Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

7 Fakta MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jamaah Haji

Pemerintah meminta seluruh jamaah haji Indonesia mewaspadai MERS-CoV yang ditemukan di Arab Saudi.

15 Mei 2024 | 13.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah meminta seluruh jamaah haji Indonesia mewaspadai Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Sebab, terjadi tiga kasus di Arab saudi hingga jelang musim haji tahun ini.

MERS-CoV adalah virus yang telah menimbulkan kekhawatiran global sejak pertama kali diidentifikasi pada tahun 2012. Virus ini menjadi perhatian khusus bagi jamaah haji, karena berkumpulnya jutaan orang dari berbagai belahan dunia dalam waktu yang relatif singkat menjadi potensi penyebaran penyakit. Berikut adalah beberapa fakta penting yang perlu diperhatikan oleh jamaah haji terkait MERS-CoV:

1. Merupakan Turunan Virus Corona

MERS-CoV, yang berasal dari Timur Tengah, adalah turunan dari virus corona yang dapat mengganggu sistem pernapasan dan berpotensi fatal. Meskipun belum menjadi kegawatdaruratan kesehatan saat ini, penting bagi jemaah haji Indonesia untuk tetap waspada dan mempraktikkan kebersihan dan kesehatan yang baik selama menjalani ibadah haji.

2. Menular Melalui Kontak Langsung dengan Penderita

Penyakit MERS-CoV, dapat menyebar melalui kontak langsung dengan individu yang terinfeksi. Dalam situasi ini, virus dapat dengan mudah ditularkan dari satu orang ke orang lain, meningkatkan risiko penularan di antara masyarakat. Karena itu, penting untuk menghindari kontak dekat dengan individu yang mungkin terinfeksi dan untuk mengambil langkah-langkah pencegahan seperti menggunakan masker wajah.

3. Belum Ada Vaksinnya

Mengutip dari laman Upk.kemkes.go.id, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, ia menyatakan bahwa saat ini belum ada vaksin khusus untuk mencegah infeksi MERS-CoV. Oleh karena itu, penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi sangat penting bagi jemaah haji guna mengurangi kemungkinan terpapar penyakit MERS-CoV.

4. Termasuk Virus Zoonosis

Virus MERS-CoV adalah virus yang awalnya menular dari unta dromedaris yang terinfeksi ke manusia. Virus ini termasuk dalam kategori zoonosis, yang berarti dapat ditularkan antara hewan dan manusia. Penularannya dapat terjadi melalui kontak langsung maupun tidak langsung dengan hewan yang terinfeksi.

5. Asal Muasalnya Belum Sepenuhnya Dipahami

MERS-CoV telah terdeteksi pada unta dromedaris di beberapa negara di Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan. Sejak tahun 2012, 27 negara telah mencatat kasus MERS-CoV, yang mengakibatkan 858 kematian akibat infeksi dan komplikasi yang terkait. Meskipun asal-usul virus ini belum sepenuhnya dipahami, analisis genom virus yang berbeda menunjukkan kemungkinan bahwa virus ini awalnya berasal dari kelelawar dan kemudian menyebar ke unta pada suatu masa di masa lalu.

6. Penularan

Penularan antarmanusia merupakan kemungkinan, walaupun kasus penularan yang terjadi di antara anggota keluarga yang tinggal serumah terbilang sedikit. Namun, dalam konteks layanan kesehatan, penularan dari satu individu ke individu lain tampaknya lebih sering terjadi. Hal ini menyoroti pentingnya kepatuhan terhadap protokol kebersihan dan penggunaan peralatan pelindung diri di lingkungan pelayanan kesehatan untuk mencegah penyebaran MERS-CoV.

7. 35 Persen Pasien MERS-CoV Meninggal Dunia

Dilansir dari laman Who.int, sebanyak sekitar 35 persen dari pasien yang terinfeksi MERS-CoV dilaporkan meninggal, tetapi angka ini mungkin menjadi perkiraan yang terlalu tinggi karena kasus-kasus MERS-CoV yang ringan mungkin tidak terdeteksi oleh sistem surveilans yang ada. Saat ini, tingkat kematian hanya dihitung berdasarkan kasus-kasus yang telah dikonfirmasi secara laboratorium.

MERS-CoV adalah ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, terutama dalam konteks acara besar seperti musim haji. Jemaah haji perlu meningkatkan kesadaran tentang penyakit ini, mengikuti langkah-langkah pencegahan yang tepat, dan bekerja sama dengan otoritas kesehatan untuk meminimalkan risiko penyebarannya. Dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat memastikan bahwa ibadah haji tetap menjadi pengalaman spiritual yang aman dan bermakna bagi semua umat Islam.

Pilihan Editor: 4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus