Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Terkini Bisnis: Jokowi Sebut Wajib Bersyukur Ekonomi Tumbuh, Chatib Basri Beberkan Risiko Resesi

Berita terkini bisnis hingga petang ini dimulai dari pernyataan Presiden Jokowi soal pertumbuhan ekonomi nasional masih 5,44 persen wajib disyukuri.

19 Oktober 2022 | 18.00 WIB

Presiden Joko Widodo (kanan) menerima Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu, 17 Juli 2022. Foto : Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr.
Perbesar
Presiden Joko Widodo (kanan) menerima Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu, 17 Juli 2022. Foto : Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Berita terkini ekonomi dan bisnis hingga Rabu petang, 19 Oktober 2022, dimulai dari pernyataan Presiden Jokowi soal pertumbuhan ekonomi nasional masih 5,44 persen yang wajib disyukuri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Berikutnya ada berita tentang keyakinan Gubernur BI bahwa meski ada ancaman resesi, ekonomi akan tumbuh tahun depan dan Kemendag yang melihat ada peluang ekspor. Lalu ada berita soal pengertian BI Checking dan penjelasan Chatib Basri jika Indonesia menghadapi resesi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kelima berita itu terpantau paling banyak diakses oleh para pembaca kanal Ekonomi dan Bisnis Tempo.co. Berikut ringkasan lima berita trending tersebut.

1. Jokowi: 28 Negara Antre di Depan IMF, Kita Wajib Bersyukur Pertumbuhan Masih 5,44 Persen

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan masih tumbuhnya perekonomian di Tanah Air saat ini sebagai penanda keberhasilan yang harus disyukuri. Sebab, di saat yang sama, banyak negara yang tengah kesulitan dan berharap segera ditolong oleh Dana Moneter Internasional atau IMF. 

Ia menjelaskan, dari laporan yang disampaikan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, jumlah negara yang tengah antre menjadi pasien IMF terus bertambah. “Ada 16 negara sudah menjadi pasiennya IMF. Sebanyak 28 negara ngantre di depan pintu IMF. Bayangkan," ujarnya dalam sambutan Pembukaan Trade Expo Indonesia ke-37 di ICE BSD City, Tangerang, Rabu, 19 Oktober 2022.

Oleh karena itu, menutu Jokowi, rakyat harus bersyukur bahwa pertumbuhan ekonomi nasional masih positif saat ini. "Sekali lagi, kita wajib bersyukur karena pertumbuhan ekonomi kita masih di angka 5,44 persen."

Simak lebih jauh tentang IMF di sini. 

2. Ancaman Resesi, Gubernur BI Yakin Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan Tembus 5,3 Persen

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal berada di rentang 4,6 persen hingga 5,3 persen pada tahun 2023. Angka itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan melambat ke 2,6 persen.

“Tahun depan BI perkirakan kisaran pertumbuhan ekonomi 4,6-5,3 persen masih bisa sekitar 5 persen, dibandingkan pertumbuhan ekonomi global 2,6 persen, bahkan dengan Cina 4,5 persen,” ujar Perry di acara Seminar Nasional Badan Keahlian DPR, Rabu, 19 Oktober 2022.

Ia menjelaskan pertumbuhan ekonomi global pada tahun depan diperkirakan melambat dari perkiraan sebelumnya, terutama dipicu oleh perlambatan di sejumlah negara utama.

Simak lebih jauh tentang resesi di sini. 

3. Tahun Depan Ekonomi Global Diprediksi Gelap, Kemendag: Peluang Ekspor

Kementerian Perdagangan menilai ekonomi global yang diprediksi gelap tahun depan justru merupakan tantangan positif bagi Indonesia. Sebab, situasi tersebut membuka peluang bagi Indonesia untuk menggenjot ekspor. 

"Di samping gelap, suatu opportunity. Itu peluang kita buat ekspor," ujar Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Veri Anggrijononya saat ditemui di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang pada Rabu, 19 Oktober 2022. 

Ia menjelaskan bila terjadi resesi pada 2023, Indonesia dapat menyasar ekspor ke pasar negara-negara baru, khusus yang tidak masuk ke dalam daftar negara terancam resesi menurut Indonesia Monetary Fund (IMF). "Negara-negara yang berpenduduk besar dan mempunyai kemampuan finansial," kata Veri.

Simak lebih jauh tentang ekspor di sini. 

4. Apa Itu BI Checking dan Bagaimana Mengeceknya Sebelum Ajukan Kredit?

Agar sukses dalam mengajukan kredit ke bank ataupun lembaga keuangan, ada baiknya Anda mengetahui skor BI Checking.

BI Checking merupakan Informasi Debitur Individual (IDI) Historis yang mencatat lancar atau macetnya pembayaran kredit (kolektibilitas). BI Checking ini memberikan informasi riwayat kredit seorang nasabah yang dipertukarkan antar-bank dan lembaga keuangan. 

Semakin besar nilai skor BI Checking, Anda akan kesulitan mengajukan pinjaman. Sebaliknya, bila nilai skor BI Checking rendah, pengajuan kredit akan dipermudah. Kredit yang dimaksud di sini meliputi kredit tanpa agunan (KTA), kredit kepemilikan rumah (KPR) dan kredit lain seperti pembelian elektronik maupun kendaraan.

Simak lebih jauh tentang BI Checking di sini. 

5. Ancaman Resesi 2023, Chatib Basri Beberkan Apa Saja yang Akan Dialami Indonesia

Mantan Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri memperkirakan apa yang terjadi terhadap perekonomian Indonesia saat resesi global yang disebut-sebut bakal terjadi pada tahun 2023. “Sebetulnya ekonomi Indonesia menurut saya masih relatif kuat,” ujar dia dalam acara Indonesia Khowledge Forum XI 2022 yang digelar virtual pada Selasa, 18 Oktober 2022.

Chatib mengatakan dalam 6 hingga 8 bulan ke depan itu akan ada implikasi dari perkembangan situasi global yang bisa berpengaruh kepada ekonomi Indonesia. Dia memang masih percaya pada tahun 2022, bahkan kuartal ketiga, Indonesia mungkin akan tumbuh relatif kuat sekali, sekitar 5,4 persen atau 5,5 persen.

Sementara, angka core inflation Amerika Serikat diumumkan lebih tinggi daripada yang diperkirakan, bahkan core inflation di bulan September itu lebih tinggi daripada bulan Agustus. Implikasinya adalah dia memperkirakan bahwa mungkin dalam Federal Open Markets Committee (FOMC) meeting nanti The Fed akan secara agresif menaikkan bunga. 

Simak lebih jauh tentang Chatib Basri di sini. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus