Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Cacat Atau Sehat, Silahkan Periksa

Dokter-dokter ahli kandungan di indonesia (rscm) sudah akan dapat menentukan apakah janin dalam kandungan bakal menjadi anak cacat atau tidak. di as berhasil dilakukan pengguguran terpilih.(ksh)

4 Juli 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MEREKA yang mengandung mungkin khawatir apakah anak yang di tunggu-tunggu itu cacat atau sehat. Kecemasan seperti itu sudah bisa dipendam untuk waktu-waktu mendatang. Soalnya mulai tahun depan dokter-dokter ahli kandungan di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, sudah dapat menentukan apakah janin dalam kandungan bakal menjadi anak cacat atau tidak. Dr.Sudraji Sumapraja, Kepala Klinik Raden Saleh, Sub-Bagian Reproduksi Manusia, RSCM yang mengungkapkan rencana itu menyebutkan bahwa prioritas pemeriksaan akan diberikan kepada pasangan yang kemungkinan menurunkan penyakit kerusakan darah (thalassemia). Pelayanan baru itu merupakan hasil kerjasama antara dokter ahli kandungan dan dokter ahli penyakit anak. Sebagai persiapan sekarang ini Dr. Iskandar Wahidayat sedang memperdalam pengetahuannya mengenai analisa darah. "Tetapi ketrampilan yang sangat kita harapkan adalah bagaimana caranya bisa mengambil contoh darah janin dalam kandungan yang masih berumur 16 minggu tanpa mengakibatkan keguguran," kata ahli penyakit anak-anak yang menggondol gelar Doktor dengan disertasi mengenai thalassemia bulan November 1979. "Kalau menurut hasil pemeriksaan janin yang dikandung memang akan menderita thalassemia sebaiknya digugurkan saja. Untuk meringankan beban orang tua, masyarakat dan anak itu sendiri," ucap Iskandar Wahidayat. Sebab menurut penelitian yang pernah dia lakukan selama 19 tahun, anak dengan cacat darah seperti itu hanya akan bertahan sampai 6 atau 7 tahun. Kalaupun ada yang bisa mencapai usia belasan tahun, mereka mengalami kemunduran pertumbuhan fisik. Terkadang malahan kena gangguan mental. Sudraji sendiri nampak bergairah menganjurkan semua wanita hamil di atas 35 tahun untuk memeriksakan kandungan mereka untuk mengetahui bakal cacat tidaknya anak yang dikandung. "Kehamilan dalam usia lanjut mengandung berbagai risiko. Di Amerika Serikat ada keharusan bagi wanita di atas 35 tahun memeriksakan kandungan mereka," kata ahli kandungan yang menggondol gelar Doktor bulan Januari 1980 itu. Jantung Disedot Di negara-negara maju pemeriksaan Janin secara intensif mulai dilaksakan sejak 1975. Ketika itu teknik pemeriksaan amniocentesis (dengan mengambil air ketuban yang menyelimuti janin) dipraktekkan secara luas di rumah sakit. Kalau ditemukan janin terkena Down's syndrome (akan jadi idiot) atas persetujuan suami istri janin tadi segera digugurkan. Terakhir para dokter di Mount Sinai Hospital and Medical School, New York, berhasil "membunuh" salah satu dari janin kembar yang dikandung seorang ibu yang berusia 40 tahun. * Wanita itu bersama suaminya berada dalam pilihan yan amat sulit. Apakah menggugurkan saja janin kembar yang dikandung dan ternyata salah satu menurut penelitian akan cacat mental, atau membiarkan kandungannya terus membesar," tulis Drs. Thomas D Kerenyi dan Usha Chitkara, dua ahli dari rumah sakit tadi. Tulisan mereka tentang itu dimuat dalam jurnal kedokteran New England Journal of Medicine terbitan bulan Juni. Mula-mula wanita yang sudah begitu lama menunggu kehamilan tadi memutuskan untuk menggugurkan saja bayi kembarnya. Karena dia tak bisa membayangkan bagaimana beratnya beban untuk membesarkan seorang anak cacat. Tetapi ketika dokter menceritakan kemungkinan melahirkan janin yang sehat dan "membunuh" yang cacat selagi dalam kandungan, akhirnya si ibu menyetujui rencana dokter tersebut. Ia kemudian berangkat ke pengadilan untuk mendapatkan izin. Dengan menggunakan mesin penghasil suara getaran tinggi untuk mencari posisi janin kembar yang berusia 20 minggu tadi, para dokter dengan hatihati menusukkarl sebuah jarum ke jantung dari janin yang cacat. Dari jantung itu disedot 25 mililiter darah, yang menyebabkan mati. Sedangkan saudara kembarnya selamat. Maka pada usia kandungan 40 minggu (9 bulan) wanita itu berhasil melahirkan seorang anak normal dengan bobot 3 kg. disusul mayat orok seberat 125 gram. Dan bayi yang ternyata sehat itu sekarang sudah berusia 7 bulan. "Pengguguran terpilih" ini merupakan sukses pertama buat AS dan kedua di dunia. Tahun 1978 dokter Swedia pernah melaporkan keberhasilan semacam itu. Belum lama ini Denmark juga mencobanya, tapi gagal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus