Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Masih banyak mitos yang beredar di masyarakat tentang nutrisi susu, cara mengkonsumsi, dan pengolahannya. Dokter Spesialis Gizi Klinik Christin Santun Sriati Lumbantobing mengklarifikasi segala mitos keliru seputar konsumsi susu kepada masyarakat saat bincang-bincang bersama Greenfields, SayurBox, dan Rumah Sakit Jantung Diagram.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Christin Santun mengatakan, susu mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh setiap harinya. "Kita perlu asupan nutrisi dengan gizi lengkap dan seimbang yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral," katanya dalam keterangan tertulis Greenfields.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Banyak makanan yang dapat dikonsumsi untuk membantu melengkapi asupan gizi harian. Salah satunya adalah produk dairy, seperti susu sapi segar dan olahan susu lainnya, yaitu yoghurt dan keju. Produk susu dan turunannya mengandung protein, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, kalsium, fosfor, dan mineral. Fungsinya juga mendukung kesehatan jantung dan saraf.
Berikut penjelasan Christin Santun atas tujuh mitos tentang nutrisi susu, cara mengkonsumsi yang tepat, beserta pengolahannya:
- Mitos: Produk dairy yang berbeda, seperti susu dan yogurt, tidak dapat dikonsumsi bersamaan.
- Fakta:
Christin Santun mengatakan, tidak mengapa mengkonsumsi berbagai produk susu dan turunannya secara bersamaan. Artinya, seseorang dapat menikmati susu bersama keju atau susu dengan yoghurt. Yang penting, menurut dia, kadarnya jangan berlebihan. Contoh, apabila minum susu 250 mililiter, maka kurangi takarannya jika diberengi dengan makan yoghurt atau keju. - Mitos: Minum susu di malam hari bikin gemuk.
- Fakta:
Prinsip dari kegemukan hingga obesitas yang berarti penambahan berat badan adalah apa yang dikonsumsi melebihi batas kalori harian. Selama tidak melewati batas kalori harian tersebut, maka minum susu di malam hari tidak akan berpengaruh pada berat badan. Menurut Christin Santun, yang perlu diperhatikan adalah jarak antara waktu minum susu dengan waktu tidur. Sebaiknya beri jeda yang cukup untuk tubuh mencerna susu sebelum tidur. - Mitos: Minum susu di malam hari bisa menambah tinggi badan.
- Fakta:
Susu kaya protein dan asam amino yang tinggi untuk mendukung pertumbuhan. Ada beberapa asam amino yang bekerja lebih optimal saat kita beristirahat, termasuk ketika tidur di malam hari. Saat tidur, tubuh dalam kondisi diam atau puasa dan bisa jadi kekurangan energi. Dalam kondisi ini, tubuh akan mengambil energi cadangan, salah satunya dari otot. Dengan minum susu sebelum tidur, maka kita "menabung" asupan energi yang nantinya akan digunakan oleh tubuh saat tidur. - Mitos: Orang yang memiliki intoleransi laktosa tidak bisa minum susu.
- Fakta:
Orang yang mengidap intoleransi laktosa akan mengalami gangguan pencernaan setelah minum susu atau produk turunan susu. Ada yang diare, kembung, mual. Penting untuk dapat membedakan antara alergi susu dengan intoleransi laktosa. Orang yang memiliki alergi susu sama sekali tidak bisa mengkonsumsi susu, namun mereka dengan intoleransi susu tetap bisa minum susu dalam jumlah yang terbatas.
Orang dengan intoleransi laktosa dapat bisa minum susu sekitar 150-200 mililiter per hari agar tubuh tidak bereaksi.
Meski begitu, Christin Santun menganjurkan agar berkonsultasi dulu dengan dokter gizi untuk memastikan apakah orang tersebut mengalami alergi atau intoleransi laktosa. - Mitos: Cara menyimpan susu segar dengan susu UHT sama saja.
- Fakta:
Terdapat beberapa macam susu, seperti susu sapi segar dan susu UHT. Cara menyimpan dua susu ini berbeda. Jika tidak disimpan dengan benar, kandungan nutrisi pada susu akan hilang.
Susu segar yang telah dikemas harus disimpan pada suhu 0-4 derajat Celsius. Susu dengan kemasan yang telah dibuka dapat bertahan selama sekitar empat hari di dalam lemari es dan kurang lebih empat jam pada suhu ruangan. Sedangkan susu UHT dapat disimpan dalam suhu ruangan dan mampu bertahan hingga sembilan bulan. Langsung simpan susu UHT yang sudah dibuka dan tidak habis ke dalam lemari es. - Mitos: Susu full cream adalah pilihan terbaik untuk lansia.
- Fakta:
Para lansia umumnya malas makan karena berbagai gangguan kesehatan. Saat nafsu makan berkurang, salah satu cara yang dilakukan adalah menambah asupan susu. Bagi lansia yang cenderung tidak mau makan dapat diberikan susu full cream dengan jumlah kalori yang lebih tinggi dan lebih padat nutrisi. Lansia yang biasa banyak makan dan memiliki masalah seperti diabetes dapat minum susu rendah gula dan rendah lemak. Yang jelas, sesuaikan produk dairy untuk kebutuhan lansia. - Mitos: Kandungan gizi pada susu akan hilang saat dimasak.
- Fakta:
Produk susu mengandung protein, vitamin, dan mineral yang rentan rusak saat dimasak. Dengan begitu, sebaiknya tidak terlalu lama saat memanaskan susu dan produk turunannya. Jangan sampai berasap apalagi mendidih. Pemanasan dengan suhu yang terlalu tinggi juga dapat mengubah tekstur susu menjadi pecah atau menggumpal.
Baca juga:
Apa Itu Intoleransi Laktosa? Beda dengan Alergi Susu
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.