Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Kementerian BUMN menunjuk Zulkifli Zaini sebagai Direktur Utama PLN.
Rudiantara terpental setelah Presiden Joko Widodo berubah pikiran.
Kiprah Zulkifli terkoneksi dengan keluarga Menteri Erick.
HARI pertama ngantor, Selasa, 24 Desember lalu, Zulkifli Zaini langsung ngegas. Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) itu mengecek keamanan pasokan daya menjelang perayaan Natal di Pusat Pengelola Informasi dan Solusi (P2IS), kantor pusat PLN, Jakarta. Sehari sebelumnya, rapat umum pemegang saham (RUPS) baru saja menetapkan Zulkifli sebagai nakhoda baru perusahaan setrum milik pemerintah itu.
Hasil pemantauan menunjukkan, secara umum, 22 sistem kelistrikan besar di seluruh Indonesia dalam kondisi aman. Pasokan daya dari pembangkit juga cukup. "Semua dipantau dari P2IS. Kami masih siaga, khususnya untuk menyambut malam pergantian tahun,” juru bicara PLN, Dwi Suryo Abdullah, menjelaskan, Kamis, 26 Desember lalu.
Sejak awal, Zulkifli menyebutkan tantangan besarnya adalah memastikan PLN mampu melaksanakan mandat utama perseroan. Salah satunya, kata dia, sesuai dengan RUPS, “Mengatasi pemadaman listrik alias security of supply.”
Pengangkatan Zulkifli sebagai direktur utama, Senin, 23 Desember lalu, menjadi jawaban sekaligus kejutan teka-teki pengisi kursi bos PLN, yang sejak awal tahun diduduki pelaksana tugas. Mantan Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini tak ada dalam daftar kandidat yang disodorkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara kepada tim penilai akhir pada medio November lalu. Hingga Jumat, 13 Desember lalu, sejumlah pejabat Istana dan kementerian masih menegaskan tim yang dipimpin Presiden Joko Widodo itu menyetujui penunjukan Rudiantara, mantan Menteri Komunikasi dan Informatika.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo