Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Inilah Perbedaan Batu Empedu dengan Batu Ginjal

Batu empedu dan batu ginjal adalah dua kondisi medis yang berbeda, meskipun keduanya melibatkan pembentukan kristal atau batu di dalam tubuh.

2 Juni 2024 | 08.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Batu empedu dan batu ginjal adalah dua kondisi medis yang sering membingungkan karena keduanya melibatkan pembentukan kristal atau batu dalam tubuh. Meski begitu, keduanya memiliki perbedaan signifikan dalam lokasi pembentukan, komposisi, penyebab, gejala, dan pengobatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Batu Empedu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Healthline, batu empedu terbentuk di dalam kantong empedu atau saluran empedu. Kantong empedu adalah organ kecil berbentuk seperti buah pir yang terletak di bawah hati. Organ ini berfungsi menyimpan dan mengeluarkan empedu, cairan pencernaan yang diproduksi oleh hati dan diperlukan untuk pencernaan lemak.

Batu empedu umumnya terbentuk dari kolesterol yang mengeras atau pigmen bilirubin (batu pigmen). Kolesterol adalah komponen utama dari mayoritas batu empedu. Pada beberapa kasus, batu empedu juga dapat terbentuk dari kalsium yang bergabung dengan bilirubin atau zat lain.

Ada beberapa faktor risiko yang berkontribusi terhadap pembentukan batu empedu. Di antaranya adalah obesitas, diet tinggi lemak dan kolesterol, kurangnya aktivitas fisik, kehamilan, dan kondisi medis tertentu seperti sirosis hati.

Faktor genetik dan usia juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami batu empedu. Wanita lebih rentan terhadap batu empedu dibandingkan pria, sebagian karena hormon estrogen yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam empedu.

Gejala batu empedu bervariasi, dari ringan hingga parah. Nyeri hebat di perut bagian kanan atas, yang dapat menjalar ke punggung atau bahu kanan, adalah salah satu gejala utama. Selain itu, penderita mungkin mengalami mual dan muntah, serta demam jika ada infeksi. Gejala sering kali dipicu oleh makanan berlemak yang memicu kantong empedu untuk berkontraksi.

Pengobatan batu empedu bervariasi, tergantung pada ukuran dan lokasi batu. Untuk batu kecil yang tidak menyebabkan gejala, pengobatan mungkin tidak diperlukan. Namun, jika gejala muncul atau batu menyebabkan penyumbatan, pengobatan yang mungkin termasuk obat-obatan, prosedur non-bedah seperti Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP) atau operasi untuk mengangkat kantong empedu (kolesistektomi).

Batu Ginjal

Dikutip dari Cleveland Clinic, batu ginjal terbentuk di dalam ginjal atau saluran kemih, termasuk ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal adalah organ yang berfungsi menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah untuk membentuk urine. Batu ginjal bisa berada di mana saja dalam sistem saluran kemih.

Batu ginjal dapat terbentuk dari berbagai zat, termasuk kalsium oksalat, kalsium fosfat, asam urat, dan struvit (magnesium ammonium fosfat). Batu kalsium adalah yang paling umum, tetapi faktor diet dan kondisi kesehatan tertentu juga dapat mempengaruhi komposisi batu ginjal.

Penyebab batu ginjal meliputi dehidrasi, diet tinggi garam, protein, dan gula, kondisi medis tertentu seperti infeksi saluran kemih dan gangguan metabolisme, serta penggunaan beberapa jenis obat. Genetik juga memainkan peran penting dalam risiko pembentukan batu ginjal.

Gejala batu ginjal sering kali meliputi nyeri hebat di punggung bagian bawah atau samping, yang bisa menjalar ke perut bagian bawah dan selangkangan. Penderita juga mungkin mengalami darah dalam urine, urine keruh atau berbau busuk, sering ingin buang air kecil, serta sensasi terbakar saat buang air kecil. Mual dan muntah juga bisa terjadi, terutama jika batu menyebabkan penyumbatan yang signifikan.

Pengobatan batu ginjal bergantung pada ukuran dan lokasi batu serta tingkat ketidaknyamanan yang dialami pasien. Untuk batu yang kecil, minum banyak air untuk membantu meluruhkan batu mungkin cukup. Namun, untuk batu yang lebih besar atau yang menyebabkan gejala berat, pengobatan mungkin meliputi obat-obatan untuk meredakan nyeri dan meluruhkan batu, prosedur non-invasif seperti lithotripsy (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy - ESWL), atau prosedur bedah seperti ureteroskopi atau pembedahan terbuka.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus