Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PESULAP dan pembawa acara televisi Deddy Corbuzier, 36 tahun, tak pernah menyangka tip menurunkan berat badan yang ia populerkan telah menarik perhatian banyak orang. Setidaknya sampai kini ia mengklaim ada 9 juta orang yang mengunduh buku elektronik (e-book) tentang metode diet yang dinamai Obsessive Corbuzier's Diet (OCD) itu. Padahal panduan itu awalnya diluncurkan Agustus lalu untuk menjawab keingintahuan teman-temannya tentang diet yang sedang ia lakoni.
Mereka penasaran terhadap diet itu karena badan Deddy bertambah keren. Kita dapat melihat potret Deddy yang memamerkan delapan (bukan enam) kotak otot di bagian perutnya di situs OCD: www.readyforfit.com. Apalagi Deddy menyebutkan, lewat diet ini, pelaku bisa makan tanpa pantangan. Beberapa pesohor yang telah mencobanya pun memberikan testimoni, seperti artis Olla Ramlan, Chicco Jerikho, dan Vicky Zhu, serta Puteri Indonesia 2011 Sabrina Chairunnisa. Akun @DietOcd di Twitter yang baru dibuat Deddy pun sudah lebih dari 4.000 pengikutnya.
Christian Ronald Silaban, 24 tahun, finalis salah satu kontes kebugaran tahun ini, mengaku telah membuktikan keampuhan puasa ala biksu shaolin itu. Chris sekarang bebas makan apa saja tapi lemak tubuhnya turun dari 12 persen menjadi 8 persen. Massa otot—yang biasanya kempis pada orang yang berdiet ketat—juga tidak berkurang. Setelah Chris ikut OCD selama sebulan dengan skema puasa 20 jam, berat badannya turun dari 66 kilogram menjadi 60 kilogram.
"Kalau dulu makannya mesti rebus-rebusan dan dikukus, pokoknya bersih, sekarang enggak," ujar pebisnis bidang properti yang masuk 10 lulusan terbaik Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Jakarta, pada 2010 ini.
Putri Indah, 25 tahun, yang ingin tampak langsing menjelang hari pernikahannya pada pertengahan November mendatang, juga mencoba OCD. Setelah dua pekan menjalaninya, ia mengaku bobotnya turun dari 72 kilogram menjadi 69 kilogram. "Aku coba yang jendela makan empat jam. Jadi puasa 20 jam. Sampai sekarang masih, tapi dicampur puasa sunah biar optimal," kata Putri, yang sewaktu dihubungi pekan lalu sedang berada di Pangkalpinang, Bangka.
Puasa memang inti dari OCD. Tapi puasa OCD berbeda dengan puasa Senin-Kamis atau puasa Ramadan yang dijalani umat Islam. Lama puasa OCD bisa sampai 24 jam dan selama puasa boleh minum air putih, air teh, atau minuman lain yang tidak berkalori. Saat berbuka atau istilah Deddy "jendela makan", pelaku OCD boleh melahap apa saja dan makan beberapa kali asalkan tidak menjadi rakus.
Menurut Deddy, pola diet ini sebenarnya sudah sangat lama diterapkan di Cina, tapi sekarang terlupakan. Dia baru mengetahui pola diet ini ketika bertandang ke Hong Kong lima tahun lalu untuk berlatih bela diri kepada Ip Chun—putra Ip Man, tokoh kungfu legendaris Cina, guru Bruce Lee. Selama di sana, Deddy bercerita, ia memakai mobil sewaan yang sopirnya berusia 72 tahun tapi wajah dan postur tubuhnya seperti orang 40-an tahun. Singkat cerita, dari sopir itulah dia tahu ilmu diet ini.
Pola diet OCD sederhana. Intinya adalah puasa dengan skema yang fleksibel, yaitu selama 16 jam, 18 jam, 20 jam, hingga 24 jam. Deddy mengaku telah menjalaninya selama hampir tiga bulan. Untuk berbuka puasa, dia memilih menu nasi rames dengan ayam goreng dan telur, dilanjutkan dengan makan buah, seperti mangga. Menjelang habis waktu berbuka, ia mengkonsumsi apa pun yang tersedia saat itu. "Bisa susu atau roti kalau lagi ada," katanya.
Biasanya ia buka puasa sekitar pukul 15.00 dan terus makan sampai pukul 19.00, karena ia mengambil pola puasa 20 jam. Dengan berpuasa dari pukul 19.00 hingga 20 jam kemudian, ia akan melewatkan sarapan pagi, yang memang dalam program dietnya itu termasuk hal yang harus dihapus dari kebiasaan. Memang bertentangan dengan rekomendasi para ahli gizi selama ini. "Tidak makan pagi itu lebih baik dibanding tidak makan malam. Sarapan bagus untuk tubuh itu hanya pola pikir yang berkembang di masyarakat," ujar Deddy beralasan.
Selain melewatkan sarapan, ia menganjurkan pelaku OCD mengambil satu-dua hari untuk berpuasa 24 jam penuh. Ia yakin puasa itu akan menyempurnakan pembakaran lemak. Dalam hitungan Deddy, tanpa aktivitas berat pun dengan OCD 24 jam lemak tubuh yang terbakar bisa mencapai seperempat kilogram. Soalnya, tubuh bisa membakar dari 1.300 hingga 2.000 kalori tanpa henti dalam sehari. Jika tidak ada makanan yang masuk, otomatis lemak yang ada di dalam tubuh yang dibakar.
Puasa dalam jangka waktu yang lama itu didasarkan pada hasil riset yang Deddy dapat di berbagai situs kesehatan. Sejumlah riset menyatakan puasa lebih dari 14 jam akan memicu produksi hormon pertumbuhan atau human growth hormone (HGH) lebih tinggi. HGH berfungsi mempercepat pembangunan otot dan pembakaran lemak; meningkatkan libido; serta hal positif lainnya. "Puasa itu kan bagus. Semua agama buktinya menerapkan karena memang secara alamiah ini baik untuk tubuh," kata Deddy.
Freddy Wilmana, Ketua Komisi Terapi dan Obat-obatan Indonesia, mengatakan diet yang dipopulerkan Deddy ini dikenal di dunia medis dengan istilah intermittent Âfasting. "Diet ini sudah lama ada dan berkembang di Amerika Serikat. Cuma dari mana asalnya memang kurang diketahui. Mungkin saja benar dari para biksu dulu," ucap Freddy, yang spesialis farmakologi klinis di Rumah Sakit Pondok Indah.
OCD atau intermittent fasting, kata dia, lebih aman bagi tubuh karena, selama puasa, pelaku diet dibolehkan minum air. Ia menjelaskan, pola diet ini sebenarnya memang bertujuan membakar lemak yang optimal sehingga lebih cocok diterapkan oleh mereka yang kadar lemak di tubuhnya lebih dari 20 persen.
Pembakaran di dalam tubuh, menurut Freddy, pertama-tama adalah membakar gula dari makanan yang diasup selama enam-delapan jam. Jika gula sudah habis, tubuh akan beralih membakar lemak. "Tidak perlu khawatir tubuh akan mengambil protein dari otot karena sistematisnya lemak dulu yang dibakar," ujar Freddy, yang mengaku memakai pola diet ini untuk mengontrol lemak tubuhnya.
Adapun spesialis gizi klinik dari Siloam Hospitals, Samuel Oetoro, menyebut diet ala Deddy hanya cocok untuk orang-orang tertentu. "Untuk yang kegemukan atau obesitas, ini memang cocok. Tapi kalau lemak tubuhnya sudah rendah lalu diet dengan puasa jangka panjang ini harus hati-hati."
Ia menjelaskan, diet OCD perlu diwaspadai bagi orang yang kemampuan adaptasi tubuhnya lemah. Menurut Samuel, salah satu dampak berpuasa dengan rentang waktu 20-24 jam adalah memicu risiko terjadinya pemecahan lemak secara berlebihan atau ketosis. Kondisi ini bisa menyebabkan pelaku diet pingsan karena terlalu lemas. Selain itu, mengakibatkan pelaku kurang berkonsentrasi dalam aktivitasnya.
Samuel juga mematahkan argumen Deddy soal puasa berlama-lama akan memicu produksi HGH lebih tinggi. Menurut dia, puasa memang memicu produksi HGH, tapi tidak seoptimal ketika tubuh beristirahat atau sedang tidur. Kondisi tidur sama dengan berpuasa karena tubuh tidak mengkonsumsi apa pun saat itu.
Selain itu, pola diet ini dikhawatirkan memiliki efek weight cycling, yaitu berat badan si pelaku turun sangat cepat tapi berisiko kembali naik dengan cepat pula. Dia mengingatkan kehebohan para pelaku OCD di dunia maya yang mengklaim bisa turun hingga 6 kilogram dalam beberapa pekan saja. Hal itu, menurut Samuel, sangat berbahaya,
"Amannya dalam sebulan maksimal turun berat tubuh 4 kilogram. Itu pun harus diawasi oleh pakar nutrisi agar jangan sampai ada efek samping."
Gustidha Budiartie
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo