sekitar Rp134,3 triliun. ANTARA FOTO/jojon
Perbesar
Foto udara smelter milik PT Vale Indonesia Tbk di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat 28 Juli 2023. Smelter PT VALE Indonesia Tbk di Kabupaten Luwu Timur mampu memproduksi kurang lebih 240 ton nikel per hari dan saat ini sedang menggarap tiga proyek besar smelter di tiga lokasi yaitu Sorowako, Bahodopi dan Pomalaa dengan total investasi sekitar Rp134,3 triliun. ANTARA FOTO/jojon

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menargetkan produksi nikel sebesar 70,8 ribu ton pada 2024 atau naik tipis dari rencana produksi 2023 sebesar 70 ribu ton.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Direktur Vale Indonesia Bernardus Irmanto menjelaskan bahwa target tersebut didasarkan pada berbagai faktor, salah satunya pemeliharaan alat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Di 2024, jumlah hari yang akan kami gunakan untuk melakukan pemeliharaan alat lebih besar dan itu akan berpengaruh pada ketersediaannya di pabrik," katanya dalam konferensi pers usai Public Expo 2023 yang dipantau di Jakarta, Rabu 29 November 2023.

Pemeliharaan alat di pabrik diharapkan bisa meningkatkan produktivitas nikel Vale Indonesia pada tahun-tahun yang akan datang.

Selain itu, produktivitas nikel pada 2024 juga akan bergantung pada grade nikel di sekitar area yang akan ditambang.

Pada 2024, ia memperkirakan harga nikel terus mengalami tekanan, tapi pihaknya sudah mengantisipasi dengan menurunkan biaya produksi.

Pengeluaran biaya produksi paling rendah karena ...

"Pada saat ini harga nikel menyentuh 17 sampai 16 ribu dolar AS per ton, biaya produksi kami juga semakin menurun. Bahkan, di tiga bulan terakhir sudah di bawah 10 ribu dolar AS per ton," katanya.

Vale Indonesia menjadi salah satu produsen nikel dengan pengeluaran biaya produksi yang paling rendah karena memiliki tiga pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sendiri.

"Jadi, kami punya strategi khusus untuk mengefisiensikan biaya produksi sehingga biaya nikel rendah bisa disiasati dengan margin tetap terjaga," katanya.

Adapun hingga kuartal III 2023, Vale Indonesia telah memproduksi 51,64 ribu ton nikel atau tumbuh dari periode yang sama sebelumnya sebesar 43,9 ribu ton.

Pada saat yang sama, Vale Indonesia memperoleh pendapatan senilai 937,9 juta dolar AS, dengan laba mencapai 221,1 juta dolar AS.

Selain itu, Vale Indonesia telah menginvestasikan belanja modal sebesar 182,7 juta dolar AS dalam sembilan bulan pertama 2023 atau meningkat dari 127,7 juta dolar AS dari periode yang sama tahun 2022.

"Peningkatan ini terutama dialokasikan untuk belanja modal keberlanjutan dan pertumbuhan. Meskipun terdapat pengeluaran yang lebih tinggi," katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus