Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Ada baiknya mencari baju Lebaran untuk keluarga sebelum masuk bulan puasa.
Pilih bahan pakaian yang mudah menyerap keringat, seperti katun, linen, dan kaus.
Untuk baju muslim anak, hindari yang banyak aksen dan hiasan
Ramadan belum juga tiba, tapi hati Tika Yuliastuti sudah sibuk memilih baju Lebaran untuk anaknya. Perempuan berusia 34 tahun itu kerap menghabiskan waktu untuk berselancar di sejumlah toko daring di telepon selulernya. Namun Tika masih bingung memilih model pakaian Lebaran untuk anak perempuannya yang berusia 6 tahun. "Bingung pilih model kemeja atau gamis," kata Tika kepada Tempo, Jumat, 10 Maret lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perempuan yang bekerja sebagai pegawai di salah satu perusahaan swasta di Jakarta Pusat itu rencananya membelikan buah hatinya mukena dan tiga pakaian baru. Beruntung, mukena baru sudah berhasil dibeli di salah satu toko daring. "Nah, sekarang giliran cari baju, jadi bingung. Model dan warnanya cantik-cantik," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Tika, ada baiknya mencari baju Lebaran untuk keluarga sebelum masuk bulan puasa. Sebab, pilihan busana sebelum Ramadan lebih mudah didapatkan. Toh, sejumlah toko dan produsen pakaian untuk dewasa dan anak sudah merilis produk edisi Lebaran jauh sebelum Ramadan datang. "Kalau beli sekarang, ukuran dan motifnya masih lengkap."
Sepaham dengan Tika, Erina sudah berburu baju Lebaran untuk anaknya sejak dua pekan lalu. Perempuan berusia 36 tahun itu telah membeli beberapa setel baju muslim untuk sepasang putra-putrinya yang berusia 7 dan 4 tahun. "Alhamdulillah sudah tenang rasanya. Yang penting baju Lebaran untuk anak sudah di tangan," kata Erina sambil tertawa.
Kebetulan, Erina sudah punya toko baju daring langganan untuk kedua anaknya. Walhasil, ia sudah tak bingung lagi memilih pakaian untuk buah hatinya. "Ukuran dan potongan bajunya sudah pas."
Selain itu, Erina sangat memperhatikan bahan untuk pakaian tersebut. Sebab, untuk Lebaran nanti, ia sudah pasti mengajak kedua anaknya bersilaturahmi ke rumah saudara dan kerabat. "Itu bisa seharian, jadi baju yang nyaman wajib banget," tutur dia.
Suasana pusat perbelanjaan Thamrin City jelang lebaran Idul Fitri 1443 H di Jakarta, 24 April 2022. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Lain cerita dengan Roswita, ibu rumah tangga berusia 38 tahun. Ia lebih memilih belanja pakaian Lebaran anaknya pada pertengahan bulan puasa. Alasannya sederhana, ia dan keluarganya sudah terbiasa belanja pakaian Lebaran dua atau satu pekan sebelum hari raya Idul Fitri.
Roswita juga cenderung belanja pakaian di pusat belanja. Tak lupa ia mengajak kedua anaknya. Bagi Roswita dan keluarga, belanja pakaian di pusat belanja menjadi kegiatan yang menyenangkan sekaligus untuk mengisi waktu puasa. "Rasa dan suasananya dapat. Justru ini yang kami tunggu setahun sekali," kata dia.
Selain itu, Roswita mengajarkan anaknya untuk memilih sendiri pakaian yang akan dibeli. Menurut dia, inilah salah satu cara mengajarkan anak kemandirian dan kemampuan untuk mengambil keputusan. "Lagi pula, biar mereka paham selera busananya masing-masing."
Pemerhati fashion sekaligus produsen pakaian dewasa dan anak, Isma Savitri, mengatakan keputusan kapan mempersiapkan pakaian Lebaran untuk anak bebas dipilih, tergantung kondisi masing-masing. Namun, yang pasti, orang tua harus bijak dalam belanja baju Lebaran anak.
Maklum, sebagian orang tua terkadang gelap mata saat menyiapkan pakaian Lebaran baru untuk buah hati. Isma mengingatkan agar membeli pakaian Lebaran anak sesuai dengan kebutuhan. "Hari raya hanya dua hari, masak baju Lebaran sampai ada belasan?" kata perempuan berusia 36 tahun itu.
Isma juga menyarankan orang tua memperhatikan bahan pakaian Lebaran untuk anak. Sebaiknya, orang tua memilih bahan pakaian yang mudah menyerap keringat, seperti katun, linen, dan kaus. Sebab, aktivitas anak-anak cenderung banyak saat merayakan hari raya. Selain itu, Isma menyarankan orang tua memilih pakaian dengan potongan yang longgar sehingga nyaman dipakai untuk beraktivitas.
Menurut Isma, tren busana Lebaran anak tahun ini masih akan didominasi pakaian seragam keluarga. Adapun untuk motif dan model potongannya, mayoritas masih akan berbentuk sederhana seperti pakaian sehari-hari. "Warna-warna earth tone akan menjadi pilihan, seperti kehijauan dan kecokelatan, serta lini warna hangat lainnya."
Satu suara dengan Isma, produsen pakaian muslim anak dan dewasa, Olivia Nugroho, memprediksi pakaian daily wear masih akan menjadi tren fashion Lebaran tahun ini. Menurut dia, pandemi Covid-19 lalu ikut mengubah tren busana.
Masyarakat yang semakin banyak beraktivitas di rumah ikut menghadirkan loungewear atau pakaian yang dipakai di rumah. Meski di rumah, pakaian tetap bergaya tapi dengan motif yang minimalis serta kenyamanan ekstra. "Jadi, baju rumah tapi masih pantas dipakai untuk rapat daring. Dipakai untuk pergi juga masih pantas. Kuncinya ada di pakaian yang simpel dan nyaman," ujar Olivia.
Buktinya, Olivia menyebutkan, sejumlah produsen rumahan hingga merek ternama masih mempertahankan tren busana rumahan sampai saat ini. Bahkan sejumlah merek pakaian sudah merilis baju tema Lebaran yang masih terlihat sederhana dengan warna yang lebih kalem. "Ada juga yang cerah, tapi warna lembut masih dominan," kata dia.
Untuk busana muslim anak, Olivia menyarankan orang tua memilih busana anak yang tak terlalu banyak aksen dan hiasan. Sebab, anak-anak umumnya banyak beraktivitas, terlebih saat bertemu dengan sepupu atau saudara saat merayakan Idul Fitri. Walhasil, ramainya aksen atau ornamen pada pakaian dikhawatirkan bisa mengganggu pergerakan anak.
"Pilih yang nyaman dan gampang pakainya. Jangan sampai anak sibuk dengan pakaiannya sendiri."
INDRA WIJAYA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo