Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Cara SANTAI Jaga Kesehatan setelah Lebaran Menurut Dokter

Dokter penyakit dalam menyebut masyarakat perlu memelihara kesehatan usai Lebaran melalui cara paling mudah, yaitu SANTAI. Cek maksudnya.

20 April 2024 | 21.31 WIB

ilustrasi olahraga treadmill (pixabay.com)
Perbesar
ilustrasi olahraga treadmill (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis penyakit dalam di RSUD Kepulauan Seribu Jakarta, Winson Jos, mengungkapkan perlunya mengelola kesehatan tubuh setelah Idul Fitri atau Lebaran melalui kiat SANTAI untuk menghindari penyakit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Kiat SANTAI bersifat alamiah dan tidak terlalu sulit dipraktekkan. Paling tidak kita bisa kembali pada kondisi sebelum Lebaran," kata Winson dalam webinar "Jaga Kesehatan Pasca Lebaran", Sabtu, 20 April 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Winson menjelaskan masyarakat umumnya mengonsumsi makanan yang berasal dari daging, bersantan, atau makanan dan minuman manis saat Lebaran. Menurutnya, hal itu wajar dan boleh bagi siapa saja yang sehat dan tidak memiliki pantangan makanan dan minuman apapun.

Namun demikian, masyarakat perlu memelihara kesehatan melalui cara paling mudah,  yaitu SANTAI. S yaitu Surya, di mana sorang perlu mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup setiap hari untuk menjaga daya tahan tubuh. Selanjutnya A, aktivitas fisik atau olahraga secara rutin dengan durasi minimal 30 menit per hari. 

Nutrisi atau asupan makanan bergizi seimbang setiap hari. Kemudian, Tidur atau istirahat yang cukup minimal 6-7 jam per hari. Air putih yang cukup minimal 1,5-2 liter per hari. Yang terakhir ibadah untuk menjaga kesehatan mental.

"Jaga kesehatan mental supaya tidak stres ini penting sekali, supaya balik ke kondisi awalsebelum Lebaran ya SANTAI saja," ujarnya.

Sindrom Hari Raya
Winson juga mengatakan ada studi yang disebut Sindrom Hari Raya dan biasanya muncul beberapa keluhan penyakit kardiometabolik seperti jantung, stroke, dan lainnya. Risiko penyakit tersebut diperkirakan muncul akibat asupan makanan atau minuman yang tidak terjaga selama Lebaran atau masa liburan, ditambah faktor kelelahan.

Ia menegaskan apabila selama Ramadan nutrisi baik serta tidak ada penyakit seperti gula, tekanan darah tinggi, atau kolesterol maka pada saat Lebaran boleh mengonsumsi daging, makanan bersantan, makanan dan minuman manis. Tetapi apabila pemilik penyakit penyerta terlanjur mengonsumsi makanan tersebut maka perlu dipantau kondisi kesehatannya. Jika ada keluhan atau kondisi kesehatan menurun maka perlu segera berkonsultasi dengan dokter di puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.

"Minimal pengecekan tekanan darah atau gula darah. Setelah itu selalu jaga kesehatan tidak hanya pada saat Lebaran tetapi seterusnya. Setelah Lebaran biasanya makanan tidak terjaga dan kurang istirahat maka perlu pemantauan ekstra," jelasnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus