Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

5 Tren Kuliner Asia Pasifik 2025

Menurut laporan The Future of Food 2025 terdapat 10 tren makro yang mempengaruhi industri kuliner dan restoran Asia Pasifik terhadap gastronomi dunia

18 Oktober 2024 | 19.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Asia Pasifik kini menjadi magnet bagi penggemar kuliner dari seluruh dunia. Perpaduan antara tradisi kuliner dan inovasi dalam bersantap menjad daya tarik kawasan ini sebagai pusat wisata kuliner global.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut laporan The Future of Food 2025 dari The Luxury Group by Marriott International, terdapat 10 tren makro yang mempengaruhi industri kuliner dan restoran Asia Pasifik terhadap gastronomi dunia. Laporan tersebut melibatkan lebih dari 30 koki, mixologist, dan pakar industri kuliner terkemuka dari kawasan Asia Pasifik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Oriol Montal, Managing Director of Luxury for Asia Pacific excluding China, Marriott International, laporan tersebut menekankan peran penting Asia Pasifik dalam membentuk lanskap kuliner dunia. Ditambah dengan pengaruh gastronomi yang memiliki signifikan terhadap pilihan destinasi wisata, pengalaman bersantap kini menjadi elemen esensial dalam pariwisata global.

"Kami akan terus mengembangkan lanskap gastronomi kami, seiring dengan perkembangan industri makanan dan minuman, guna memberikan pengalaman bersantap yang menonjolkan kekayaan warisan budaya, cita rasa, dan teknik kuliner dari kawasan,” ujar Oriol Montal dalam keterangan tertulis.

Menurut laporan tersebut terdapat sepuluh tren yang membentuk masa depan kuliner. Lima di antaranya termasuk kemajuan inovasi kuliner, penggunaan bahan hingga destinasi kuliner. 

1. Dari Asia Pasifik ke Dunia

Kembalinya para koki diaspora ke negara asal membawa perspektif internasional baru, mengangkat bahan lokal dan memperbarui resep tradisional. Tren ini semakin diperkuat oleh apresiasi global yang semakin besar terhadap keramahan dan inovasi dari Asia, mempersiapkan panggung bagi kuliner Asia untuk mendominasi lanskap kuliner global di masa depan.

2. Kebangkitan bahan dan tradisi yang terlupakan

Para koki di seluruh kawasan ini tidak hanya ikut melestarik lingkungan tetapi juga berinovasi dalam tradisi kuliner mereka, mulai dari proses memasak yang memanfaatkan seluruh bagian dari bahan makanan hingga produksi artisanal seperti pembuatan olahan kedelai jang. Kontribusi mereka tak hanya menjaga kekayaan budaya, tetapi juga mendukung upaya keberlanjutan global.

3. Redefinisi Santapan Mewah: Hiperlokal dan Superfine Dining

Restoran-restoran mewah kini menghadirkan hidangan dari daerah-daerah yang kurang dikenal, memberikan pengalaman bersantap yang memperkaya khazanah budaya dan menggugah selera. Tren di restoran fine dining juga bergeser ke arah eksklusivitas, membatasi jumlah tamu, serta memperkenalkan akses berbasis keanggotaan. Penekanan pada kualitas daripada kuantitas dan pengalaman bersantap yang lebih singkat, lebih cepat, lebih santai dalam suasana yang akrab menjadi hal yang menonjol.

4. Hidangan penuh gizi

Makanan anti-penuaan yang membantu menjaga keseimbangan hormon dan meningkatkan kadar dopamine semakin diminati, dan umur panjang kini dianggap sebagai bentuk kemewahan baru. Makanan dipandang sebagai obat, dengan restoran-restoran beralih ke menu bergizi yang dirancang chef dengan 
memprioritaskan bahan-bahan segar, utuh dan sumber yang transparan. Diet yang sangat dipersonalisasi dengan bantuan AI kini mampu merekomendasikan menu berdasarkan kondisi fisik dan psikologis masing-masing individu.

5. Destinasi kuliner yang berkembang

Seiring dengan peningkatan infrastruktur dan konektivitas digital, banyak muncul tempat-tempat baru untuk wisata kuliner, yang memperkuat status Asia Pasifik sebagai pusat keunggulan budaya dan gastronomi global. Seperti Bali, Busan, Ho Chi Minh City, Jeju, Kuala Lumpur, Manila, Mumbai, Niseko, Shanghai, dan Tasmania, mendefinisikan ulang pengalaman bersantap lokal. Denganmenciptakan standar baru dalam dunia kuliner global dengan pengalaman bersantap unik dan hiperlokal yang merayakan bahan-bahan lokal dan teknik memasak tradisional.

Sementara beberapa tren lainnya termasuk Conscious Cuisine, di mana keberlanjutan menjadi fokus utama, dengan inisiatif seperti pertanian regeneratif, upaya mengatasi krisis air, dan digitalisasi rantai pasokan yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi limbah.

Farm-to-Future yang menunjukkan integrasi praktik berkelanjutan seperti pertanian biodinamis, makanan berbasis tanaman, dan penggunaan bahan daur ulang mendorong perubahan yang positif, memastikan generasi mendatang dapat terus menikmati keragaman kuliner.

Tren lainnya adalah Pour it Forward, tren inovasi dalam minuman, seperti koktail buatan rumah dan pilihan non-alkohol, bersama dengan bar yang menawarkan pengalaman unik, mendefinisikan ulang cara dalam menikmati minuman. High-Tech, High-Touch: Teknologi memperkaya pengalaman bersantap, namun tetap mempertahankan sentuhan pribadi yang menjadi inti dari keramahtamahan.

Terakhir, Sensory Dining & Sustainable Spaces, di mana restoran kini menawarkan pengalaman bersantap multisensorik, memadukan teknologi canggih dengan desain ramah lingkungan untuk menciptakan suasana yang memukau sekaligus berkelanjutan.

Petr Raba, Vice President of Food & Beverage, Asia Pacific excluding China, Marriott International, menambahkan, dengan merangkul beragam tren yang terus berkembang, tidak hanya meningkatkan pengalaman wisatawan, tetapi juga berperan dalam evolusi dunia kuliner secara global.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus