Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SATU program percontohan untuk mengebalkan wanita terhadap
kehamilan sedang dirancang sekarang ini di Australia. Program
tersebut mencakup percobaan-percobaan klini yang dilaksanakan
di Universitas Flinders, Adelaide. Memakan waktu setahun.
Profesor Warren Junes seorang ahli kandungan dan menjabat Ketua
Panitia Acara Mengenai Cara-cara Immunologi Pada Pengawasan
Kesuburan WHO menyatakan keyakinannya bahwa vaksin kontraseptif
yang dikembangkan di Australia itu akan terbukti sebagai suatu
cara yang murah dan aman untuk kontrasepsi jangka panjang.
Pembuatan vaksin anti-hamil telah dimulai di Australia sejak
awal tahun enampuluhan. Sebanyak 7 juta dolar Australia telah
dikeluarkan WHO untuk menemukan dan membuat vaksin tersebut.
Vaksin itu sudah pernah dicobakan di Amerika Serikat terhadap 80
ekor kera bavian. Kaum betina dari kelompok kera percobaan itu
ternyata tidak hamil. Namun negara tersebut belum berkenan
melaksanakan percobaan terhadap manusia, sebelum melaksanakannya
terhadap binatang yang lebih mendekati kondisi manusia, yaitu
kera chimpanse.
Percobaan di Australia itu mula-mula akan dilakukan terhadap
wanita yang telah disterilkan (dibersihkan), untuk meyakinkan
bahwa penggunaannya pada wanita subur memang sip.
Sesungguhnya vaksin anti-hamil bukan hanya Australia yang telah
membuatnya, India pun sudah pernah dan sedang dicobakan juga
untuk wanita di sana. Tctapi vaksin Australia yang dibuat Dr
Hugh Niall, 39 tahun dan Dr Geoffrey Tregear, 30 tahun,
samasekali berbeda dengan vaksin India. Prof Jones menjelaskan
bahwa vaksin India tersebut dibuat dari hormon HCG (human
chorionic geoladotropin) yang hanya dihasilkan oleh wanita
hamil. "WHO sendiri menganggap vaksin itu tidak aman," katanya.
Sedangkan vaksin Australia hanya mempergunakan bagian dari
molekul HCG, karena itu tidak akan bereaksi terhadap hormon
tubuh lainnya apalagi merusakkannya. Karena itu rupanya vaksin
ini dianggap lebih aman terhadap tubuh si pcllerima suntik
kekebalan.
Vaksin anti-hamil ini bekerja denan merusak sel-sel yang
menghasilkan hormon HCG yang dibutuhkan untuk kelangsungan
kehamilan. Dengan cara itu dia mencegah menetapnya telur yang
subur dalam kandungan. "Pengaruhnya ialah untuk mencegah
kehamilan, bahkan sebelum kehamilan ltu diketahui. Jadi bukan
untuk mengadakan pengguguran," kata Jones.
Ekor Molekul
Kabarnya vaksin anti-hamil ini belum bisa disediakan untuk umum
dalam tempo 5 tahun mendatang. Ini bisa difahami karena untuk
membuat pil antihamil yang sekarang lagi ramai-ramainya dipakai,
diperlukan waktu 15 tahun. Pil anti hamil sekarang ini
pemakaiannya untuk jangka waktu tertentu masih harus mendapat
kontrol dari seorang ahli. Karena efek sampingnya, wanita kita
sering dinasihatkan untuk menyelang-nyelingi pil tersebut dengan
metode kontrasepsi yang lain. Sedangkan vaksin baru ini, seperti
dikatakan Prof Jones, "tanpa akibat sampingan bagi wanita yang
ingin proteksi jangka panjang tapi tak ingin dimandulkan."
Sejarah pengembangan vaksin ini bermula pada penelitian Dr
Vernon Stevens, mahaguru Biologi Reproduksi di Ohio State
University, AS yang menyatakan jika ovum yang subur tidak
mendapat HCG maka kehamilan akan berakhir. Horrnon HCG yang asli
itu sendiri dianggap sebagai dasar yang memungkinkan untuk
pembuatan vaksin antihamil. Cuma masalahnya agak rumit, karena
HCC ternyata mempunyai struktur kimia yang sama dengan tiga
hormon yang dihasilkan dalam kelenjar yangberada di bawah otak.
Suatu vaksin yang pembikinannya didasarkan pada penggunaan HCG,
selain menllasilkan antibodies terhadap HCG, juga merusak
ketiga hormon tersebut. Dua dari ketiga hormon itu membantu
mengontrol fungsi menstruasi, sedangkan hormon yang satu lagi
mempunyai peranan biologis yang penting. Karena itu struktur
kimia dari berbagai hormon tadi harus lebih dulu diuraikan.
Dr Frank Morgan seorang sarjana kedokteran AS terkemuka juga
punya andil besar dalam penemuan vaksin anti-hamil yang sekarang
ini. Karena dialah yang berhasil mengungkapkan struktur HCG.
Molekul hormon tersebut ditemukannya memiliki dua rantai protein
yang saling menjalin, satu struktur yang sesuai benar dengan
struktur ketiga hormon lainnya. Perbedaannya terbukti terdapat
pada rantai kedua yan dalam molekul HCG ditemukan memiliki
bagian ekor tambahan yang tidak didapatkan pada molekul lainnya
dan yang mengandung 35 amino acids. Sejak itu perhatian
dipusatkan pada bagian ekor molekul.
Lantas Prof Stevens minta Dr Niall dan Dr Tregear, yang waktu
itu bekerja di Universitas Harvard, kalau-kalau mereka dapat
membuat suatu replika sintetis dari ekor molekul itu. Kedua
sariana Australia itu memang ahli dalam kimia peptide. Satu
cabang ilmu kimia yang mempelajari struktur kimia protein yang
kecil sekalipun, yang mungkin hanya berisi kurang dari 100 amino
acids. Mereka berdua berhasil. Peptide seperti bagian ekor
molekul HCG dapat dibuat tiruannya dalam satu laboratorium.
Sekalipun untuk membuat satu molekul besar yang kompleks seperti
HCG secara teknis belum munekin.
Kedua sarjana itu pulang ke benua kelinci. Di sini sclama 3
tahun mereka bekerja keras untuk menyelesaikan tugas mereka.
Setelah mereka berhasil membuat tiruan peptide lantas mereka
mencobakan vaksinnya terhadap kelinci. Dari percobaan itu mereka
menemukan vaksin tersebut menghasilkan antibodies yang
menetralisir seluruh molekul HCG, tapi tidak mempunyai pengaruh
yang nyata pada hormon-hormon lainnya. Sebagaimana kata Prof
Jones, tokoh WHO dalam bidang penanggulangan masalah kesuburan
pada wanita, "keuntungan vaksin ini ialah efeknya yane selektif.
Hanya pada satu hormon. Yang justru ada selama masa kehamilan.
Sebaliknya pil kontraseptif mempunyai efek yang lebih luas dan
berubah-ubah terhadap prosesbiologi tubuh manusia."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo