Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

6 Dampak Negatif Sering Begadang

Efek begadang termasuk badan terasa lemas, kurang fokus, merasa lelah. Kelelahan bisa berdampak negatif terhadap fungsi tubuh dan respon kewaspadaan.

3 Januari 2024 | 13.25 WIB

Ilustrasi begadang. Freepik.com
Perbesar
Ilustrasi begadang. Freepik.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Begadang menyebabkan berkurangnya jam tidur dan istirahat malam hari, akibatnya tubuh dapat mengalami kelelahan di siang hari. Termasuk badan lemas, kurang fokus, merasa letih dan lesu saat menjalani aktivitas. Kelelahan tersebut dapat berdampak negatif terhadap fungsi tubuh dan respon kewaspadaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Apabila terjadi berulang dan jangka panjang, kurang tidur akibat begadang mampu meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit. Berikut enam di antaranya:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Penyakit jantung

Dikutip dari All Things Health, peneliti menemukan hubungan antara bergadang dengan prevalensi penyakit kardiovaskular pada orang dewasa. Karena tekanan darah turun saat tidur, orang yang kurang tidur malam hari lebih mungkin mengalami hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu faktor gangguan jantung dan stroke.

Sering bergadang juga memicu peradangan dan merangsang aterosklerosis, suatu kondisi di mana plak menumpuk di arteri dan membatasi aliran darah ke jantung dan organ lain. Aterosklerosis dapat mengakibatkan kematian.

2. Penyakit hati

Ilmuwan di Swiss menemukan bahwa hati beradaptasi dengan siklus tidur dan bangun tubuh, serta berfungsi sesuai dengan siklus tersebut. Hati mempelajari ritme sikardian tubuh dengan mencatat fase aktif (siang hari) dan fase pasif (malam). Karena itu, hati akan mengembang di siang hari dan menyusut ke ukuran aslinya di malam hari. Bergadang hanya akan membingungkan dan menganggu kinerja hati atau liver.

Sirkulasi darah berfokus pada hati antara jam 11 malam dan 3 pagi, jika tubuh masih bangun di selama waktu tersebut, hati harus bekerja lebih keras dan berisiko mengalami gangguan. Studi lain juga menemukan bahwasannya kurang tidur malam meningkatkan risiko fibrosis hati. Karena berperan besar dalam menghilangkan racun, hati yang rusak akan sangat mempengaruhi kesehatan tubuh.

3. Gangguan usus

Kurang tidur malam dapat mengaktifkan hormon sitokin inflamasi yang ditemukan pada sebagian besar gangguan pencernaan, termasuk refluks gastroesofageal (GERD), sindrom iritasi usus besar (IBS), dan kanker kolorektal. Apalagi jika bergadang dibarengi dengan makan-makan, perilaku ini bisa semakin membahayakan perut.

4. Mempengaruhi otak

Saat bergadang, sistem saraf simpatik akan aktif dan ini memicu terjadinya stres. Bergadang juga menghambat proses pembersihan zat beracun seperti protein beta-amiloid yang berisiko menyebabkan gangguan kinerja kognitif, kemampuan bereaksi, kemampuan fokus dan mengingat.

5. Gangguan mood

Dilansir dari Health, studi Biomolekul 2021 menemukan bahwa, mereka yang bergadang cenderung mengalami gangguan mood sampai gangguan kepribadian. Mereka lebih sulit mengatur emosi dan berpikir jernih atau positif.

6. Risiko diabetes tipe 2

Meta-analisis 2022 yang diterbitkan Advances in Nutrition menemukan, dari 39 penelitian, orang yang begadang memiliki risiko diabetes yang jauh lebih tinggi. Kurang tidur memperburuk kontrol glikemik dan menyebabkan BMI lebih tinggi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus