Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Info Hidup Sehat

19 Desember 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ibu Bekerja Lebih Jarang Stres

Sebuah penelitian yang dilakukan Asosiasi Psikologi Amerika Serikat (APA) menyatakan, ibu yang terus berada di rumah lebih rentan mengalami stres ketimbang yang memiliki pekerjaan sampingan atau bekerja penuh.

Cheryl Buehler, profesor Human Development and Families dari Universitas North Carolina, Greensboro, Amerika, dan rekannya, Marion O’Brien, menganalisis sejumlah jawaban atas wawancara yang dilakukan terhadap 1.300 ibu. Dari jawaban mereka, Buehler dan O’Brien memperoleh fakta bahwa ibu yang mempunyai pekerjaan sampingan memiliki kesehatan yang lebih baik dan jarang terkena gejala depresi dibanding ibu yang seluruh waktunya dihabiskan di rumah.

Kondisi terbaik adalah saat seorang ibu memiliki pekerjaan sampingan. Mereka lebih bahagia dibanding ibu yang tidak bekerja atau yang bekerja full time. Ini karena ibu yang memiliki pekerjaan sampingan tetap terlibat langsung dan mempunyai waktu dalam mempersiapkan kebutuhan sekolah anaknya. Di sini lain, mereka tetap memiliki kesempatan belajar terhadap hal baru.

Adapun yang paling rentan terhadap stres adalah ibu yang tidak bekerja dan memiliki anak balita. "Ibu yang memiliki anak usia balita dan prasekolah lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah dan terisolasi dari lingkungannya dibanding ibu yang mempunyai anak usia sekolah. Karena itu, mereka lebih rentan stres," ujar Buehler.

Cheta Nilawaty

Radiasi dan Kemoterapi Tak Berpengaruh pada Janin

Sebuah penelitian di Amerika Serikat dan Kanada menyebutkan, radiasi dan kemoterapi yang diberikan kepada pasien kanker berusia muda tidak berisiko membuat anak-anak mereka lahir cacat. Para peneliti menyebut temuan yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Oncology ini sebagai "meyakinkan".

Untuk studi ini, Lisa Signorello dari International Epidemiologi Institute di Rockville, Maryland, Amerika, meneliti 2.800 penderita kanker di kedua negara tersebut. Signorello dan rekan-rekannya mencatat semua kasus cacat lahir pada anak-anak penderita kanker. Kemudian ia membandingkan persentase bayi yang lahir cacat dari ibu penderita kanker yang menjalani kemoterapi atau radiasi dengan ibu penderita kanker yang tidak menjalani kemoterapi atau radiasi.

Dari 4.700 bayi yang lahir dari penderita kanker yang menjalani kemoterapi dan radiasi, hanya 129 bayi atau di bawah 3 persen yang cacat saat lahir, seperti mengalami bibir sumbing, menderita Down syndrome, dan mengalami kelainan jantung. Angka ini kurang-lebih sama dengan anak-anak dari ibu penderita kanker yang tak melakukan pengobatan dengan kedua cara tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus