Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Benarkah Dampak Diabetes Lebih Buruk pada Wanita Dibanding Pria?

Pakar mengatakan dampak diabetes pada wanita lebih buruk dibanding pria. Cek sebabnya.

4 Juni 2023 | 20.02 WIB

Ilustrasi tes gula darah penderita diabetes (pixabay.com)
Perbesar
Ilustrasi tes gula darah penderita diabetes (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, SpPD-KEMD mengatakan dampak diabetes pada wanita lebih buruk dibanding pria. Salah satunya karena perubahan hormon seperti saat menstruasi hingga menopause sehingga gula darah lebih sulit dikontrol.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Diabetes mempengaruhi pria dan wanita itu sama sebenarnya tapi efek atau akibatnya bagi wanita lebih buruk," kata anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu, wanita dengan diabetes dua kali lebih mungkin terkena depresi dibanding pria. Kemudian, penderita diabetes perempuan juga mengalami peningkatan risiko jantung.

"Wanita pramenopause dengan diabetes akan kehilangan perlindungan terhadap penyakit jantung dan 50 persen lebih berisiko terhadap kematian akibat penyakit jantung daripada pria," ujar Sidartawan.

Risiko kematian lebih tinggi
Wanita lanjut usia penderita diabetes melitus tipe 2 dan penyakit ginjal stadium akhir memiliki risiko kematian yang jauh lebih tinggi daripada pria dengan masalah serupa. Wanita juga berisiko lebih besar mengalami kebutaan akibat retinopati diabetik. Sidartawan menyebut diabetes juga dapat mempengaruhi siklus menstruasi menjadi tidak teratur atau sebaliknya, menstruasi juga dapat mempengaruhi risiko terjadinya diabetes. 

Dia mengatakan penelitian dan pasien-pasien menyadari gula darah cenderung meningkat di fase luteal yang terjadi dua minggu sebelum masa menstruasi. Wanita yang tidak memiliki riwayat diabetes sebelumnya juga mungkin saja terkena diabetes ketika hamil, yang disebut sebagai diabetes gestasional. Meski biasanya hilang setelah melahirkan, diabetes gestasional meningkatkan risiko diabetes di kemudian hari atau pada kehamilan berikut.

"Mereka yang memiliki riwayat diabetes gestasional memiliki risiko 50 persen lebih tinggi terkena diabetes," jelasnya.

Ia pun menganjurkan wanita agar meluangkan waktu merawat diri sendiri, di antaranya dengan makan makanan bergizi seimbang serta berolahraga secara teratur.

"Komunikasi yang baik dengan dokter mengenai efek diabetes terhadap kesehatan wanita juga penting," tegasnya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus