Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Kesehatan Mental dalam Pencegahan Bunuh Diri dan pendiri Emotional Health for All, Dr. Sandersan Onie, mengatakan tindakan bunuh diri dapat menular kepada orang lain. Pakar dari Universitas New South Wales Australia itu mengatakan tindakan bunuh diri menular ini biasa disebut dengan suicide contagion. Orang-orang yang berisiko tertular yang terpapar dengan berita bunuh diri atau dari orang terdekat yang telah melakukan tindakan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi, betul penularan bunuh diri itu bisa lewat berita, bisa orang yang dikenal yang bunuh diri, tentu itu akan berdampak lebih dalam lagi, bahkan kita mendengar ada selebriti yang bunuh diri pun itu meningkatkan risiko juga," ujar Onie.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, suicide contagion merupakan salah satu masalah yang cukup besar untuk dihadapi. Sebagai penanganannya, ia menyarankan untuk membuat rencana keamanan jika orang sedang berada dalam masa krisis atau ketika depresi dan keinginan bunuh diri datang.
"Kalau orang sudah terpapar berita bunuh diri, kita butuh intervensi cepat dan salah satunya lewat rencana keamanan. Untuk membuat rencana keamanan tidak usah menunggu psikolog klinis, itu bisa dilakukan oleh siapa aja," jelas Onie.
Mengutip laman ehfa.id, dalam membuat rencana keamanaan, hal pertama yang harus dipahami oleh oleh orang yang sedang dalam masa krisis adalah mengenal tanda bahaya atau pemicu dari rasa depresi. Misalnya, perasaan tidak berguna dan tidak berharga, merasa tidak ada harapan, insomnia, tidak ingin berbicara dengan orang lain, dan merasa kesepian.
Lalu, buat daftar alasan untuk tetap bertahan hidup. Pikiran bunuh diri biasanya membuat orang lupa pada kebahagiaan sederhana. Cobalah untuk mengingat hal-hal yang membuat bahagia, seperti momen minum kopi bersama keluarga atau teman, tontonan favorit, hingga makanan kesukaan.
Kemudian, jaga tempat tinggal dan lingkungan sekitar aman saat orang sedang mengalami krisis. Salah satu yang dapat dilakukan adalah menyimpan barang-barang yang dapat digunakan untuk menyakiti diri sendiri di tempat yang tidak mudah terlihat.
Lakukan hal-hal yang membuat rasa produktif, senang dan damai seperti membaca buku, mendengarkan musik, membersihkan rumah, merawat diri, olahraga, ataupun memasak. Meskipun terlihat sederhana, hal-hal kecil ini bisa membantu menyingkirkan pikiran buruk.
Saat orang sedang dalam masa krisis, biasanya tidak ingin bertemu dengan orang lain. Namun, berada di antara orang-orang terkasih akan sangat membantu. Tuliskan nama orang-orang yang bisa dihubungi dan bisa menemani di masa krisis atau tuliskan tempat umum yang bisa dikunjungi.
Terakhir, minta bantuan dari profesional saat mengalami krisis. Onie mengatakan membuat rencana keamanan ini dapat dilakukan saat orang dalam kondisi yang sedikit lebih tenang.
"Rencana keamanan adalah kegiatan yang dapat dilakukan setelah orang tersebut berada dalam kondisi yang lebih tenang sehingga tahu apa yang harus dilakukan untuk menjaga diri tetap aman," ujar Onie.
Ia sebuah situs bernama ehfa.id yang bertujuan untuk membantu orang yang mengalami gangguan psikologis dan mempunyai pemikiran bunuh diri sehingga hal tersebut dapat dicegah. Pada laman ini, pengunjung dapat menggunakan serangkaian fitur berbasis penelitian dan dapat menyaksikan video pengalaman orang yang mencegah keinginannya untuk bunuh diri.
Tautan ke sumber daya penting, termasuk database psikolog terdaftar IPK (Ikatan Psikolog Klinis) Indonesia juga dapat ditemukan di sana. Situs ini juga menawarkan serangkaian alat dan formulir awal untuk mengidentifikasi kondisi krisis yang dialami. Selain itu, ada rencana keamanan yang bisa digunakan oleh orang yang memiliki tendensi bunuh diri sebagai bantuan awal mengatasi krisis tersebut.