Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ekspansi layanan digital menjadi keharusan bagi industri jasa keuangan di tengah pandemi Covid-19. Hal tersebut juga disadari PT Bank Maybank Indonesia Tbk. Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria, mengungkapkan frekuensi transaksi melalui aplikasi mobile banking, Maybank2U, melonjak dalam beberapa bulan terakhir.
“Kami menyediakan berbagai fitur yang nyaman dan tidak rumit, seperti QR Pay, proses know your customer secara digital untuk pembukaan rekening, serta channel pembayaran donasi,” kata Taswin. Bagaimana strategi Maybank untuk memacu layanan digitalnya? Berikut ini petikan wawancara wartawan Koran Tempo, Ghoida Rahmah, dengan Taswin pada akhir September lalu.
Indonesia memasuki resesi. Bagaimana Maybank merespons hal tersebut?
Strategi kami adalah tetap menjaga kelancaran infrastruktur penyaluran kredit ataupun nonkredit serta bagaimana produk-produk kami tetap bisa terdistribusi secara baik. Berikutnya adalah menjaga kelancaran dan kestabilan distribusi, khususnya distribusi digital. Ini strategi yang kami jaga. Jadi, jika ada ancaman resesi, kami cukup siap.
Ada strategi khusus untuk menyalurkan kredit baru?
Kami tidak berhenti menyalurkan kredit. Tapi kami menyalurkan kredit ke mereka yang usahanya tidak terkena dampak ataupun terimbas dampak minimal. Masih banyak segmen yang lini usahanya tidak terkena dampak, khususnya di bidang kebutuhan dasar, seperti makanan dan pakaian jadi, yang distribusi ataupun manufakturnya masih berjalan. Terlebih, pelaku usaha sudah banyak yang beradaptasi secara digital. Mereka menjual produk melalui digital, sehingga kondisi sekarang tidak berdampak signifikan.
Selain menjaga penyaluran kredit, ada strategi baru yang digagas?
Manajemen Maybank terus melakukan penyesuaian strategi, baik strategi pengembangan bisnis maupun berbagai fokus lainnya. Fokus pertama adalah mengelola pertumbuhan korporasi dari segi pendapatan untuk mengurangi tekanan pada NIM (net interest margin/pendapatan bunga bersih). Kedua, melakukan efisiensi biaya untuk mengelola pertumbuhan biaya supaya selaras dengan pertumbuhan pendapatan bank.
Ketiga, menjaga kualitas aset. Sedangkan fokus keempat adalah memantau likuiditas secara intensif. Likuiditas sangat penting, mengingat ini menjadi tantangan di era wabah Covid-19. Dari sisi permodalan, kami juga secara rutin memantau dan memastikan kecukupan modal terjaga di atas ketentuan minimum serta dapat digunakan dengan efisien. Terakhir, kami mengakselerasi perbankan digital.
Bagaimana perkembangan perbankan digital Maybank?
Kami memberikan pelayanan perbankan digital kepada nasabah melalui solusi M2U (Maybank 2U) dan M2E (Maybank 2E) untuk segmen bisnis, sehingga segala kebutuhan nasabah bisa dipenuhi melalui platform digital tersebut. Kami berfokus mengembangkan dan menyempurnakan fitur baru. Berikutnya, kami juga memberikan pelayanan yang relevan dengan kebutuhan nasabah, misalnya memperkenalkan rekening tabungan yang dilengkapi dengan asuransi jiwa untuk perlindungan Covid-19 serta memberikan fitur donasi Covid-19.
Bagaimana tingkat pemanfaatan layanan digital tersebut?
Trafik dan volume e-channel Maybank meningkat signifikan sejak aturan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) pertama (10 April). Kami menutup banyak cabang di Jakarta. Secara nasional, kami beroperasi sekitar 70 persen. Sedangkan di Jakarta sekitar 40-50 persen. Penutupan di Jakarta ini berdampak pada migrasi nasabah ke layanan e-channel. Secara total, transaksinya meningkat 136 persen menjadi 4,5 juta transaksi pada semester pertama 2020.
Resesi membuat banyak sektor usaha merugi. Apa strategi Maybank untuk membantu debitor?
Kami memantau aset di semua segmen bisnis dan mengikutsertakan debitor dalam melakukan asesmen dampak pandemi. Kami menawarkan restrukturisasi sesuai dengan kebutuhan debitor dan penilaian sebelumnya. Maybank juga telah menyederhanakan banyak proses untuk memudahkan dan memfasilitasi debitor-debitor retail, khususnya dalam mengajukan restrukturisasi, baik melalui e-mail maupun call center. Hingga 30 Juni lalu, jumlah saldo kredit nasabah yang terkena dampak sekitar 17,3 persen dari total kredit bank.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada cara khusus untuk menjaga kualitas aset?
Kami mengimplementasikan de-risking dan re-profiling pada segmen business banking, khususnya di segmen commercial business banking. Kami atur lagi portofolionya. Apabila ada yang tidak sesuai dengan risk appetite (tingkat risiko yang bisa ditoleransi) bank, kami sesuaikan. Kami juga mengkomunikasikan dengan debitor, melakukan penilaian dampak pandemi pada kualitas usaha mereka. Berikutnya, kami mengeluarkan kebijakan penanganan debitor yang terkena dampak.
Biodata:
Taswin Zakaria
Pendidikan:
- Sarjana Akuntansi di Ohio State University, Amerika Serikat
- Advanced Business Program di Harvard Business School, Amerika Serikat
Karier:
- Kepala Divisi Corporate Restructuring dan Project Finance Citibank NA Jakarta (1992-1997)
- Vice President Deutsche Bank AG Jakarta dan Kepala Divisi Debt Capital Market dan Liability Risk Management (1997-2001)
- Direktur Barclays Bank Plc untuk Indonesia dan Kepala Regional Asia pada Alternate Capital Market/Islamic Finance (2001-2003)
- Presiden Direktur PT Indonesia Infrastructure Finance (2010-2011)|
- Komisaris Independen PT Jasa Angkasa Semesta Tbk (2005-2013)
- Komisaris Independen PT Bank Maybank Indonesia Tbk (2003-2013)
- Presiden Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk (2013-sekarang)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo