Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Noviar Dyah Sukma, pengajar di SMKN 4 Malang, Jawa Timur, mengaku senang melihat karya-karya muridnya yang sudah lulus dan bisa ditonton banyak orang secara daring. Ia pun bisa mengajak murid-muridnya menonton animasi karya-karya siswa dan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia untuk belajar. Tak kurang dari 28 SMK dan perguruan tinggi terlibat dalam acara Nonton Bareng Daring Animasi selama sebulan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nonton bareng ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Animakini 2020 yang digelar Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada 28 Oktober hingga akhir November mendatang. Kegiatan ini bisa diakses di link bit.ly/nobaranimakini2020. Selain itu, Animakini diwarnai beragam agenda lain yang bisa menambah pengetahuan tentang dunia animasi. Ada sharing animasi, workshop, seminar, hingga talkshow.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Panitia menghadirkan pemateri dari kalangan para ilustrator, praktisi animasi, dan tokoh-tokoh animator ternama. Mereka antara lain Daryl Wilson, Ketua Asosiasi Industri Animasi Indonesia (Ainaki) dan pemilik Kumata Studio; Kendra Paramita, ilustrator Tempo; dan Rino Meistapha, Founder & Creative Director Aboveankle Studio. Rino baru kembali ke Indonesia setelah 10 tahun lebih bekerja di sebuah stasiun televisi di Kuwait. Ada pula akademikus yang meneliti animasi, yang antara lain berasal dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Animasi Cikini alias Animakini 2020 digelar berbeda dibanding pada tahun sebelumnya. Pandemi Covid-19 membuat semua kegiatannya diadakan secara daring sehingga bisa diikuti siapa pun dan di mana pun. "Enggak bisa ke Jakarta, tapi tetap bisa lihat. Orang daerah seperti kami kan pengin juga lihat, tapi terbentur biaya dan waktu," ujar Nonie, panggilan Noviar, kepada Tempo, kemarin.
Banung Grahita, Kepala Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, juga mengikutsertakan tak kurang 20 karya akhir para mahasiswanya dengan cara memberikan link kepada panitia. "Di playlist ada 20 karya. Rencananya, ada beberapa lagi yang akan diunggah untuk berikutnya," kata Banung. Karya-karya itu sudah tersimpan dalam dokumentasi arsip mereka tiga tahun terakhir.
Dalam setahun ini, mereka berencana mempublikasikan semua karya tugas akhir para mahasiswa. Karya-karya yang diikutkan dalam Animakini 2020 itu mengambil tema "Cerita dan Budaya Nusantara". Dalam setiap tugas, mahasiswa kampus itu memang diharuskan mengangkat lokalitas. "Mahasiswa ditantang membuat karya lokal yang dekat dengan keseharian mereka," ujar Banung.
Workshop Modelling Animasi 3 Dimensi oleh M Thariq Hibatul Haqqi. Dok. Animakini
Karya-karya yang diikutkan itu sebelumnya belum terpublikasi. Kalaupun ada yang terpublikasi, jumlahnya hanya beberapa dan tidak luas. "Kami lalu bikin channel ini dan ada acara nobar (nonton bareng) daring Animakini. Jadi, cukup terbantu banget. Eksposurnya dapat," tutur Banung. Ia mengatakan kegiatan ini membuat mahasiswa mempunyai saluran publikasi karyanya.
Selain itu, kegiatan ini menjadi pembanding dengan kampus lain. "Karena pandemi, jadi ada terobosan. Daring ini membuka akses," ujarnya. Meskipun, Banung menambahkan, bagi kreator acara luring atau tatap muka masih lebih menyenangkan. Sebab, mereka bisa ngobrol, berdiskusi karya, dan bersama-sama melihat karya.
Pesta animasi ini mempertemukan para praktisi di dunia industri dan dunia akademik demi mengembangkan animasi. Ketua pelaksana Animakini 2020, Ehwan Kurniawan, mengatakan tahun ini pihaknya berkolaborasi dengan Ainaki dan Asprodi DKV Indonesia. Nonton bareng adalah salah satu rangkaian acara yang menarik perhatian. "Tujuan nonton bareng secara daring animasi Indonesia ini untuk mengukur dan mengevaluasi kuantitas dan kualitas karya animasi para siswa atau mahasiswa," kata Ehwan.
Dengan demikian, setiap institusi yang terlibat bisa saling menilai dan bekerja sama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Mereka juga bisa saling berbagi pengetahuan serta berjejaring, berintegrasi dengan dunia industri seperti Ainaki, pemerintah daerah, dan komunitas.
DIAN YULIASTUTI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo