Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Terpopuler Bisnis: Bos Sinarmas Diusulkan Jadi Dubes, Jokowi Didikte Pemodal

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Sabtu kemarin, 26 Juni 2021, dimulai dari Jokowi mengusulkan bos Sinarmas menjadi calon dubes RI untuk Korea

27 Juni 2021 | 06.34 WIB

Gandi Sulistiyanto. Foto: Sinar Mas
Perbesar
Gandi Sulistiyanto. Foto: Sinar Mas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Sabtu kemarin, 26 Juni 2021, dimulai dari Jokowi mengusulkan bos Sinarmas menjadi calon dubes RI untuk Korea Selatan dan kritik Ekonom senior yang menyebutkan Jokowi didikte para pemodal terkait penanganan covid-19. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Berikutnya ada pernyataan Faisal Basri soal permintaan agar pemerintah Indonesia mengikuti langkah India dalam menangani pandemi Covid-19 dan kekhawatiran PPKM Mikro yang bakal membuat harga ayam hidup jeblok. Lalu ada berita tentang syarat mendapatkan KPR Subsidi BTN. Kelima topik tersebut paling banyak menyedot perhatian pembaca di kanal Bisnis Tempo.co sepanjang hari kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut selengkapnya lima berita bisnis terpopuler tersebut:

1. Jokowi Usulkan Bos Sinarmas Gandi Sulistyanto jadi Calon Dubes RI untuk Korea

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengusulkan Managing Director Sinar Mas Group Gandi Sulistyanto sebagai calon tunggal Duta Besar Indonesia untuk Republik Korea yang berkedudukan di Seoul, Korea Selatan. Pencalonan tersebut tertuang dalam Surat Presiden RI bernomor R-25/Pres/06/2021 tertarikh 4 Juni 2021.

“Ya benar,” kata Gandi saat dikonfirmasi Tempo melalui pesan pendek, Sabtu, 26 Juni 2021.

Gandi mengatakan saat ini proses pencalonan menjadi duta besar masih terus berlangsung. Presiden telah menyurati DPR untuk melakukan tes uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test kepada seluruh calon duta besar.

Tes uji kelayakan dilakukan oleh Komisi I DPR dan rencananya berlangsung pada pekan depan. Setelah itu, DPR akan menyerahkan hasilnya kepada Presiden dan selanjutnya presiden akan membuat surat permohonan izin kepada negara akreditasi masing-masing untuk penempatan tugas duta besar.

2. Ekonom Kritik Penanganan Covid-19: Presiden Jokowi Dipengaruhi Kuasa Modal

Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Didik J. Rachbini, mengkritik langkah pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19. Didik mengatakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi tidak mampu melakukan kebijakan mandiri di masa krisis.

“Presiden Jokowi dipengaruhi kuasa modal. Dia tidak mampu melakukan kebijakan mandiri. Ketika ada pandemi, (pemerintah) harus menunggu sampai masyarakat meminta atau berteriak. Tidak diambil keputusan cepat,” ujar Didik dalam webinar, Sabtu, 26 Juni 2021.

Didik mengatakan angka kasus positif Covid-19 meningkat jauh lebih besar ketimbang pada awal virus corona masuk ke Indonesia. Pada 25 Juni, tercatat ada penambahan 18.872 kasus baru. Rata-rata peningkatan kasus dalam sepekan pun mencapai 15.657.

3. Faisal Basri Soal Penanganan Pandemi: Alasan Tak Punya Uang? Ingat, RI Lebih Kaya dari India

Ekonom senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, ikut bicara ihwal pernyataan sejumlah pihak yang meminta pemerintah RI menangani kasus Covid-19 dengan meningkatkan pengetesan dan vaksinasi seperti yang dilakukan India. Faisal menilai tak ada alasan, termasuk soal anggaran, karena Indonesia lebih kaya dari India.

"Alasan tak ada uang? Ingat, Indonesia lebih kaya dari India," ujar Faisal dalam akun Twitter pribadinya, @FaisalBasri, Jumat, 25 Juni 2021.

Pada 2019, Faisal mengatakan pendapatan domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia mencapai US$ 4.135,6. Angka itu dua kali lipat dari India yang sebesar US$ 2.099,6.

4. Pengetatan PPKM Mikro Buat Peternak Menjerit, Harga Ayam Hidup Bakal Jeblok

Peternak ayam broiler mengkhawatirkan khawatir pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro yang diperketat bakal memperburuk kondisi serapan ayam hidup (livebird). Hal tersebut yang kemudian bisa membuat harga jual ayam hidup semakin tertekan. 

Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi menyatakan, saat ini rata-rata harga jual livebird di tingkat peternak berada di kisaran Rp 17.000 per kilogram (kg) di Pulau Jawa.

Harga ayam hidup tersebut, menurut Sugeng, lebih rendah ketimbang biaya produksi yang telah menembus Rp 19.500 per kg. Pasalnya harga pakan dan bibit ayam (days old chicken atau DOC) masih tinggi.

5. Ada KPR Subsidi di BTN, Berikut Syarat dan Cara untuk Mendapatkannya

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN menawarkan produk kredit kepemilikan rumah atau KPR Subsidi dengan bunga 5 persen fix rate atau tetap dengan tenor hingga 20 tahun.

Dilansir dari laman resmi BTN pada Jumat, 25 Juni 2021, KPR subsidi adalah program untuk pemilikan rumah dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia yang ditujukan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan suku bunga rendah dan cicilan ringan untuk pembelian rumah sejahtera tapak dan rumah sejahtera susun.

Untuk suku bunga KPR Subsidi Bank BTN saat ini bersifat tetap (fixed) sebesar 5 persen per tahun yang berlaku sepanjang waktu kredit.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus