Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Pemerintah Kepulauan Riau mengusulkan relaksasi sejumlah kebijakan imigrasi demi menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara.
Jumlah turis asing yang datang ke daerah wisata dianggap bisa menurun akibat mahalnya ongkos penerbangan plus biaya pengurusan visa.
Tingkat kunjungan wisatawan ke daerah tak selalu berkorelasi dengan pemasukan yang diperoleh.
JAKARTA – Sejumlah pemerintah daerah sedang berlomba menarik lebih banyak wisatawan mancanegara pada tahun ini. Mereka berharap pemerintah pusat memberlakukan kebijakan khusus, seperti pembebasan visa dan diskon tarif, agar kunjungan turis asing ke wilayah mereka meningkat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satunya adalah Kepulauan Riau. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam Ardiwinata mengatakan otoritas wisata daerah di wilayah Kepulauan Riau sedang gencar melobi pemerintah pusat agar menyediakan skema visa khusus. “Kami sedang memohon pemberlakuan free visa atau setidaknya diskon visa on arrival (VoA) untuk turis dari empat negara jauh yang berpotensi menjadi pasar utama kami,” ucapnya kepada Tempo, kemarin, 2 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah Kepulauan Riau berambisi menyerap 23-25 persen volume kunjungan wisatawan asing yang datang ke Indonesia pada 2024. Pada akhir 2023, kunjungan pelancong dari luar negeri ke provinsi ini sudah menembus 1,5 juta orang. Sebanyak 70 persen dari jumlah itu masuk melalui Batam.
Dengan kondisi ini, Ardiwinata mengatakan, Kota Batam membutuhkan dukungan regulasi agar jumlah turis asing terus bertambah. Salah satunya adalah penerapan aturan keringanan imigrasi. Permintaan itu tak hanya datang dari pemerintah daerah. Para pelaku usaha pariwisata juga berharap hal yang sama.
Salah satu usul mereka adalah, selain pembebasan visa bagi pelancong mancanegara, potongan tarif visa saat kedatangan alias VoA. Mereka meminta tarif pengurusan VoA oleh turis asing diturunkan dari rata-rata US$ 50 per dokumen menjadi US$ 10. Jenis visa yang kini disediakan pemerintah dan berlaku untuk pengunjung dari 97 negara itu bisa dipakai untuk masa tinggal sebulan, tapi durasinya bisa diperpanjang hingga maksimal 180 hari.
“Bila dikabulkan, kemudian dipromosikan, kami yakin diskon ini menarik banyak turis,” tutur Ardiwinata. Promosi itu bisa diluncurkan kapan saja, mengingat VoA sering dimasukkan ke paket bundling yang ditawarkan agen perjalanan kepada turis asing.
Para turis yang datang ke Batam, dia meneruskan, umumnya akan menghabiskan rata-rata US$ 50 dolar jika tinggal dalam kurun waktu 3-5 hari. Namun besaran pengeluaran yang sudah mencakup akomodasi, kuliner, dan kegiatan rekreasi itu belakangan melandai. Salah satu penyebabnya adalah ongkos penerbangan yang kian mahal. “Harapan kami, wisatawan bisa tertarik berkunjung lewat relaksasi visa.”
Dinas pariwisata di dua daerah tujuan wisata utama di Kepulauan Riau, yakni Batam dan Bintan, ujar Ardiwinata, juga menunggu realisasi pelonggaran bebas visa kunjungan (BVK) yang belakangan didengungkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Empat dari total 20 negara yang diusulkan mendapat BVK itu dianggap sebagai penyumbang utama turis ke Kepri. Keempatnya adalah Korea Selatan, Cina, India, dan Jepang. Sebagian besar turis Bintan juga datang dari Singapura dan Malaysia menggunakan kapal feri.
Wisatawan mancanegara menaiki ojek daring setelah mobil yang ditumpanginya sebelumnya terjebak kemacetan saat akan menuju ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Badung, Bali, 29 Desember 2023. ANTARA/Fikri Yusuf
Daerah Lain Juga Meminta Bebas Visa
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur Joni Lie Rohi juga berharap daerahnya kebagian porsi turis dari relaksasi BVK. Menurut dia, resor dan wisata alam di Flores dan Labuan Bajo semakin dikenal di kalangan wisatawan dunia, terutama setelah promosi besar-besaran menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 pada Mei 2023. “Sekarang kunjungan per hari ke Bajo tidak kurang dari 1.000 wisatawan per hari, termasuk orang asing,” tuturnya, kemarin.
Hingga akhir tahun ini, Dinas Pariwisata NTT menargetkan kunjungan 2 juta wisatawan. Namun Joni tidak merinci seberapa banyak target turis asing dari jumlah tersebut. Jika BVK untuk 20 negara diterapkan, dia berharap NTT bakal didatangi lebih banyak wisatawan asing, terutama yang berasal dari Singapura dan Australia. “Dari dua hub tersebut, wisatawan bisa memakai penerbangan langsung Singapura-Bajo dan Kupang-Darwin.”
Ketua Umum Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno menyebutkan keringanan visa berpotensi menarik minat turis maupun ekspatriat yang lama menetap di negara tetangga, seperti di Singapura atau Malaysia. Berbeda dengan Indonesia, negara Asia Tenggara lainnya masih mempermudah izin tinggal bagi pendatang asing. “Agen travel bisa menyediakan paket yang sesuai dengan stimulus itu. Contohnya grup tur berisi empat orang yang dilengkapi jasa pengurusan visa.”
Kepala Pusat Ekonomi Makro dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance Rizal Taufikurahman mewanti-wanti regulator daerah agar tak hanya mengejar target kunjungan wisatawan. Pemerintah daerah pun, kata dia, perlu memperkuat kelembagaan pengelolaan pariwisata.
Pasalnya, Rizal menganggap volume kunjungan yang besar tak selalu relevan dengan pendapatan daerah dan sumbangan devisa. Bahkan dia menengarai pemerintah daerah wisata menerapkan cara berbeda untuk mengukur keuntungan dari wisatawan mancanegara. “Jangan sampai mereka (pemda) tidak bisa menghitung benefit sebenarnya yang bisa diperoleh.”
YOHANES PASKALIS | SUPRIYANTHO KHAFID (MATARAM)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo