Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Artis Luna Maya harus dilarikan ke rumah sakit setelah memakan olahan telur dadar yang dicampur dengan keripik super-pedas dalam tayangan di kanal YouTube Bobon Santoso, Selasa lalu. Luna Maya sempat sesak napas dan tersedak setelah mengkonsumsi makanan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, artis Irfan Hakim dan sejumlah asistennya juga dilarikan ke rumah sakit lantaran memakan keripik serupa dalam sebuah konten video di kanal YouTube. Walhasil, Irfan harus menjalani perawatan di ruang instalasi gawat darurat untuk mengatasi sakit di perutnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Faktanya, makanan pedas memang sangat akrab dengan selera lidah masyarakat Indonesia. Buktinya, sambal sudah menjadi pelengkap wajib penjual makanan. Bahkan ada sejumlah kuliner yang memang menjual rasa pedas pada makanannya.
Sakit perut karena makanan pedas. TEMPO/Nita Dian
Dokter spesialis penyakit dalam Ari Fahrial Syam mengatakan makanan pedas tak menjadi masalah jika dikonsumsi, asalkan kondisi lambung sehat. Itu pun kadar pedasnya mesti dalam taraf wajar. “Sebab, makanan pedas bisa menimbulkan masalah pada lambung jika dikonsumsi berlebihan,” kata Ari ketika dihubungi, Jumat lalu.
Ari melanjutkan, masalah yang bisa ditimbulkan dari mengkonsumsi makanan pedas berlebih bisa berupa naiknya asam lambung, luka di dinding lambung, mual dan muntah, juga diare. Ari menyarankan agar masyarakat yang mengalami gangguan pada lambung menghindari konsumsi makanan pedas. “Lalu apakah yang lambungnya sehat boleh mengkonsumsi pedas? Jawabannya boleh, tapi jangan level tinggi,” kata Ari.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu khawatir akan penggunaan zat kimia tertentu untuk menambah rasa pedas pada makanan. Menurut Ari, pedas alami dari cabai tentu lebih aman bagi kesehatan lantaran berasal dari senyawa capsaicin.
Singkat kata, senyawa capsaicin yang alami pada cabai saja bisa menimbulkan masalah jika dikonsumsi berlebihan, apalagi bahan kimia yang sejatinya tak alami. “Kalau zat kimia ini bersifat iritatif, tentu bisa menyebabkan kerusakan lambung. Ini yang harus diperhatikan masyarakat karena bisa menimbulkan masalah di lain hari,” kata dia.
Tip Mengkonsumsi Makanan Pedas
Dokter spesialis gizi klinik Elfina Rachmi juga memberikan catatan pada bahan perisa pedas buatan. Ia menyarankan agar masyarakat tidak mengkonsumsi makanan pedas yang bukan murni dari cabai. Sebab, bisa jadi bahan tambahan tersebut mengandung unsur kimia, penyedap pelengkap, hingga pewarna buatan. “Sebab, jika dikonsumsi terus-menerus dalam jangka waktu lama, dapat berisiko penyakit keganasan (kanker),” tutur Elfina.
Jika menggemari makanan pedas, ia melanjutkan, sebaiknya mengkonsumsi cabai atau merica. Sebab, di dalamnya terkandung senyawa capsaicin yang punya kegunaan bagi tubuh, yakni sebagai anti-inflamasi atau antiradang. Fungsi lainnya, bisa untuk mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan metabolisme tubuh.
Namun Elfina mewanti-wanti agar masyarakat tak berlebihan mengkonsumsi cabai. Menurut dia, sebaiknya jumlah konsumsi cabai atau paprika tak lebih dari 50 gram per hari. “Total 50 gram berat murni cabai alami. Jika lebih dari itu, berisiko mengiritasi saluran cerna, asam lambung, nyeri perut, mulas, dan diare.”
INDRA WIJAYA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo