Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Telkom Integrasikan IndiHome ke Telkomsel, Target Selesai Kuartal III 2023

Telkom dan Telkomsel menandatangani Perjanjian Pemisahan Bersyarat untuk mengintegrasikan IndiHome ke Telkomsel.

7 April 2023 | 15.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom dan Telkomsel menandatangani Perjanjian Pemisahan Bersyarat (Conditional Spin-off Agreement/CSA) untuk mengintegrasikan IndiHome ke Telkomsel. IndiHome merupakan pemain fixed broadband yang dimiliki 100 persen oleh Telkom. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Proses integrasi layanan broadband untuk pelanggan ritel Telkom Group adalah bagian dari tranformasi bisnis ‘Five Bold Moves’ untuk memperkuat posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar telekomunikasi digital di Indonesia,” ujar Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah lewat keterangan tertulis pada Jumat, 7 April 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemisahan usaha dan integrasi ini sejalan dengan inisiatif Fixed Mobile Convergence (FMC). Adapun penandatanganan perjanjian ini merupakan bagian penting dalam mengimplementasikan strategi Telkom Group untuk menyediakan variasi layanan broadband terbaik, memperkuat bisnis, dan mewujudkan inklusi digital di Indonesia.

Transaksi ini mendapat dukungan dari Telkom dan Singtel sebagai pemegang saham Telkomsel. Integrasi ini juga sejalan dengan strategi Singtel untuk terus mengembangkan bisnis dan memperkuat komitmennya di Indonesia.

Menurut Ririek, integrasi dengan Telkomsel memungkinkan masyarakat memperoleh layanan broadband yang lebih luas, di mana pelanggan dapat berpindah tempat dengan bebas, tanpa khawatir kehilangan layanan.

“Transformasi bisnis TelkomGroup juga membuka peluang perusahaan untuk beroperasi lebih efektif dan efisien, baik dari struktur bisnis perusahaan, alokasi modal, dan biaya operasional,” kata dia.

IndiHome memiliki 75,2 persen pangsa pasar di Indonesia, salah satu pasar fixed broadband dengan pertumbuhan tercepat di dunia dengan tingkat penetrasi sekitar 14 persen dibandingkan dengan 40 persen di seluruh Asia Tenggara.

Selanjutnya: layanan IndiHome memperkuat posisi Telkomsel

ARPU fixed broadband disebut enam kali lebih tinggi dari seluler di Indonesia, dan dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat, fixed connection pun dipastikan tumbuh signifikan.

Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam menuturkan Telkomsel antusias dengan pencapaian proses kesepakatan spin-off atau pemisahan usaha yang telah mencapai tahap ini. Bersama pemegang saham Telkomsel, yakni Telkom dan Singtel, Hendri meyakini, integrasi layanan IndiHome nantinya semakin memperkuat posisi Telkomsel di industri telekomunikasi dan digital di Indonesia.

“Sekaligus membuktikan keseriusan kami dalam memajukan dan memperluas portofolio bisnis, terutama di layanan Fixed Mobile Convergence (FMC),” tutur Hendri.

Telkomsel, dia berujar, berkomitmen untuk terus bergerak maju melampaui ekspektasi menghadirkan produk dan layanan terdepan kepada pelanggan. “Serta konsisten mengembangkan ragam inovasi layanan yang semakin terintegrasi, yang akan mengakselerasi pemerataan konektivitas digital yang inklusif dan berkelanjutan,” ucap Hendri.

Soal pemisahan usaha IndiHome ini, Telkomsel akan mengeluarkan sejumlah saham baru bagi Telkom. Nilai IndiHome mencapai Rp 58,3 triliun (setara dengan S$5,1 miliar) yang mana akan 50 persen lebih tinggi dari ekuitas Telkom jika digabungkan dengan perjanjian komersial lainnya antara Telkom dan Telkomsel).

Sehingga mengakibatkan transaksi ini dikategorikan sebagai transaksi material yang memerlukan persetujuan dari pemegang saham independen Telkom. Bersamaan dengan integrasi ini, Singtel sepakat menggunakan haknya untuk mengambil sebesar 0,5 persen saham baru di Telkomsel senilai Rp 2,7 triliun (setara dengan hingga US$ 236 juta) dalam bentuk tunai. 

Hal itu menjadikan kepemilikan efektif Singtel di Telkomsel menjadi 30,1 persen, sementara kepemilikan Telkom di Telkomsel naik menjadi 69,9 persen. CEO Grup Singtel Yuen Kuan Moon meyakini ini merupakan momentum penting bagi Telkomsel untuk masuk ke pasar bisnis fixed broadband dengan pertumbuhan pesat Indonesia.

Salah satunya dengan bermitra bersama operator broadband untuk mempercepat pertumbuhan pasar dan melayani kebutuhan pelanggan dengan lebih baik. Permintaan pasca-pandemi untuk broadband berkualitas tinggi dan tren fixed mobile convergence di industri telco global, kata Yuen Kuan Moon, menjadikan langkah ini signifikan bagi Telkomsel.

Selanjutnya: proses integrasi FMC sesuai dengan hukum berlaku 

“Dalam memperkuat posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi terpadu terkemuka di Indonesia dan meningkatkan potensi pertumbuhan yang siginifikan,” ujar dia.

Integrasi ini, menurut Yuen Kuan Moon, akan memberikan lebih banyak pilihan, inovasi, dan pengalaman yang lebih baik bagi pelanggan. Khususnya dalam mendorong sinergi biaya dari penggunaan jaringan yang lebih tinggi, konvergensi sistem, saluran penjualan dan pemasaran, dan fungsi pendukung lainnya. 

“Kami akan bekerja sama dengan mitra jangka panjang kami, Telkom, untuk membawa bisnis ke tahap pertumbuhan berikutnya," tutur dia.

CSA Signing diharapkan akan selesai pada awal kuartal ketiga tahun 2023, tergantung dari persetujuan regulator dan pemegang saham. Setelah penandatanganan CSA, rangkaian proses persiapan integrasi layanan fixed broadband dan seluler untuk pelanggan ritel akan segera dilakukan. 

Telkom Group memastikan bahwa proses integrasi FMC berlangsung transparan dan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku, termasuk mematuhi peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Untuk transaksi ini, Mandiri Sekuritas dan Goldman Sachs bertindak sebagai financial advisor (penasihat keuangan) Telkom, dan HHP Law Firm bertindak sebagai legal advisor (penasihat hukum) Telkom.

Sementara itu, Nurhadian Kartohadiprodjo Noorcahyo Legal (NKN Legal), Muhtar Halim & Partners Law Office (MHP Law Office), dan Purbadi & Associates bertindak sebagai legal advisor (penasihat hukum) Telkomsel, serta PT HSBC Sekuritas Indonesia (HSBC) bertindak sebagai financial advisor (penasihat keuangan) Telkomsel. Citibank bertindak sebagai financial advisor (penasihat keuangan) Singtel. Hiswara Bunjamin & Tandjung bertindak sebagai legal advisor (penasihat hukum) Singtel.

Pilihan Editor: Tantangan Bisnis Telekomunikasi Mendatang, Bos Telkom: Harga Data Semakin Turun

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Moh. Khory Alfarizi

Moh. Khory Alfarizi

Menjadi wartawan Tempo sejak 2018 dan meliput isu teknologi, sains, olahraga hingga kriminalitas. Alumni Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, program studi akuntansi. Mengikuti program Kelas Khusus Jurnalisme Data Non-degree yang digelar AJI Indonesia pada 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus