Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Banyak orang mengira penyakit human immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah istilah yang sama. Sering kali orang menyebut penyakit HIV/AIDS secara bersamaan. Padahal keduanya merupakan penyakit yang berbeda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun HIV dan AIDS berkaitan, ada beberapa perbedaan mendasar di antara keduanya, seperti penyebab, gejala, dan cara penularannya. Karena itu, penting untuk memahami dengan jelas perbedaan kedua penyakit ini. Lantas, apa perbedaan HIV dan AIDS? Simak penjelasannya berikut ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ilustrasi obat HIV. Shutterstock
Perbedaan HIV dan AIDS
1. Definisi
HIV adalah virus yang menyerang sel-sel yang membantu tubuh melawan infeksi sehingga membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit lain. HIV termasuk kelompok virus yang disebut retrovirus. Sedangkan AIDS merupakan tahap akhir infeksi HIV yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh rusak parah akibat virus tersebut.
2. Proses Perkembangan
Penyakit HIV muncul karena virus menyerang sel darah putih dalam sistem kekebalan tubuh. Sel-sel ini akan tetap terinfeksi selama sisa hidup mereka. Sedangkan AIDS berkembang karena infeksi HIV yang tidak diobati selama beberapa tahun, yang terjadi saat sistem kekebalan tubuh rusak parah dan tidak mampu melawan penyakit tersebut. Ini adalah kondisi kompleks dengan gejala yang berbeda-beda pada setiap orang.
3. Penularan dan Penyebab
Ada beberapa penyebab HIV/AIDS yang penting untuk diketahui. Penyakit HIV bisa ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui pertukaran cairan tubuh. Yang paling umum, HIV ditularkan melalui hubungan seks tanpa kondom atau penggunaan jarum suntik bersama. Selain itu, seorang ibu dapat menularkan virus kepada anaknya selama kehamilan. Di sisi lain, AIDS adalah suatu kondisi yang didapat seseorang hanya setelah tertular HIV.
4. Gejala
HIV biasanya menimbulkan gejala mirip flu selama 2-4 pekan setelah penularan. Periode waktu yang singkat ini disebut infeksi akut. Kadang-kadang HIV akut tidak bergejala atau hanya menunjukkan gejala ringan, serta dapat disalahartikan sebagai penyakit virus lain.
Sistem kekebalan yang mengendalikan infeksi menyebabkan periode laten. Selama masa laten ini, yang bisa berlangsung bertahun-tahun, pengidap HIV mungkin tidak mengalami gejala sama sekali. Sedangkan gejala AIDS bisa lebih parah dan menyebabkan gejala yang lebih serius, termasuk penurunan berat badan yang signifikan, demam yang berlangsung lama, infeksi jamur, dan infeksi lain.
5. Diagnosis
Setiap orang yang mengidap AIDS pasti mengidap HIV, tapi tidak semua pengidap HIV akan terjangkit AIDS. Satu-satu cara untuk mengetahui secara pasti apakah Anda mengidap HIV adalah menjalani tes. Pengujiannya relatif sederhana. Anda dapat meminta penyedia layanan kesehatan melakukan tes HIV.
Sementara itu, diagnosis AIDS lebih rumit karena penyakit ini adalah infeksi HIV stadium akhir. Penyedia layanan kesehatan mencari beberapa faktor untuk menentukan apakah latensi HIV telah berkembang menjadi stadium III. Inilah sebabnya AIDS terkadang sulit didiagnosis.
Pengobatan dan Harapan Hidup Penderita HIV/AIDS
Seseorang yang mengidap HIV/AIDS tidak dapat sembuh karena tidak ada obat yang efektif. Jadi, begitu terjangkit HIV, Anda akan mengidapnya seumur hidup. Meski begitu, obat HIV yang disebut terapi antiretroviral (ART) telah tersedia.
Obat tersebut bisa mengurangi jumlah HIV dalam darah (juga disebut viral load) ke tingkat yang sangat rendah yang disebut penekanan virus. Orang yang meminum obat HIV sesuai dengan resep dapat berumur panjang dan sehat, serta tidak akan menularkannya ke pasangan yang negatif HIV melalui hubungan seks.
Namun, tanpa obat HIV, penderita AIDS biasanya bertahan hidup sekitar tiga tahun. Pengobatan HIV masih dapat membantu orang pada tahap infeksi ini, bahkan dapat menyelamatkan nyawa.
RIZKI DEWI AYU