Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bekasi - Kepala Divisi LRT Jabodetabek dari PT KAI (Persero) Mochamad Purnomosidi mengatakan pihaknya sudah megajukan tarif LRT Jabodebek ke Kementerian Perhubungan. Menurut dia, yang diajukan PT KAI tarif tara-rata senilai Rp 15 ribu dan akan progresif bertambah setiap bertambah jarak kilometer tertentu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Yang diajukan KAI itu average, rata-rata itu di Rp 15 ribu ya. Terkait dengan tarif ini sudah kita lakukan kajian,” ujar dia di Depo LRT Jabodebek, Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa, 17 Januari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain itu, Purnomosidi menambahkan, pihaknya juga memberikan beberapa pilihan mulai dari tarif naik Rp 3 ribu atau Rp 5 ribu setiap jarak bertambah per kilometernya, sama seperti KRL Commuter Line. Sedangkan tarif dengan jarak paling jauh, dia berujar, yang diusulkan adalah Rp 24 ribu sampai Rp 25 ribu.
“Kami masih menunggu penetapan dari pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan,” ucap dia. “Tarif Rp 15 ribu itu rata-rata. Jadi kalau kita hitung jumlah total dibagi dengan jumlah penumpang itu kira-kira tarif itu besarannya Rp 15 ribu ya.”
Ada pun soal penumpang, Purnomosidi menuturkan, berdasarkan kajian estimasinya kira-kira 137 ribu per hari. “Itu berdasarkan kajian yang dua kali sudagh kita revisi, sebelum pandemi dan setelah pandemi, itu penumpang kita kira-kira 137 ribu per hari estimasi kita,” tutur dia.
Selanjutnya: LRT Jabodebek ditargetkan beroperasi pada Juli 2023 ...
LRT Jabodebek ditargetkan beroperasi pada Juli 2023. Hingga saat ini proyek strategis nasional atau PSN itu sudah mencapai 88,4 persen progres pembangunannya. Menurut dia, saat ini hanya menyisakan soal pengujian di lintas pelayanan satu, dua, tiga, dan depo. Adapun secara infrastruktur, Purnomosidi menjelaskan, semua sudah selesai.
“Sekarang kita menguji, bagaimana menghilangkan peran atau fungsi seorang masinis. Kita hilangkan, kita ganti dengan sistem,” ucap dia.
Untuk uji lintas pelayanan satu, disebutnya sudah selesai. Bahkan, kata Purnomosidi, kereta juga sudah dijajal oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi pada akhir tahun lalu. Saat ini pengujian bergeser ke lintas pelayanan dua yakni dari Stasiun Cawang sampai ke Dukuh Atas.
“Paralel kita menyelesaikan lintas pelayanan tiga, dari Cawang sampai ke Jatimulya atau Bekasi Timur. Paralel juga depo kita selesaikan, jadi nanti pergerakan kereta dari main land ke depo untuk kita selesaikan,” tutur Purnomosidi.
Dia juga menuturkan bahwa pihaknya optimis Juli 2023, sesuai target, LRT Jabodebek bisa dioperasikan secara komersial. “Sesuai dengan yang disampaikan Presiden Jokowi beberapa waktu yang lalu,” kata Purnomosidi.
Sepur kilat itu menggunakan sistem Communication-Based Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) level 3. Sistem CBTC merupakan sistem pengoperasian kereta berbasis komunikasi. Sehingga, sistem dapat mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis dari pusat kendali operasi, serta tanpa masinis.
MOH KHORY ALFARIZI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini