Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Retrofit Bertahap Cegah Penumpukan

PT KCI dan PT Inka bersiap melakukan retrofit terhadap 19 rangkaian KRL Jabodetabek. Penumpang khawatir kapasitas angkut turun.

4 November 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Pola operasi KRL Jabodetabek tidak berubah selama pekerjaan retrofit berlangsung.

  • Pengoperasian kereta tua akan mempengaruhi faktor keselamatan.

  • PT KCI dan PT Inka menandatangani kontrak pekerjaan retrofit 19 rangkaian KRL Jabodetabek.

JAKARTA --- Peremajaan 19 armada kereta rel listrik Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (KRL Jabodetabek) yang bakal dimulai bertahap pada tahun ini ditanggapi beragam oleh para pengguna harian sepur. Ada yang waswas, ada pula yang menaruh harapan atas perbaikan layanan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pangestu, warga Bogor yang bekerja di Jakarta, khawatir peremajaan armada itu akan mengurangi kapasitas layanan KRL . Kecemasan itu juga muncul setelah melihat dampak perawatan armada pada LRT Jabodebek yang menyebabkan waktu ketibaan antarkereta atau headway menjadi lebih lama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kalau kondisi tersebut terjadi di KRL jalur Bogor yang penumpangnya sangat padat, tentu dampaknya bisa sangat parah," ujar perantau asal Garut ini kepada Tempo, kemarin. Kendati demikian, ia yakin KCI telah memiliki perhitungan dan strategi untuk menjaga layanan tetap prima selama armada-armada KRL diremajakan dan belum ada penggantinya.

Penumpang harian KRL lainnya, Hilman Mulyana, berharap KRL memiliki armada cadangan untuk bisa menjaga layanan agar tidak berkurang selama ada kereta yang diretrofit. Musababnya, dengan jumlah penumpang yang sama atau bahkan bisa meningkat setiap hari, ia khawatir bisa terjadi penumpukan penumpang di stasiun-stasiun.

Hilman yakin KCI punya strategi yang matang sebelum memutuskan melakukan retrofit. Misalnya saat ini perseroan telah menambah kecepatan kereta lintas Bogor menjadi 80 kilometer per jam, yang cukup efektif memangkas waktu tempuh. Ia memperkirakan frekuensi kereta akan bertambah kendati kepadatan masih terjadi pada setiap jam sibuk.

"Terasa lebih cepat 30 menit. Biasanya saya dari Cikini pukul 16.00 tiba di Bogor pukul 17.30, tapi sekarang pukul 17.00-an sudah sampai."

Penumpang turun dari Commuterline saat tiba di Stasiun Jakarta Kota, Jakarta, 18 Agustus 2023. TEMPO/M Taufan Rengganis

Kerja Sama Retrofit KCI-Inka

Sebagai informasi, PT Kereta Commuter Indonesia dan PT Inka (Persero) telah menandatangani kontrak pekerjaan retrofit 19 rangkaian KRL pada kemarin sore. Pekerjaan peremajaan KRL berusia di atas 45 tahun ini akan berlangsung bertahap selama 2023 hingga 2026.

Pada tahap pertama, kedua, dan ketiga retrofit akan dilakukan masing-masing untuk empat rangkaian kereta. Sedangkan pada tahap keempat akan dilakukan peremajaan untuk tujuh rangkaian kereta. Peremajaan kereta itu akan memerlukan waktu sekitar 13-15 bulan untuk setiap tahapan.

Ketua Forum Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia, Aditya Dwi Laksana, mengatakan bahwa kekhawatiran para penumpang rutin beralasan. Musababnya, retrofit akan mengurangi kapasitas angkut KRL yang saat ini sebenarnya masih perlu ditambah, terlebih pada jam sibuk.

Dengan hitungan sederhana, ia mengatakan, satu kereta bisa mengangkut 150 orang. Jumlah tersebut bisa dikalikan jumlah kereta dalam satu rangkaian yang diretrofit. Selanjutnya, angka tersebut dikalikan lagi dengan rangkaian yang diretrofit untuk setiap tahapan, sebelum dikalikan lagi lima atau enam kali perjalanan dalam sehari.

"Kapasitas angkutnya bisa hilang puluhan ribu. Sekarang saja sudah cukup kritis sehingga perlu ditambah, ini malah dikurangi."

Walau demikian, Aditya mengatakan bahwa mengoperasikan kereta uzur juga bukanlah langkah yang tepat karena akan mempengaruhi keselamatan. Di sisi lain, pemerintah juga menolak opsi impor bekas. Menurut dia, hal yang perlu dipastikan saat ini adalah strategi perusahaan selama retrofit dilaksanakan. Siasat yang bisa dilakukan misalnya meningkatkan frekuensi perjalanan dengan mengurangi panjang rangkaian kereta—yang kini sudah dilakukan.

Selain meningkatkan frekuensi perjalanan, KCI diminta memperhitungkan banyak rangkaian yang diretrofit dan kecepatan penanganannya. Di samping itu, ia pun berharap Inka telah memiliki suku cadang untuk meremajakan armada uzur tersebut, sehingga tidak perlu ada waktu tunggu untuk mengimpor atau membeli suku cadang.

Di sisi lain, Aditya juga mewanti-wanti KAI dan pemerintah untuk mempercepat perawatan LRT Jabodebek. Tujuannya supaya moda tersebut bisa menjadi moda alternatif bagi warga Bekasi dan Cibubur untuk mengurangi beban pada KRL. "Sekarang frekuensi LRT berkurang, waktu tempuh lama, dan headway panjang. Momentumnya jadi enggak pas."

Pilihan lain untuk mempertahankan layanan, kata Aditya, misalnya memanfaatkan kereta bandara yang sekarang pengoperasiannya sudah di bawah PT KCI. Perseroan bisa saja sementara ini memperpanjang rute layanan kereta bandara hingga ke Bekasi atau Depok untuk menambal berkurangnya kapasitas angkut selama masa retrofit ini.

Atas kekhawatiran publik tersebut, Direktur Utama PT KCI Asdo Artriviyanto memastikan KRL Jabodetabek tidak mengalami perubahan pola operasi ketika pekerjaan retrofit pemugaran berlangsung. Sebab, pemugaran berlangsung secara bertahap dan sudah diperhitungkan.

Berdasarkan data perusahaan, saat ini KCI memiliki 105 rangkaian KRL. Dengan dikirimnya empat rangkaian KRL untuk diremajakan, perseroan masih punya 101 rangkaian. "Ini cukup untuk operasi sesuai dengan trafik perjalanan kereta api. Jadi, tidak ada kekurangan dalam pengoperasian,” kata Asdo. Ia pun menyatakan akan terus berkoordinasi dengan Inka untuk percepatan proses retrofit.

Di sisi lain, PT KCI juga akan mendatangkan delapan rangkaian KRL baru pada 2025. Dengan demikian, pola operasi perjalanan KRL dipastikan tidak mengalami perubahan ketika proyek retrofit berlangsung. Sebagai informasi, KCI akan membeli tiga rangkaian kereta baru dari Jepang yang bakal tiba dalam satu hingga dua tahun ke depan dan telah memesan 16 rangkaian kereta baru dari Inka yang tiba pada 2015-2016.

Senada dengan Asdo, Direktur Prasarana Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Djarot Tri Wardhono juga memastikan retrofit tersebut tidak akan mengganggu pola operasi KRL ke depan. "Retrofit sudah diatur sehingga tidak akan mengganggu operasional."

CAESAR AKBAR | NOFIKA DIAN (MADIUN)

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus