Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Bukan Panas-Kejang, Bukan Radang ...

Ahli patologi Australia, reye, menemukan gejala- gejala penyakit ganas yang menyerang anak-anak. penyakit yang mirip flu ditemukan pula di RS Sumber Waras. sebagian besar penderita tak tertolong. (ksh)

27 Maret 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ADALAH seorang ahli patologi Australia, Reye namanya. Dalam tahun 1963 ia menurunkan satu tulisan di majalah Lancet tentang ditemukannya gejala-gejala penyakit baru dan ganas yang menyerang anak-anak. Penyakit ini menyerang saluran pernafasan bagian atas. Mirip-mirip serangan flu, dan membangkitkan peradangan di situ. Kadang-kadang muncul pula cacar-air. Biasanya gejala-gejala ini sembuh dengan sendirinya. Tapi malangnya beberapa hari kemudian si penderita terserang panas lagi dan dibarengi dengan muntah-muntah. Dalam waktu singkat kesadaran si penderita menurun. Dia jadi begitu gelisah dan sekujur tubuhnya kejang-kejang dan hilang kesadaran. Tak seorang pun lari penderita yang ditemukan orang Australia itu yang bisa ditolong. Semenjak tulisan itu, Reye jadi terkenal di kalangan ahli penyakit anak-anak. Para peneliti mulai menumpahkan perhatian terhadap penyakit tersebut dan berusaha untuk menemukan apa gerangan yang jadi pasal. Peneliti di Amerika Serikat memperoleh kesan bahwa penyakit ini ada hubungan dengan infeksi yang diakibatkan virus. Sementara ahli dari negara-negara lain menduga penyakit ini disebabkan racun atau produk sampingan obat-obatan yang menimbulkan suatu keadaan kepekaan yang berlebihan yang mengacaukan fungsi sel tubuh. Sebegitu jauh belum ada dalil yang meyakinkan. Karena itu belum ada pula kesatuan pendapat para ahli mengenai penyakit ini. Kesatuan pendapat baru tercapai dalam hal pemberian nama untuk penyakit baru ini. Syndroma Reye, demikianlah dia disebutkan, sebagai penghargaan terhadap penemunya. Di Indonesia? Di Indonesia sendiri gejala-gejala penyakit tadi ditemukan pada bulan Juli 1974. Reye sendiri kabarnya pernah mengunjungi Indonesia untuk mengetahui ada tidaknya penyakit tersebut di sini. Tetapi sebegitu jauh yang menemukannya baru Bagian Anak Rumahsakit Sumber Waras, Jakarta. "Sejak Juni 1974 ada 40 orang yang masuk rumahsakit ini dan 60% dari mereka tak tertolong" kata dr Hansa Wulur. Dia dan beberapa orang teman sejawatnya telah menyampaikan keadaan penyakit ini dalam seminar mengenai penyakit anak-anak bulan Nopember 1975 di Bangkok. Di luarnegeri penyakit ini menyerang anak-anak yang berumur sekitar 6 tahun. Tapi di sini menurut catatan pukul rata berumur 2 1/2 tahun. Dan seorang dari penderita yang tergeletak di rumahsakit itu berumur 8 tahun. Grafik menunjukkan pula bahwa penyakit ini banyak mengambil korban dalam bulan Desember. "Apakah penyakit Reye ini ada hubungannya dengan flu, belum bisa kami pastikan, karena belum ada kepastian tentang menyebarnya flu hanya dalam bulan Desember", ulas Hansa. Dan nenurut dokter ini kalau Reye pada permulaan penyelidikannya tidak menemukan seorang anak pun yang bisa ditolong, di sini gejala penyakit itu bisa sembuh sendiri, kalau penyakitnya memang tak terlalu berat. Radang Otak Ia memperkirakan para orang tua bisa terkecoh dengan penyakit ini. Orang bisa mengira anaknya hanya terserang step atau panas-kejang. Tetapi menurut dokter tadi perjalanan penyakit ini berbeda dengan step. Perjalanan penyakitnya akan melalui fase permulaan, berupa panas yang kemudian bisa sembuh sendiri beberapa hari kemudian disusul panas lagi dengan diiringi muntah-muntah, kejang dan hilang kesadaran. "Ibaratnya kalau anak itu dicubit, dia tidak akan merasa sakit lagi", katanya. Sedangkan panas-kejang kalau sudah sembuh anaknya akan sadar kembali. Sedangkan pada Reye habis kejang-kejang, kesadaran jadi anjlog. Namun untuk menentukan Reye atau tidak, para dokter biasanya akan bekerja sesaksama mungkin. Di Sumber Waras misalnya para dokter anak di situ akan mengambil secuil kecil jaringan hati si anak dari luar dengan alat khusus jaringan organ itu diperiksa dulu, barulah ditentukan apa sesungguhnya yang terjadi. "Anak yang terserang gejala Reye akan terjadi perobahan pada hatinya, begitu juga pada jantung dan ginjalnya", katanya. Orang awam bisa terkecoh dengan paulas-kejang, sedangkan dokter mungkin bisa terkelabui dengan penyakit infeksi otak. Sebab radang otak juga bikin muntah-muntah. Menurut Hansa gejala-gejala penyakit ini memang akan menganggu otak, berupa pembesaran alat berfikir itu karena banyaknya cairan yang masuk ke sekitarnya. Cairan ini jadi berlimpah karena rusaknya hati. Keadaan di mana hati menjadi rusak selama serangan penyakit ini, menurut dia, membawa para peneliti di Muangthai melakukan penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa penyakit tersebut diakibatkan oleh keracunan. Dalam tahun-tahun permulaan betapa menyedihkan usaha para ahli untuk menolong penderita yang masih kanak-kanak itu. Sepuluh tahun yang lalu angka kematian mencapai 100%, tapi kini kemajuan yang menggembirakan sudah dibuat para ahli. Setengah dari penderita penyakit ini bisa disembuhkan. Karena kematian dalam penyakit ini disebabkan oleh pembengkakan otak, maka para dokter akan memberikan obat yang dapat menyembuhkan pembengkakan itu. Dan sama saja dengan semua penyakit lainnya, pemeriksaan secepat mungkin tetap jadi kunci pertolongan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus