Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

7 Jenis Sakit Kepala Berlainan Penyebabnya

Sakit kepala berlainan gejala dan penyebab, ada yang ringan hingga berat

20 Juni 2022 | 13.09 WIB

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
Perbesar
ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ada berbagai jenis sakit kepala dengan penyebab dan gejala yang berlainan. sakit kepala tergolong keluhan umum. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hampir setengah dari semua orang dewasa akan mengalami setidaknya sekali sakit kepala dalam satu tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Classification Committee of The International Headache Society mendefinisikan lebih dari 150 jenis sakit kepala yang berbeda. Adapun itu dibagi menjadi dua kategori, yaitu primer dan sekunder. Sakit kepala primer, contohnya migrain dan sakit kepala tegang. Sebaliknya, sakit kepala sekunder penyebab mendasarnya terpisah, seperti cedera atau berhenti konsumsi kafein secara tiba-tiba.

Jenis sakit kepala

1. Migrain

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip Medical News Today migrain biasanya nyeri berdenyut hebat di satu sisi kepala. Seseorang mungkin mengalami kepekaan yang meningkat terhadap cahaya, suara, dan bau. Mual dan muntah juga sering terjadi. Sekitar 25 persen orang dengan migrain mengalami tanda sebelum sakit kepala dimulai. Gangguan visual dan sensorik yang biasanya berlangsung 5 menit hingga 60 menit.

2. Sakit kepala Tension

Sakit kepala tipe tegang ini mempengaruhi kebanyakan orang pada suatu waktu. Kondisi ini muncul sebagai rasa sakit yang konstan di kedua sisi kepala. Gejala lainnya, yaitu kesemutan wajah, kepala, leher, dan bahu. Perasaan tertekan di belakang mata dan kepekaan terhadap cahaya dan suara

Sakit kepala ini terjadi selama 30 menit sampai beberapa jam. Belum ada diagnosis pasti penyebab sakit kepala tegang. Tapi biasanya bermula karena stres, kecemasan, dan depresi.

3. Sakit kepala cluster

Sakit kepala yang parah dan berulang. Cluster enam kali lebih mungkin untuk menyerang laki-laki daripada perempuan. Orang menggambarkan rasa sakit yang  menusuk di belakang atau di sekitar satu mata.

Gejala lain, yaitu mata berair, kelopak mata bengkak, hidung tersumbat atau pilek, kepekaan terhadap cahaya dan suara, kegelisahan. Sakit kepala cluster biasanya muncul tiba-tiba. Sakit kepala ini antara 15 menit hingga 3 jam. Orang dapat mengalami hingga delapan serangan sehari. Sakit kepala ini bisa kambuh harian atau selama beberapa pekan.

4. Sakit kepala saat beraktivitas

Sakit kepala saat beraktivitas tersebab latihan fisik yang berat. Beberapa kondisi yang memicu sakit kepala ini, yaitu berlari, melompat, angkat berat, hubungan seksual, batuk atau bersin Sakit kepala ini biasanya hanya sebentar terasa seperti nyeri berdenyut. Biasanya kondisi ini dialami orang-orang yang punya riwayat keluarga migrain.

5. Sakit kepala hipnik

Sakit kepala hipnik tergolong kondisi langka yang biasanya dimulai ketika orang berusia 50 tahun. Walaupun bisa juga sebelum usia itu. Orang-orang juga menyebut kondisi itu sebagai sakit kepala jam alarm, karena terjadi pada malam hari.

Sakit kepala hipnik, yaitu nyeri berdenyut ringan sampai sedang. Biasanya di kedua sisi kepala. Ini berlangsung hingga 3 jam. Sedangkan gejala lain mungkin termasuk mual dan kepekaan terhadap cahaya dan suara.

6. Sakit kepala sinus

Sakit kepala sinus terjadi dengan sinusitis atau peradangan. Biasanya tersebab infeksi atau alergi. Gejalanya berupa nyeri dan berdenyut di sekitar mata, pipi, dan dahi. Rasa sakit memburuk dengan gerakan atau mengejan dan terkadang menyebar ke gigi dan rahang.

Gejala sakit kepala ini antara lain, nyeri wajah, indra penciuman berkurang, hidung tersumbat, demam, kelelahan, sakit telinga, bau mulut, sakit gigi.

7. Sakit kepala saat menstruasi

Sakit kepala juga bisa tersebab perubahan kadar hormon. Migrain terjadi saat menstruasi akibat perubahan kadar estrogen. Sakit kepala terkait hormon sering berkembang dua hari sebelum atau tiga hari setelah menstruasi. Gejalanya mirip dengan migrain, tetapi bisa bertahan lebih lama.

YOLANDA AGNE

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus