Tidak ada yang diuntungkan dari konflik etnis yang berkepanjangan di Poso, Sulawesi Tengah, bahkan PT Telkom merugi sampai Rp 7 miliar. Nilai kerugian itu, menurut Kepala Kantor Daerah Telekomunikasi Palu, Mas'ud Rachman, dihitung atas kerusakan sejumlah sarana komunikasi dan kehilangan ribuan pelanggan. Rinciannya, sebelum terjadi konflik bernuansa SARA itu, pelanggan Telkom di Kabupaten Poso mencapai lebih dari 3.000 orang. Ketika kerusuhan fase pertama terjadi tahun 1998 hingga medio tahun 2001, jumlah pelanggan telepon tinggal sekitar 1.500 orang. Sekitar bulan Oktober 2001, jumlah pelanggan di dalam Kota Poso yang aktif tinggal 400 pelanggan. "Namun selama tiga bulan terakhir pasca-sosialisasi deklarasi damai Malino, jumlahnya kembali meningkat hingga menjadi 1.500 pelanggan," tutur Mas'ud.
Mengenai jumlah kebutuhan dana untuk merehabilitasi perangkat dan jaringan telepon milik Telkom yang rusak akibat kerusuhan tersebut, ia tidak mau menyebutkan, kecuali memperkirakan bahwa biayanya bisa mencapai miliaran rupiah. "Yang jelas, untuk menormalkan semua sarana dan prasarana yang rusak itu, di-butuhkan dana cukup besar," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini